Part 13

36 0 0
                                    

Setelah beberapa minggu beristirahat, akhirnya Jazzy ikut dalam tour One Direction lagi. Waktu liburnya dia gunakan bersama Alex di New York sebelum Alex kembali ke Inggris. Dia juga telah mempunyai janji dengan kedua orangtuanya akan menghadiri acara Paris Fashion Week bulan ini.

Pagi-pagi Jazzy telah menerima telpon dari Harry bahwa Jazzy disuruh berangkat ke Paris. Jazzy sempat bertanya mengapa tour One Direction bisa di Paris, bukankah seharusnya masih di Amerika. Lalu Harry segera menjawab, "sudah ikuti saja. Aku sudah pesankan kamu tiket. Cek email kamu, dan segera berangkat!" kata Harry lalu menutupnya. Setelah itu, Jazzy mengecek emailnya, dia terkejut karena penerbangannya sore ini dan dia belum menyiapkan apapun untuk pergi.

Pukul 2 siang, Jazzy berangkat ke bandara. Dia ke Paris tanpa pamit dengan Alex karena terlalu buru-buru.

Sesampainya di Paris, dia pergi mencari hotel yang Harry katakan. Ketika dia sedang menaiki taksi, tiba-tiba sesuatu menggugah penglihatan Jazzy. Dia melihat sebuah butik yang dulu pernah dia kunjungi bersama Steven. Jazzy dan Steven pernah berlibur ke Paris. Keduanya sempat mengunjungi butik favorite mereka.

Jazzy pun menghentikan taksinya di depan butik itu lalu turun dan masuk ke dalam. Ketika dia masuk ke dalam, dia mencoba memejamkan matanya lalu berkata dalam batinnya, "terlalu indah untuk dilupakan," katanya dengan senyum. Lalu seseorang menyapanya dari belakang. "Jazzy?" panggilnya. Jazzy menoleh lalu segera memeluknya, yang ternyata adalah teman semasa SDnya. Dia sudah lama tak jumpa dengannya. Namanya, Vanessa. Keduanya terlihat asyik berbicara hingga Jazzy lupa waktu untuk segera kembali ke hotelnya, sementara Harry telah mengirimkan pesan untuk Jazzy namun beberapa kali dia hiraukan.

Setibanya di hotel, Jazzy segera meletakkan tasnya lalu membersihkan dirinya untuk pergi menemui Harry. Saat ini, Harry sedang berada di butik bersama yang lainnya. Mereka sedang melakukan fitting baju. Ketika Jazzy tiba, Harry sedikit mengabaikan kedatangan Jazzy. Melihatnya, Jazzy sedikit jengkel. "Ah seperti dia kesal padaku," ucap batin Jazzy.

Harry lagi-lagi mengabaikan Jazzy. Jazzy pun tak kehabisan akal, dia malah bercengkrama dengan Zayn dan Liam yang sedang asyik duduk memperhatikan Louis dan Niall fitting baju. Ketiganya terlihat asyik berbicara hingga tertawa tetapi itu tidak mampu membuat Harry melirik Jazzy.

"Kenapa sih dia?" kata batin Jazzy.

"Ah atau aku pura-pura pergi aja ya biar dia melihatku, pasti dia langsung memanggilku. Biasanya sih gitu," kata batin Jazzy lagi. Tetapi Niall menggagalkan rencana Jazzy itu, dia malah mengajak Jazzy mengobrol lebih banyak lagi. Karena terlalu asyik berbicara, saat ini Jazzy telah kehilangan Harry.

"Kemana dia? Ah ini fix dia marah," kata batin Jazzy.

Tak lama kemudian setelah Jazzy bergumam, tiba-tiba seseorang dari arah belakang Jazzy menyenggol lengan Jazzy. Secara refleks, Jazzy mendadak kesal, "eh pelan-pelan dong!" kata Jazzy. Dia segera menyadari bahwa yang baru saja menyenggolnya adalah Harry.

"Kamu marah karena aku telat? Hah? Jawab dong! Jangan cuma diam aja!" kata Jazzy.

Harry pun terhenti. Untungnya, dalam ruangan tersebut hanya ada Jazzy dan Harry. "Aku marah? Apa itu tidak wajar? Bukankah kamu yang tidak displin," kata Harry tanpa melihat kearah Jazzy.

"Ya maaf. Intinya aku sudah datang kesini kan, aku sudah bertanggung jawab untuk kesalahanku," ucap Jazzy.

Harry segera menjawabnya, "ini bukan masalah tanggung jawab atau bukan. Tapi ini masalah kekhawatiranku padamu yang tak kunjung tiba di hotel. Kamu sadar apa kalau kamu baru saja sembuh dari sakit, hah?" kata Harry.

Jazzy terdiam mendengarnya, dia menundukkan kepalanya, batinnya mengatakan bahwa dia telah menyesali kesalahannya itu. Lalu Harry pergi meninggalkan Jazzy. Jazzy pun kembali sendiri ke hotelnya.

My Love is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang