Part 25

32 0 0
                                    

Di Rooftop Jazzy masih mencari kunci itu. "Kemana kunci itu," kata Jazzy. Karena seingatnya, dia melihat kunci itu masih tergeletak ditempatnya. Dia terus mencarinya. Dia pikir tidak ada orang yang kesitu selain orang itu.

Tak lama kemudian, dia melihat sepasang kaki berdiri di tempat dimana dia sedang mencari kunci. Dia yang masih jongkok, berbalik dan membelakangi dari tempat dia melihat sepasang kaki itu. Dia terus mencari, menghiraukan orang yang datang padanya. "Kemana kunci itu?" gumam Jazzy lagi. Orang yang berada dibelakang Jazzy saat ini sedang menunggu Jazzy untuk berhenti mencari kuncinya. Orang itu geregetan hingga dia menarik lengan Jazzy untuk berdiri.

Ya! Orang itu adalah Harry.

Harry dan Jazzy saling bertatapan saat ini, orang yang sejak tadi menunggu Jazzy adalah Harry, karena dia tahu bahwa Jazzy pasti akan ada di Rooftop. Keduanya saling memandang satu sama lain, beberapa detik kemudian Jazzy berusaha untuk kabur dari hadapan Harry. Kali ini Harry tidak akan membiarkan Jazzy pergi lagi. Jazzy tertahan oleh pegangan Harry. Jazzy terhenti.

"Aku mohon lepaskan aku," kata Jazzy tanpa melihat Harry.

"Tidak akan," jawab Harry.

Jazzy berusaha melepaskan genggaman tangan Harry, pegangan itu terlepas dan Harry segera mengejar Jazzy dan menariknya kembali dalam hadapannya. "Ada apa denganmu?" tanya Harry. Jazzy terdiam tanpa melihat wajah Harry lagi. "Jawab Jazzy! Ada apa denganmu? Mengapa kamu menghindariku?" kata Harry. Jazzy tidak bisa menahan air matanya. Air matanya mulai membasahi pipinya, Harry melihatnya. Lalu bibir Jazzy mulai terbuka seolah akan berbicara.

"Harry..., apakah benar kamu mengetahui segalanya?" kata Jazzy. Pertanyaan Jazzy yang ingin dia dengar sendiri dari mulut Harry.

Jazzy pun mengulang pertanyaannya. "Apakah kamu mengetahui segalanya?" kata Jazzy lagi dengan air matanya telah berlinang membasahi pipinya.

Harry menjawab, "iya. Aku telah mengetahui segalanya, ".

Perlahan Jazzy memegang lengan Harry dan mulai menjatuhkan lututnya kebawah dan pegangan jarinya ke Harry barusan perlahan lepas. Jazzy mulai menangis lebih keras lagi. Dia menyesali karena dulu waktu di rumah sakit dia tidak mendengar penjelasan dari Harry. Sejak saat itu dia merasa bersalah. Dia merasa bahwa membiarkan Harry pergi tanpa mendengarkan penjelasannya sama saja dengan perbuatan Harry dulu kepadanya dan kali ini dia benar-benar menyesal.

"Maafkan aku, Harry" kata Jazzy dengan nada tangisannya. Harry pun menundukkan badannya dan menyetarakan badannya dengan Jazzy sekarang.

"Aku sangat menyesal. Maafkan aku...Harry," kata Jazzy lagi.

"Maafkan aku....,"kata Jazzy lagi. Berkali-kali Jazzy mengatakan maaf kepada Harry.

"Tidak apa-apa. Berdirilah," kata Harry kepada Jazzy.

Saat air mata Jazzy mengalir, ia tidak bisa berhenti selama satu jam. Lalu Harry memegang tangan Jazzy. Untuk beberapa lama, yang Jazzy ucapkan hanyalah minta maaf dan untuk itu,

"Maafkan aku! Aku...benar-benar menyesal," kata Jazzy.

"Tidak apa-apa. Aku sungguh baik-baik saja," kata Harry berusaha menenangkan Jazzy.

Harry terus mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. "Tidak apa-apa, aku baik-baik saja," katanya lagi.

Dan, "aku minta maaf," kata Jazzy. Lalu Harry menghapus air mata Jazzy dengan perlahan Jazzy berdiri. Harry pun turut berdiri. Keduanya saling bertatapan, dengan mata Jazzy yang sembab.

"Harry....katakan...ceritakan semuanya," kata Jazzy pada Harry.

"Itu ceritanya sangat panjang," kata Harry.

My Love is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang