1

269 27 2
                                    

Miyuki tersenyum tipis.

Memang sudah harusnya begini, kan?

Ambernya menatap lurus. Sebuah punggung kokoh tepat berada di depan pandangan, lengkap dengan jas putih yang membalut badan tegap namun terlihat mungil dimatanya.

Surai dark brown yang selalu ia usak dulunya kini tertutup peci yang warnanya senada dengan jas yang putih, memberi kesan bahwa hari ini adalah hari yang sangat spesial.

Disebelah sosoknya, terduduk seorang gadis dengan kebaya putih memikat. Kecantikannya menguar, seolah meneriakkan keras-keras bahwa hari ini dialah yang tercantik diantara gadis-gadis lainnya.

Kepala keduanya tertutup kain putih transparan.

"Saya terima nikah dan kawinnya, Wanda Kanara Nandakusuma binti Wira Nandakusuma, dengan mas kawinㅡ"

Ah, suara ini.

Pernahkah Miyuki mengatakan betapa sukanya dia terhadap suara ini?

Walau saat ini, suara itu mengeluarkan untaian kata yang mengiris hatinya perlahan.

Lagi-lagi amber Miyuki memandang penuh perih. Ijab mulai mengudara memecah hening, sepasang pemuda dan pemudi duduk tepat didepannya, melakukan ritual sakral yang akan mengikat mereka hingga maut menjemput.

Hati Miyuki menjerit sakit, harusnya ia yang berada di sana.

Bukan gadis itu.

"Sah?"

"Sah!"

Lantas, setitik air dari pelupuk matanya jatuh membasahi telapak tangan.

Sosok yang Miyuki cintai seumur hidupnya, telah dimiliki oleh orang lain.

_______________________

sempiternal

Elsoul59's Present

Diamond no Ace diciptakan oleh Yuji Terajima, saya tidak mengambil keuntungan materiil dari fanfiksi ini

Pair

Mifzan Yuanda Kinan Praharsa as Miyuki Kazuya

Elang Ivander Juna Kayana as Sawamura Eijun

Rate

T

Genre

General, Hurt/Comfort

Alternatif Universe yang di buat dengan cita rasa kearifan Lokal

Warn(!) bxb, shounen-ai, typo(s), minor edit, mengandung konten sensitif tentang agama, Fanon, non baku, lokal!au, etc.
.
.
.
.
.
Enjoy
_________________

"Kenapa, ma?"

Miyuki natap mamanya malas.

Nyonya Praharsa senyum cantik, "kamu mau ikut pengajian ga? Mama bilangin ke ustadz Haris."

Anak tunggal keluarga Praharsa cuma ngehela nafas pendek. Ga mau ngebantah mamanya, karena dia tau mamanya cuma nyoba ngebantu dia sama masalahnya dia.

Sempiternal [Misawa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang