•
•
•Sinar matahari kian beranjak, perlahan bergerak menuju peraduan, sebelum akhirnya tenggelam, tergantikan pekatnya sang malam.
Di sebuah ruangan dengan ranjangnya yang besar, Jungkook sibuk mengatur napas. Menarik napas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan. Sungguh, degup jantung pria itu berdetak dengan sangat kencang dan tidak beraturan.
Sesekali ekor mata pria itu bergerak, melirik dentingan teratur jarum jam di atas nakas. Dimana waktu telah menunjukkan pukul Empat sore waktu setempat, dan itu tandanya waktu penerbangan menuju Swiss, hanya tinggal beberapa jam saja.
"Kau kenapa?" Suara Lisa menguar memecah hening yang melanda. Dan suara gadis yang masih terlihat sibuk berkemas itu, seketika menarik atensi Jungkook sepenuhnya.
Jungkook menoleh, mengalihkan fokusnya pada Lisa yang kini telah menggeser tubuh dan berdiri tepat di hadapannya.
Namun, suasana yang menghening tak urung membuat kening Lisa mengernyit. Semburat garis-garis tipis nan samar, memenuhi dahi gadis itu. Dan oh, lihatlah kedua sudut bibir Jungkook yang tertarik ke bawah itu, terlihat... Menggemaskan!
Grep,
Lisa terhenyak kala Jungkook meraih pinggang mungilnya. Pria yang tengah duduk di tepi ranjang itu lantas membenamkan wajahnya di area dada Lisa. Bukan bermaksud mesum, hanya saja... Lisa dapat merasakan debaran kuat di dalam dada Jungkook kala tubuh mereka saling menempel tanpa jarak.
"Aku... Gugup." Suara Jungkook menguar lirih. Terdengar tenggelam, dan hampir tak tedengar.
Pengakuan Jungkook ini, tak ayal membuat Lisa hampir saja terbahak. Namun, karena tak ingin menyinggung kegugupan Jungkook, sebisa mungkin gadis itu menahan gelak tawanya. Hingga akhirnya, dengan sebuah helaan panjang beserta usapan lembut pada puncak kepala Jungkook, Lisa mulai bersuara,
"Memang, apa yang membuat mu gugup? Jika di lihat dari segi manapun, ku rasa kedua orang tuaku akan menyukai mu,"
Ucapan Lisa tak ayal membuat kedua mata Jungkook mengerjap lambat. Hingga seperdetik berikutnya, Jungkook mendongak, menatap Lisa yang juga tengah menatapnya itu.
"Benarkah?" Tanya Jungkook, mencoba meyakinkan pendengarannya sendiri.
Lisa mengangguk pasti. "Jika kau memikirkan ucapan ku tentang ayah yang tak menyukai Taehwan oppa, ku rasa itu akan berbeda dengan mu. Jadi tenanglah, jangan memikirkan apapun." Lisa kembali berucap dengan yakin. Rupanya, gadis itu tengah berusaha menenangkan Jungkook. Lisa paham, segalanya terlalu mendadak dan pria itu tak memiliki persiapan apapun. Terlebih kesiapan batin saat menemui orang tua sang kekasih, itu suatu hal yang utama bukan?
"Jadi, tenangkan dirimu Jungkook. Dan... Bisakah kau lanjutkan berkemas? Periksa lagi barang-barang mu, ada yang tertinggal atau tidak. Aku akan membersihkan badan dulu, setelah itu kita berangkat ke bandara."
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day, One Kiss! || Lizkook [END]✓
Fanfiction[M] Lalisa dan Jungkook bukanlah sepasang kekasih. Mereka berdua bertemu secara tidak sengaja di sebuah Bar malam itu. Keduanya tidak saling mengenal, namun berakhir dengan saling memeta tubuh satu sama lain demi mencari sebuah pelampiasan. Mungkin...