Pagi-pagi sekali, Jazzy terbangun dengan alarmnya. Dia bangun sekitar pukul 5 pagi dan menyadari bahwa dirinya ada kelas jam 7 pagi. Buru-buru dia pergi dari kamar Harry, menuju kamarnya tanpa pamit pada Harry. Jazzy akan mengisi kelas Logika bersama Abby.
Jazzy terlihat terburu-buru, lantaran Alex akan menjemputnya. Hari ini Alex juga masuk pukul 7 pagi. Oleh karena itu, Alex meminta Jazzy untuk berangkat bersamanya.
Untungnya Jazzy tiba tepat 10 menit sebelum masuk. Alex benar-benar menjadi supir yang bisa diandalkan. Jazzy masih berada di dalam mobil Alex. "Aku rasa ini tidak tepat Lex. Ini akan menjadi hari burukku, akan banyak......" ucapan Jazzy segera Alex sambung, "yang marah kan sama apa yang kita putuskan ini. Jaz, ingat kata-kata aku kalau hidup itu........," dan kata-kata Alex langsung Jazzy sambung, "pilihan. Ya kan?" kerling Jazzy dengan senyuman manisnya pada Alex.
Sepanjang koridor Jazzy berjalan, satu pelajaran yang dia pikirkan, "hidup itu tak selamanya menjadi pilihan kita, karena sebenarnya Tuhan lah yang menjadi penentu terbesar dalam hidup kita. Dan di balik kesedihan kita itu akan ada kebahagiaan terbesar yang sedang menunggu, hanya kita butuh waktu untuk bisa menggapai. Pada akhirnya kita bisa menemukan kebahagiaan sejati kita. Bukankah itu yang kita cari?" kata batin Jazzy.
Selesai kelas, Jazzy langsung pergi ke kelasnya lagi. Dia menerima tiga mata kuliah sekaligus. Pukul 1 PM, Jazzy bisa bernapas lega. Seperti biasa, dia pergi ke kantin bersama Katty teman sefakultasnya. Pemandangan yang sedikit asing ketika Jazzy dan Katty memasuki kantin, seolah semua mata sedang tertuju pada Jazzy. Tak lama kemudian, Alex mengejutkan Jazzy dari arah belakangnya.
"Hey," kata Alex.
Jawaban yang tak di harapkan Alex pun keluar dari mulut Katty, "Alex? Kamu ngikutin kita?".
"Apa?" kata Alex bingung.
"Katty, apa kamu menyadari sesuatu?" ucap Jazzy pada Katty.
"Ya, aku rasa keadaan mendadak hening, ketika......" kata-kata Katty segera Jazzy jawab, "saatnya kita pergi. Sekarang!" kata Jazzy lalu menarik Katty pergi dari kantin.
"Jaz..Jazzy!" panggil Alex lalu ikut menyusul Jazzy pergi.
Alex dan Jazzy terlihat sedang berbicara panjang lebar. Mereka sedang membuat kesepakatan. "Okay deal!" kata Jazzy pada Alex. Mereka berdua telah berjanji satu sama lain bahwa mereka akan menjadi mereka masing-masing ketika mereka berada di kampus, selebihnya mereka bisa bersama. Alex pun pergi usai mereka membuat kesepakatan, mereka telah menyepakatinya untuk 30 hari kedepan. Kemudian Abby datang dengan napasnya yang masih kalang kabut.
"Jaz, apa kamu mendengar sesuatu?" kata Abby.
"Ada apa?" kata Jazzy.
"Beberapa mahasiswa jurusan musik memutar musik begitu keras karena mereka mengetahui hubungan kalian," kata Abby.
"Sudahlah, sebentar lagi mereka akan meredam amarahnya," ucap Jazzy dengan santai.
"Apa maksudmu?" kata Abby tak mengerti.
Akhirnya Jazzy menceritakan apa yang telah dia sepakati dengan Alex. Abby sedikit heran dengan sikap sahabatnya itu. "By, sekarang jam berapa?" tanya Jazzy pada Abby.
"Jam 2.55, ada apa," kata Abby.
"Ah aku ada kelas," kata Jazzy buru-buru pergi ke kelasnya.
Disaat Jazzy sedang kelas, tetiba handphonenya bergetar, sebuah pesan di terima oleh Jazzy. "Setelah kamu selesai kelas. Aku jemput kamu di seberang kampus. Aku jamin tidak akan ada orang yang tau," tulis Harry.
"Ahhhh apa sih dia," ucap Jazzy tanpa sadar dia mengatakannya dengan keras.
"Ada apa Jaz?" sahut dosennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You
FanfictionMy LOVE is YOU ini menceritakan tentang kehidupan remaja di bangku perkuliahan. Seorang cewek, yang sok cuek, terlalu memikirkan sesuatu yang tidak penting, peduli, pintar, dan kaya, yang bernama Jazmyn Jensen. Sebenarnya dia tertarik pada seorang i...