Jazzy sedang dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan Olivia langsung kembali ke New York. Harry benar-benar merasa menyesal telah membiarkan Jazzy menahan rasa sakit. Abby senang melihat segalanya mulai kembali. Niall senang melihat bahwa sahabatnya itu tidak seperti yang dia duga sebelumnya. Gemma bangga melihat sikap dewasa adiknya. Sedangkan Liam, Zayn serta Louis merasa bahwa Harry benar-benar selalu bisa mengambil cara terbaik untuk menghadapi masalah. Prinsipnya untuk tidak lari dari kenyataan benar-benar dia pegang teguh.
Setelah memeriksa keadaan Jazzy, dokter mengatakan bahwa Jazzy butuh sekali istirahat. "Dia kelelahan, tak hanya itu sepertinya terlalu banyak pikiran, berat badannya turun dan makanannya juga tak teratur, juga dia selalu menahan sakit pusing karena itulah dia pingsan mendadak,". Dokter itu juga menambahkan, "saya mohon pada kalian, jaga dia selalu....terutama makanan dan kesehatannya. Dia harus menginap 3 hari disini untuk sementara waktu," katanya. Abby mengangguk iya. Semuanya mendadak hening. Louis angkat bicara, "guys tidak mungkin kita menetap disini 3 hari lagi. Lusa kita ada konser, besok kita harus kembali,".
"Kalian kembali saja, ada aku disini yang akan menjaga Jazzy," kata Abby. Gemma pun bicara bahwa dirinya juga akan menjaga Jazzy. "Kalian pulang saja, itu karir kalian. Aku akan selalu mengabarkan tentang Jazzy kepada kalian. Jangan khawatirkan Jazzy, dia sudah mendapatkan perawatan saat ini," kata Gemma.
"Baiklah. Kita serahkan kepada kalian," kata Niall.
"Kalau gitu aku juga ikutan jaga ya," sahut Eleanor.
Louis dengan manjanya berkata, "hati-hati ya disini,". Eleanor mengangguk iya.
Setelah itu, tanpa ucapan apapun Harry masuk kedalam ruangan Jazzy dirawat. Teman-temannya membiarkannya. "Biarkan saja dia masuk," kata Liam. Ketika Harry masuk, mereka saatnya bersantai di cafe rumah sakit tersebut.
Harry pun masuk kedalam, terdengar sepi dan hanya terlihat wajah pucat Jazzy yang terbaring lemas. Harry mendekat, mengambil kursi dan duduk disamping tempat Jazzy tidur. Dia menatap Jazzy. Air matanya tak terasa terjatuh.
"Aku merasakan apa yang kamu rasakan waktu itu. Aku benar-benar merasakan apa yang menjadi bebanmu selama ini. Karena itulah aku tetap berada dipihak Olivia. Jazzy...aku yakin perasaanmu telah terluka sejak kejadian itu. Tetapi aku tak ingin melihatmu sakit seperti ini. Aku akui salah. Jadi aku mohon bangunlah. Maafkan aku telah mengubah seluruh hidupmu....," gumam Harry.
".....Seharusnya sejak awal aku tidak membiarkanmu masuk kedalam hidupku. Pada awalnya aku hanya kamu ingin tahu bahwa aku ingin balas dendam karena pertemuan kita dulu. Lambat laun, rencana itu hilang seperti debu terbang entah kemana. Seharusnya aku tidak membiarkanmu menerima ini semua. Seharusnya kamu tetap menjadi seorang Jazzy yang ceria dan selalu membantah apapun. Aku merasa aku telah merubah hidup dan juga sikapmu," gumamnya terus.
"Maafkan aku Jazzy. Aku yakin kata-kata maaf belum cukup. Karena itulah, aku mohon kamu cepat sadar. Aku bisa mengatakan yang sebenarnya padamu tentang apa yang telah terjadi," gumamnya lagi.
Harry terus menemani Jazzy. Ketika dia tertidur, air matanya terjatuh, sepertinya Jazzy mendengar apa yang Harry katakan. Tak lama setelah itu, Liam masuk kedalam untuk membiarkan Jazzy sendiri karena jam besuk mereka juga sudah selesai. Alhasil, mereka harus menunggu diluar.
Dini hari, Jazzy terbangun. Ketika dia bangun, tak ada seorang pun disisinya, bahkan Abby, Gemma, dan juga Eleanor tak ada disisinya. "Bagaimana bisa aku disini?" kata Jazzy merasa sedikit pusing. Dia tak tahu bahwa Abby dan yang lainnya masih pulang ke hotel mereka. Niatnya, mereka akan kembali pagi-pagi, karena jadwal take off pesawatnya sekitar jam 11 siang. Jazzy mulai mengeluarkan kakinya dari selimutnya.
"Masih sedingin seperti yang selalu aku rasakan," gumam Jazzy. Akhirnya dia memasukkan kembali kakinya kedalam selimut. Dia tidur lagi. Ketika Harry dan yang lainnya tiba di rumah sakit, Jazzy masih tertidur.
"Aku rasa menunggu Jazzy sadar akan membuat kalian ketinggalan pesawat kalian. Cepat ke bandara," kata Gemma.
Harry dengan wajah sedihnya harus membiarkan dirinya untuk tidak bertemu. "Aku berjanji usai konser besok, aku akan menjengukmu lagi," gumam Harry. Akhirnya dengan buju rayu Gemma, mereka berangkat ke bandara.
Semenit mereka meninggalkan ruangan Jazzy, Jazzy perlahan sadar dan mulai membuka matanya. Sesuatu yang berbeda ketika membuka matanya kedua kalinya. Tidak akan ada lagi kesepian yang menghantui Jazzy, karena Abby telah kembali kesisinya.
"Abby?" kata Jazzy pertama kalinya. Dia tak tahan menahan rasa haru.
"Jazzy...," sahut Abby lalu mendekat lebih dekat lagi kepada Jazzy.
"Jaz,...maafkan aku, aku sudah membiarkanmu sendiri selama ini. Aku tidak berani menjelaskan yang sebenarnya padamu. Tapi aku yakin kamu masih sangat marah padaku ketika itu," kata Abby yang tak tahan menahan rasa haru.
Gemma dan Eleanor lega melihat senyum Jazzy lagi. Gemma segera memberitahukan kabar baik itu kepada Harry. "Jazzy sudah sadar. Kita sudah melihat senyum wajahnya," tulis Gemma. Harry terkejut.
"Abby please..., jangan ingat kejadian itu lagi. Aku sudah mendengarnya semalam, aku sudah tahu bahwa kamu tidak bersalah. Aku lega karena kamu benar-benar tidak mengkhianatiku. Aku merindukanmu. Aku benar-benar rindu padamu," kata Jazzy lalu bangun dan memeluk Abby.
Tak ada satupun kata yang keluar dari Abby kecuali tangis haru antara mereka berdua. Gemma dan Eleanor mendekat. "Aku senang melihat kalian seperti ini," kata Eleanor. Jazzy dan Abby tersenyum.
"Aku punya satu permintaan pada kalian. Aku ingin sekali pergi ke taman. Lihatlah keluar jendela," kata Jazzy.
Gemma pun melihatnya, "Jaz, tapi kamu kan masih sakit. Apa tidak apa-apa?" katanya.
"Aku jauh lebih baik sejak kejadian itu menerpaku. Aku merasa bahwa aku telah menemukan sinar cahaya dari hidupku lagi," kata Jazzy.
"Baiklah kalau begitu. Aku akan meminjamkan kursi roda," kata Abby.
Akhirnya mereka berempat pergi ke taman yang Jazzy inginkan. Disitu, Jazzy memejamkan matanya, mencoba merasakan rasanya hangat sinar mentari. Dia merasa bahwa sinar mentari itu bisa menembus kelopak matanya, karena disaat dia menutup matanya dia merasakan kehadiran seseorang yang disayang. Dia merasakan bunga-bunga kembali merekah. "Aku terus seperti ini. Aku telah memutar arahku," gumam Jazzy yang masih menutup matanya.
"Jazzy...," terdengar seseorang memanggil namanya. Namun Jazzy masih memejamkan matanya, dia merasakan orang itu semakin dekat padanya, karena gesekan antara sepatu dan rumput di taman itu semakin terdengar oleh telinganya.
"Jaz...,".
Jazzy membuka matanya.
------------
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You
FanfictionMy LOVE is YOU ini menceritakan tentang kehidupan remaja di bangku perkuliahan. Seorang cewek, yang sok cuek, terlalu memikirkan sesuatu yang tidak penting, peduli, pintar, dan kaya, yang bernama Jazmyn Jensen. Sebenarnya dia tertarik pada seorang i...