Epilog

180 21 6
                                        

sempiternal

Elsoul59's Present

Diamond no Ace diciptakan oleh Yuji Terajima, saya tidak mengambil keuntungan materiil dari fanfiksi ini

Pair

Mifzan Yuanda Kinan Praharsa as Miyuki Kazuya

Elang Ivander Juna Kayana as Sawamura Eijun

Rate

T

Genre

General, Hurt/Comfort

Alternatif Universe yang di buat dengan cita rasa kearifan Lokal

Warn(!) bxb, shounen-ai, typo(s), minor edit, mengandung konten sensitif tentang agama, Fanon, non baku, lokal!au, etc.
.
.
.
.
.
Enjoy
_________________

Kota Jakarta sedang mendung.

Rintik hujan kemudian membasahi permukaan bumi, semerbak petrichor tercium setelahnya.

Panas Jakarta sedang diredam oleh rintik yang dijatuhkan cakrawala.

Namun, bau petrichor yang selalu disebut membawa ketenangan bagi beberapa orang kini justru membawa sedih untuk keluarga Kayana dan kerabat.

Puluhan tahun telah berlalu, banyak hal yang terjadi dan banyak pula hal yang membekas dan tidak lekas menghilang dalam ingatan.

Sekarang, di sini, berdiri sosok Mifzan Yuanda Kinan Praharsa dengan raga yang telah usang di telan waktu. Ambernya yang mulai lelah menatap sendu pada gundukan tanah basah dengan nisan beraksara Elang Ivander Juna Kayana.

Telinganya tak bisa lagi mendengar isak tangis dari anak-anak serta istri atau dari kerabat yang ditinggalkan sosok si bungsu Kayana. Miyuki terlampau hanyut pada duka.

Miyuki dan Eijun itu hanya kisah lama.

Kisah yang telah lama berakhir.

Namun tetap saja, kisah lama ini masih membekas diingatan yang mulai kabur seiring bertambahnya usia.

Lantas ketika semua orang telah meninggalkan tempat peristirahatan terakhir Eijun, Miyuki masih berdiri di sana. Menatap nisan dari sosok dahulu menjadi patah hati pertamanya.

Miyuki mencintai istrinya atas izin Allah, namun cinta terlarang yang dirinya rasakan untuk sosok beraksara Elang Ivander Juna Kayana itu masih ada. Tersimpan rapi di sudut hatinya, tanpa seorang pun bisa menyingkirkannya.

Kemudian, liquid bening menetes dari mata tuanya. Miyuki berjongkok, tak peduli lagi jika saat ini dirinya basah kuyup karena payungnya yang dia jatuhkan begitu saja.

Tangannya mengepal, raganya yang tidak lagi muda membungkuk, mencium aksara nama Eijun yang tertera pada nisan.

"Elang?" Panggil Miyuki parau.

Sempiternal [Misawa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang