Part 16

28 0 0
                                    

Semalam Jaxon benar-benar mengajak Jazzy untuk menjenguk Harry. Jaxon tahu bahwa pihak rumah sakit melarang seseorang untuk masuk karena jam besuk sudah habis. Tetapi akal busuk Jaxon tetap saja berhasil.

"Cepat masuk, aku akan menunggumu disini," kata Jaxon.

Jazzy bergegas masuk. Dia menuju kamar Harry di rawat. Seketika dia terdiam di depan Harry. Kemudian memegang gagang pintu dan menariknya ke bawah. Dia membukanya. Dia melihat Harry terbaring memejamkan matanya.

Jazzy kembali menutup pintu kamar inap Harry. Dia bermaksud untuk tidak membangunkan Harry tetapi Harry terlalu peka. Harry terbangun. Dia melihat Jazzy yang tengah berdiri di depan pintu yang baru saja ditutupnya.

Jazzy melihat Harry terbangun. Dia masih terdiam tanpa satu kata pun yang keluar. "Kemarilah," ucap Harry. Jazzy mencoba melangkah maju mendekat pada Harry. Harry benar-benar terlihat pucat.

"Dari mana saja kamu?" tanya Harry. Jazzy masih saja terdiam tanpa kata. Harry bertanya lagi, "aku bertanya padamu, dari mana saja kamu tidak berada disisiku disaat aku sakit. Hah?".

Seketika air mata Jazzy terjatuh, dia segera menghapusnya. Dia menunduk. Lalu Harry mencoba bangun dari tidurnya dan mencoba mengangkat kepala Jazzy.

"Hey, kenapa?" kata Harry.

"Harry...aku benar-benar minta maaf. Karena aku, kamu menjadi seperti ini. Aku telah membuatmu sakit. Aku sadar kalau kamu adalah orang yang saat ini menjadi perhatian dunia bahkan kamu sedang menggelar tur mu. Aku salah, telah bersikap egois padamu. Aku salah, Harry. Aku telah membiarkanmu sakit dan aku yakin ketika orang-orang tahu bahwa aku yang telah membuatmu sakit, mereka akan marah padaku. Harry.......," lirih Jazzy.

Kemudian Harry bangun lebih tegap lagi membiarkan keduanya saling berdiri. "Lihat aku! Aku sekarang sudah membaik. Kamu terlalu berlebihan. Ini bukan salahmu sepenuhnya," kata Harry.

Isak tangis Jazzy semakin terdengar. Harry berusaha menenangkan Jazzy. Dia memeluk Jazzy. Dalam pelukan itu Harry berkata, "kamu harus tahu, aku merindukanmu. Aku bertanya pada diriku mengapa kamu tidak menjengukku. Aku berprasangka apa tidak ada orang yang memberitahukanmu. Aku khawatir padamu, Jaz. Aku membutuhkanmu dan lihat sekarang! Ketika aku membuka mataku barusan, aku benar-benar senang bisa melihat dirimu hadir. Aku senang bisa melihatmu kembali, sosok Jazzy yang aku rindukan. Tapi apa, aku hanya melihatmu menangis disini," kata-kata Harry segera Jazzy sanggah.

"Apa tangisanku membuatmu kecewa?" tanya Jazzy. Harry pun melepas pelukan itu dan mengusap air mata Jazzy. "Ya. Sekarang hapus air matamu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum," kata Harry. Jazzy tersenyum pada Harry.

Jazzy memandang mata Harry lalu batinnya bergumam, "Tuhan, Harry telah membuatku merasa bahwa aku memiliki seorang kakak. Aku nyaman berada di dekatnya. Aku tidak ingin kehilangan dia. Dia sosok kakak yang aku inginkan dan aku benar-benar khawatir ketika dia sakit. Thank you, Tuhan untuk malam ini,".

Harry pun memandang mata Jazzy juga, namun dia segera mengalihkannya. "Aku bosan disini," ucap Harry.
"Benarkah?" kata Jazzy dengan senyumannya.
"Aku ingin sekali keluar," kata Harry.
"Sudah larut malam Harry. Bukankah seharian tadi Olivia sudah menemanimu," kata Jazzy.
"Benarkah? Aku rasa dari tadi aku tertidur sejak dokter itu memberiku obat dan aku terbangun hanya melihatmu," kata Harry lalu duduk di sofa bersama Jazzy.
"Selama itu kamu tidur?" kata Jazzy.
"Aku rasa aku butuh istirahat dan sekarang aku butuh refreshing. Aku bosan disini, kamu mau membawaku pergi?" kata Harry.
"Tidak! Hari sudah benar-benar larut, aku tidak ingin membiarkanmu sakit lagi. Ada beberapa tur yang masih harus kamu lewati ," kata Jazzy.
Harry seketika cemburut pada Jazzy. "Bukannya aku melarangmu tapi ini demi kesehatanmu. Lagi pula apa yang akan kamu lihat? Suasana di rumah sakit itu tidak bagus," kata Jazzy merayu Harry.
"Kalau begitu kamu harus menemaniku hingga aku benar-benar tertidur," kata Harry.

My Love is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang