Part 3

100 4 0
                                    

Harry segera berlari menyusul Jazzy, karena dia melihat Jazzy terdorong-dorong dengan beberapa fansnya, dan Jazzy terlihat kehilangan keseimbangannya. Di depan pintu, seketika gema suara fans dan beberapa paparazzi bergeming, sedangkan Harry segera meraih tangan Jazzy dan pergi menuju mobil Harry bersama bodyguard Harry yang juga cepat tanggap.

Disisi lain, beberapa kru dan teman-teman Harry yang masih di dalam bersama Jaxon dan James pun melihat kejadian itu. James sempat khawatir pada Jazzy. Salah satu stylist Harry berkata, "Begitulah dia, dia tidak ingin ada orang yang terluka karenanya," kata Lou, nama dari stylist One Direction.

Didalam mobil, Jazzy heran dan sempat terkejut melihat dirinya berada di dalam bersama Harry. Harry juga terkejut melihat Jazzy, yang ternyata pernah memarahinya kemarin.

"Kamu," ucap Harry dan Jazzy bersamaan.

Jazzy segera memalingkan mukanya, sedangkan Harry masih dengan posisinya. Keduanya terdiam hingga membuat Jazzy tertidur. Berhubung Harry tidak mengetahui dimana Jazzy tinggal, Harry pun membawa Jazzy ke apartemennya untuk sementara waktu, karena Harry juga melihat ada lebam di dahi Jazzy yang harus segera diobati.

Sesampainya di apartemen Harry. Jazzy terbangun, "kok kamu tau aku tinggal disini?" kata Jazzy.

"Apa? Tinggal disini?" kata Harry heran.

"Iya ini apartemenku," kata Jazzy lalu segera membuka pintu mobil Harry dan pergi. Harry bahkan tidak tahu bahwa Jazzy telah pergi tanpa pamit dan mengucapkan terima kasih pada Harry. Harry segera masuk ke apartemennya. Ternyata Harry dan Jazzy berada satu apartemen yang sama, bedanya Jazzy berada di lantai 9 sedangkan Harry berada di lantai 13.

Di kamar, Jazzy mengomel sendiri lantaran kesal melihat dahinya lebam. "Ini gara-gara dia! Coba aja aku gak dengarkan kata-katanya untuk tetap di tempat itu, pasti gak akan lebam seperti ini," kata Jazzy mengompres luka dalamnya itu. Kemudian dia menelepon Abby.

"Ya halo?" jawab Abby.

"By, dahi aku lebam," kata Jazzy.

"Bagaimana bisa?" tanya Abby.

"Nanti aku cerita ya, kita ketemuan di tempat biasa aja, jangan di restaurant. Taman dekat kampus aja ya," kata Jazzy.

"Okay Jaz, aku ada cerita untukmu," kata Abby tertawa.

"Okay, see you," kata Jazzy lalu menutup telponnya.

Jazzy merebahkan dirinya di tempat tidurnya, lalu sekitar pukul 7 PM, dia berangkat lagi menuju taman dekat kampusnya. Tetapi apa yang terjadi di dalam lift ketika lift yang Jazzy tiba di lantai 9, Harry dan Jazzy bertemu lagi. Awalnya mereka berdua tak melihat satu sama lain, tapi beberapa saat kemudian keduanya tersadar ketika ringtone mereka bunyi bersamaan dengan nada yang sama.

"Aku on the way, By. Tunggu ya," kata Jazzy.

"Aku on the way, tunggu aku disana ya," kata juga.

Kemudian, keduanya saling menoleh. "Kamu!" ucap keduanya bersamaan. Jazzy segera melengos tetapi kali ini Harry bersikap biasa karena dia sedang memperhatikan Jazzy yang sedikit aneh pada diri Harry. Ketika pintu terbuka, Harry menanyakan sesuatu pada Jazzy. "Tunggu! Kamu bukannya yang lempar aku dengan kaleng?" tanya Harry pada Jazzy. Seketika Jazzy terhenti, "apa?" kata Jazzy seolah tak mengetahuinya. "Iya, aku yakin sekali itu kamu kan?" kata Harry lagi. Keduanya sekarang berada di lobby apartemen tersebut, tanpa mereka sadari beberapa orang memperhatikan keduanya dan sempat mengabadikan moment itu.

"Kamu nuduh aku?" kata Jazzy.

"Aku gak nuduh, cuma aku rasa itu kamu. Karena sepatu yang kamu gunakan sekarang sama persis," ucap Harry.

My Love is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang