Didalam lift tersebut hanya ada Jazzy sendiri, dia termenung memikirkan sesuatu. "Keadaaan saat ini berubah. Orang yang dulu pernah menjadi bagian dalam hidupku, perlahan mulai pergi. Apakah keadaan ini akan terus seperti ini?" ucap batin Jazzy. Lift yang ia naiki terus turun menuju lobby. Harry sedang menunggu lift itu.
Harry yang sendiri sedang termenung memikirkan sesuatu, tiba-tiba pintu lift terbuka. Jazzy keluar, Harry masuk. Keduanya memiliki alur masuk dan keluar yang berbeda. Jazzy keluar di lift satunya, sedangkan Harry masuk di lift satunya. Layaknya bumi dan langit yang tidak pernah menyatu. Jazzy pun segera pergi kembali ke rumahnya. Tak lama kemudian, suara wanita terdengar memanggil namanya.
"Kak Jazzy!" panggil Lux, anak dari Lou.
Jazzy menoleh, saat ini Lux sudah bisa berjalan. Dia tersenyum melihat Lux menghampirinya. Lalu, dia menggendong Lux. "Dia ingin sekali bertemu denganmu," ucap Lou. Jazzy tersenyum. Dia belum mengatakan hal apapun pada Lou. "Kita ke cafe saja, duduk-duduk sebelum aku pergi lagi," sahut Jazzy. Lou pun menyetujuinya.
Di cafe, sudah duduk Olivia yang sedang asyik dengan ponselnya. Jazzy dan Lou duduk di tempat yang sedikit jauh dari Olivia, mungkin dia tidak menyadari bahwa Jazzy dan Lou baru saja disana. Sedangkan Harry sedang bersiap diri di dalam apartmentnya. Didalam kamarnya, dia sempat membaringkan dirinya. Sesekali dia mengeluarkan air matanya.
"Aku rasa permainan ini telah berakhir, rasanya ini terbuka. Senyum itu selalu membuat aku rindu," gumam batin Harry.
"Aku benar-benar tidak akan membiarkan ini terus terjadi, aku akan mengikuti permainannya juga," gumam Harry lagi lalu menghapus air matanya.
Disaat Harry selesai dan siap bertemu Olivia lagi. Saat itu juga Jazzy baru saja pergi meninggalkan Lou dan Lux. Harry juga kaget melihat Lux dan Lou di apartemennya. "Kalian mengapa disini?" tanya Harry.
"Kita baru saja bertemu Kak Jazzy," sahut Lux dengan polosnya.
Harry tercengang. Namun dia berhasil menyikapinya. Dia terdiam dan pergi dari Lou dan Lux, untuk bertemu Olivia. Harry kembali bersikap seperti biasanya. Tak ada kecurigaan bahwa Harry telah mengetahui segalanya tentang Olivia. Batin hati Harry mengumpat banyak sekali tentang Olivia. Namun Olivia masih belum menyadarinya.
--------
Hari terus berganti, semua orang, termasuk teman-teman dekat Jazzy, tak mengetahui dimana sekarang dia tinggal, bahkan Alex pun benar-benar kebingungan mencari tempat tinggal Jazzy sekarang. Lain halnya dengan Abby, dia mencari cara lain untuk bisa bertemu dengan Jazzy, namun usahanya tak sebanding dengan hasilnya."Mengapa mencarinya benar-benar menyulitkanku," kata Abby kepada Gemma, Zayn serta Louis.
"Aku rasa Jazzy benar-benar kecewa dengan kejadian saat itu. Aku rasa hatinya benar-benar terluka mendengar semua yang terjadi malam itu," sahut Gemma dengan wajah termenung.
"Tapi aku yakin, dia sangat merindukan teman-temannya. Terutama kamu, Abby. Aku rasa dia butuh seseorang untuk berada disampingnya," kata Zayn menenangkan Abby.
"Aku harap dia menelponku malam ini," kata Abby mulai putus asa.
"Entahlah. Harry juga semakin lengket dengan Olivia. Aku heran dengan sikapnya. Dulu dia ingin sekali balas dendam pada Olivia. Sekarang? Mana hasilnya? NIHILLL!" sahut Louis tiba-tiba mencibir tentang Harry.
Di lain tempat, saat ini Jazzy sedang sibuk dengan beberapa tugas dari Peter untuk acara Fashion Week di Paris minggu depan. Jazzy telah diberikan deadline untuk menyelesaikan design inti dari tema yang dia ambil untuk dipamerkan di Fashion Week Paris. Dia harus bekerja dengan keras dan benar-benar lembur hingga dini hari. Bahkan ucapan Bibinya pun tak mempan untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You
FanfictionMy LOVE is YOU ini menceritakan tentang kehidupan remaja di bangku perkuliahan. Seorang cewek, yang sok cuek, terlalu memikirkan sesuatu yang tidak penting, peduli, pintar, dan kaya, yang bernama Jazmyn Jensen. Sebenarnya dia tertarik pada seorang i...