•
•
•Di penghujung senja ini, sebuah Range Rover Velar berwarna putih tampak melenggang di jalanan lenggang kota Bern-- Swiss, dengan membawa dua presensi berlainan jenis yang berada di dalamnya.
Lisa dan Jungkook. Kedua insan tersebut memang tengah menghabiskan waktu bersama. Sekedar berjalan-jalan guna menghirup udara segar kota Bern sekaligus membeli berbagai keperluan untuk pertunangan mereka berdua. Salah satunya adalah cincin pertunangan.
Hampir Dua puluh menit mengemudi, pada akhirnya Jungkook menepikan kendaraan yang ia bawa tepat di salah satu toko perhiasan ternama di kota Bern. Sebuah toko perhiasan, yang tentu saja mereka datangi atas rekomendasi ny. Altherr.
Tak seketika turun dari mobil, Lisa menoleh menatap ke arah Jungkook yang telah melepaskan seatbelt. Di banding Lisa yang masih terlihat diam tak bergerak, justru Jungkook telah siap turun jika saja Lisa tak mencekal lengan pria itu. Suatu hal yang sontak membuat gerakan Jungkook terhenti.
Jungkook menoleh, membuat iris legam keduanya saling bertemu dalam diam.
"Jung, apa kedua orang tua ku terlalu menekan mu? Apa kau tertekan?" Tanya Lisa hati-hati.
Mendengar pertanyaan Lisa, kedua alis Jungkook seketika menukik dalam.
"Mengapa kau bertanya seperti itu, sayang?"Lisa menghela napas perlahan. Gadis itu melepaskam cekalan tangannya dengan raut wajah berubah sendu.
"Kita baru saja memulai hubungan. Meskipun kita telah menghabiskan banyak waktu bersama, tapi tetap saja aku takut kau tertekan. Kau tahu kan, jika sebuah pertunangan dan pernikahan adalah hal yang sakral. Tapi sepertinya apa yang kita lakukan saat ini, segalanya bukan murni dari diri kita sendiri tapi justru atas kemauan kedua orang tua kita. Aku hanya takut, kau tertekan." Jelas Lisa lirih. Kendati gadis itu berusaha keras mengenyahkan kecemasan yang melanda benaknya, namun pada akhirnya Lisa memilih untuk menceritakan segalanya pada Jungkook. Bukan apa-apa, Lisa hanya ingin terbuka pada Jungkook.
Menyadari kegelisahan sang gadis, Jungkook menghela napas panjang. Hingga seperdetik berikutnya, salah satu tangan Jungkook terulur. Mendarat lembut di pipi gembil gadis cantik bermata indah itu.
"Kau, meragukan ku?" Tanya Jungkook singkat. Lengkap dengan segaris senyum di paras tampannya. Sebuah pertanyaan yang seketika membuat kedua bola mata Lisa terbelalak sempurna.
"Bukan, tidak seperti itu. Hanya saja, aku takut apa yang kita lakukan saat ini tidak murni dari hatimu sendiri. Aku tahu kau mencintaiku Jungkook, aku sama sekali tak meragukan mu sedikitpun. Hanya saja, akan terasa menyakitkan jika kau melakukan ini semua hanya karena sebuah paksaan." Jelas Lisa. Sorot mata gadis itu menurun, dengan kedua sudut bibir yang turut mengendur.
Sempat terdiam beberapa saat, Jungkook kembali menghela napas. Sebuah helaan napas panjang. Dalam diam, pria itu berusaha mengurai satu persatu bait kalimat yang keluar dari belah bibir sang kekasih. Dan ya, kini Jungkook paham atas kecemasan Lisa. Gadis yang di cintainya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day, One Kiss! || Lizkook [END]✓
Fiksi Penggemar[M] Lalisa dan Jungkook bukanlah sepasang kekasih. Mereka berdua bertemu secara tidak sengaja di sebuah Bar malam itu. Keduanya tidak saling mengenal, namun berakhir dengan saling memeta tubuh satu sama lain demi mencari sebuah pelampiasan. Mungkin...