Hari ini adalah hari rabu, dimana hari bisa sedikit santai dengan jadwal kuliahnya. Untungnya dia masuk kelas jam 10 pagi. Karena itu dia bisa sedikit santai membeli susu dan roti untuk Harry.
Usai dia membeli roti, seperti biasa dia masuk ke dalam kamar Harry. Namun Jazzy sedikit kaget karena dia tidak melihat Harry di tempat tidur.
"Dimana dia" ucap batin Jazzy.
"Menghilang? Ah baguslah," kata batin Jazzy lagi.
Kemudian, Jazzy mengambil gelas di dapur Harry. Di dapur, dia melihat beberapa gelas yang belum di cuci. Niat Jazzy ingin mencucinya, tetapi mengingat dia pernah memecahkan piring ketika dia melamar kerja, dia pun mengurungkan niatnya. Lalu Jazzy mencari gelas lain. Jazzy membuka seisi lemari dapur Harry. Untungnya dia menemukan beberapa gelas lagi. Jazzy mencoba meraih gelas itu, dengan susah payah akhirnya dia menggapainya. Tetapi, Jazzy kaget ketika mendengar suara pintu terbuka. Tanpa sengaja Jazzy menjatuhkan gelas itu dan pecahannya mengenai kaki Jazzy. "Awwww" seru Jazzy. Harry yang baru selesai mandi segera menghampiri Jazzy.
"Gak apa-apa?" tanya Harry.
"Kaki aku kena pecahannya, sakit" keluh Jazzy.
Harry mencoba membawa Jazzy duduk di sofanya. "Duduklah, aku ambil perlengkapan obat dulu," kata Harry. Jazzy merintih kesakitan karena pecahan gelas tadi benar-benar mengenai kakinya, dia bahkan sedikit kesemutan.
"Ini mungkin sedikit membuatmu kesakitan," kata Harry.
Harry membersihkan darah yang mengalir di kaki Jazzy. Kemudian dia memberi betadine pada luka Jazzy. "Ugh perih sekali!" seru Jazzy sambil meremas kaos Harry.
"Sabar, sedikit lagi. Aku akan menutupnya dengan handyplast," kata Harry.
Usai Harry memasangkan handyplast itu pada luka di kaki Jazzy. Barulah Jazzy merasa lebih baik dari tadi. "Thank you," kata Jazzy.
"Lain kali hati-hati, lagipula kami ngapain sih sampai harus ngambil gelas di atas situ," kata Harry.
"Apa yang kamu lakukan semalam hingga semua gelas-gelasmu belum di cuci?" kata Jazzy pada Harry.
"Oh semalam ada beberapa teman-temanku kesini, kami berbincang hingga larut malam. Sorry, aku lelah untuk mencucinya," kata Harry.
"Sudahlah. Lagipula aku sudah menjadi korbannya," kata Jazzy mulai beranjak dari sofa itu.
"Mau kemana?" tanya Harry.
"Kuliah," jawab Jazzy.
"Aku antar ya," ucap Harry.
Tatapan Jazzy segera tertuju tajam pada Jazzy, "apa kamu gila! Bagaimana jika fans tau kalau kamu nganter aku ke kampus. Sudahlah, apa peduli kamu padaku," kata Jazzy yang mulai berjalan.
"Hey, kalaupun aku tidak peduli padamu. Aku tak akan mengobati mu," ucap Harry.
"Ah sudahlah," kata Jazzy mengenyahkan ucapan Harry lalu segera lenyap dari pandangan Harry.
Di kamarnya, si Bibi bertanya mengapa Jazzy berjalan seperti itu. "Gak apa-apa sih. Bi, tolong ambilkan tas Jazzy dong," kata Jazzy. Kemudian Bibi nya memberikan tas itu pada Jazzy, Bibinya membantu Jazzy berjalan hingga depan lobby apartemennya. Jazzy berangkat bersama supirnya.
Sesampainya di kampus. Jazzy tiba-tiba melihat sosok Cella yang sedang asyik bercanda dengan teman-temannya. Jazzy ingin sekali menghindar darinya, tapi Cella telah melihat Jazzy lalu memanggilnya dengan suara kerasnya.
"Heh anak manja! Mau kemana?" tanya Cella dengan ocehannya.
Jazzy yang telah membalikkan badan dari pandangan Cella pun berbalik lagi pada Cella. Jazzy menaikkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You
FanfictionMy LOVE is YOU ini menceritakan tentang kehidupan remaja di bangku perkuliahan. Seorang cewek, yang sok cuek, terlalu memikirkan sesuatu yang tidak penting, peduli, pintar, dan kaya, yang bernama Jazmyn Jensen. Sebenarnya dia tertarik pada seorang i...