Seda mencoba menerka-nerka apa yang sudah dilakukannya. Apa saja yang membuat istrinya risih dengan keberadaan dirinya di dekat perempuan itu. Namun, hingga saat ini dia belum menemukan apa salah yang dia buat hingga Odessa memilih mendiamkannya dan tak mau dekat-dekat dengan Seda. Alasannya, sih, "kamu bau, aku nggak suka," kata perempuan itu. Hanya saja Seda tidak mengendus aroma busuk dari tubuhnya sama sekali. Apakah indera penciuman Seda yang amburadul? Atau justru istrinya yang mengada-ada?
"Prim, menurut kamu apa yang salah dengan perempuan yang hobinya ngambek?" tanya Seda yang sibuk menandatangani dokumen tetapi masih bisa fokus bertanya pada Deprima.
"Perempuan bukannya memang tukang ngambek, Pak? Seumur-umur, saya kenalan dan punya pacar, perempuan memang hobinya ngambek nggak jelas."
Seda yang akan mengangkat dokumen lain otomatis berhenti. Dia mengingat sesuatu mengenai kebiasaan perempuan yang suka merajuk.
"Ponselmu yang khusus jadi buaya mana, Prim?"
Iya, Deprima itu memiliki dua ponsel. Yang satu benar-benar privasi dan memang real life saja. Yang satu lagi berhubungan dengan tabiat Deprima yang suka iseng mencari kenalan di aplikasi Madam Rose. Seda tak tahu apa isi galeri atau drive milik ponsel khusus buaya Deprima itu. Pastinya Seda hanya memanfaatkan ponsel tersebut untuk sesekali sengaja membalas atau tukar pesan dengan teman kencan online Deprima itu. Ya, belakangan memang selama jam kerja Seda yang menguasai ponsel tersebut. Maka dia juga yang sibuk memberikan pesan balasan kepada si Tadaaa.
"Ini, Pak."
Entah Deprima memang malas berdebat atau merasa tak perlu-perlu sekali untuk membalas pesan di aplikasi tersebut, yang jelas asisten Seda itu tak keberatan sama sekali untuk membiarkan Seda berbagi pesan dengan Tadaaa selama jam kerja.
"Ehm, maaf sebelumnya, Pak. Apa Bapak ada kecocokan dengan akun itu, Pak?"
Seda menggeleng pelan. "Bukan cocok atau nggak, sih. Tapi saya coba nyari tahu kebiasaan perempuan dari dia. Kalo baca pesan yang dikirim Tadaaa ini dia juga struggle dengan sikap pasangannya. Kasihan juga dia punya pasangan kaku dan nggak pengertian. Semoga saja mereka nggak berakhir menikah, bisa makan hati nantinya kalo si Tadaaa ini menikah dengan pria kaku dan nggak pengertian itu."
Deprima memiringkan kepala saat mendengar pernyataan Seda itu. Masalahnya, yang sedang mengomentari pasangan Tadaaa adalah si atasan yang kaku dan datar. Bagaimana Deprima menjelaskannya, ya? Komentar Seda sama seperti tidak seharusnya istri atasannya itu menikah dengan Seda yang kaku.
"Oh ... gitu, Pak? Terus saya baca juga bapak minta tolong ke Tadaaa itu buat kopi darat. Nanti bapak mau kopi darat dengan si Tadaaa ini?"
Seda langsung menatap asistennya itu dengan lekat. "Ya, jelas bukan saya yang nemuin. Kamu-lah!"
Deprima dengan terkejut kembali bertanya. "Saya, Pak? Loh? Saya, kan, nggak berniat ajak kopi darat."
"Iya, memang nggak. Tapi saya yang mau kamu untuk kopi darat sama si Tadaaa ini. Begitu program KopDar mulai syuting, kamu dan teman kencan online kamu ini yang jadi talent pertama. Karena nyari talent juga butuh waktu, saya maunya kru bisa syuting cepet. Nanti saya yang bilang sama kru KopDar ini, ada bayarannya juga, kok. Tenang aja, kamu nggak cuma dijadikan bahan percobaan, tapi talent sungguhan."
Si Seda ini memberikan banyak masalah pada Deprima. Tanpa bicara pada Deprima sebelumnya, malah memintai tolong pada Tadaaa dengan inisiatif sendiri. Memang sulit mengerti pikiran atasannya itu.
Deprima mencoba mengawasi tugas Seda saja, enggan memikirkan kopi darat dengan si Tadaaa.
"Pak, dokumennya menunggu tanda tangan Anda, Pak."
Seda mengibaskan sebelah tangannya. "Nanti saja, Prim. Saya lagi tanya-tanya sama si Tadaaa ini. Ternyata dia juga ada cerita soal pasangannya yang bikin dia kesel, Prim. Kebetulan banget saya bisa dapat jawabannya dan saya akan gunakan itu supaya istri saya nggak ngambek lagi."
Deprima menggeleng-geleng tak percaya. Atasannya sangat unik. Tukang riset memang tidak akan membuang kesempatan mendapatkan banyak informasi rupanya.
"Ya, sudah, Pak. Saya tunggu di meja saya."
"Ya, ya, kamu tunggu saja sana, Prim."
Begitu Deprima pergi, barulah Seda bisa benar-benar fokus berbalas pesan dengan si Tadaaa.
Tadaaa [ Kalo aku lagi ngambek begini, aku pengennya pasanganku pengertian sama aku. Bawain makanan yang enak, kasih bunga, atau ajak jalan-jalan. Pasti suasana hatiku membaik.]
Seda langsung memiliki ide. Pokoknya setelah pulang kerja nanti dia akan melakukan semua itu. Siapa tahu manjur untuk diterapkan pada Odessa.
Deprima [ Tiga cara itu cukup supaya nggak bikin perempuan ngambek?]
Tadaaa [Tergantung orangnya, sih. Tapi namanya perempuan pasti senang dengan hal seperti itu. Sayang aja aku nggak bisa dapat hal itu dari pasanganku.]
"Kasihan kamu Tadaaa. Saya doakan kamu tidak berjodoh dengan pasanganmu itu."
Seda tak pernah tahu, bahwa gumaman yang dia lakukan tanpa sepengetahuan Tadaaa adalah hal lain jika dia tahu siapa sosok Tadaaa sebenarnya.
[Beneran pasangan koplak mereka ini.]
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH HOUR /TAMAT
Fiksi UmumMATCHMAKER SERIES KAROS PUBLISHER Seda Dactari adalah pria kaku yang hidup bersama perempuan yang dijodohkan orangtuanya bernama Odessa Fica. Nama mereka mungkin mirip, tapi tidak secara ketertarikan. Dalam rumah tangga yang tidak menarik itu, merek...