Ketika Jazzy tiba di rumahnya, dia segera menuju kamarnya. Membereskan semua pakaian yang dia bawa dari New York. Dia segera menyelesaikannya dan turun. Mommy dan Daddy Jazzy kaget melihat anaknya membawa koper.
"Mau kemana?" tanya Daddy Michael.
"Uhmm, aku...aku," ucapan Jazzy segera disambung oleh Mom Mandy.
"Bukankah kamu pulang lusa?" kata Mom Mandy.
"Tidak, Mom. Aku memutuskan untuk pulang malam ini. Ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan di New York. Mom, bolehkah untuk sementara waktu aku tidak tinggal di apartemen?" kata Jazzy.
Mom Mandy sedang berpikir. Dia menduga bahwa anaknya sedang ada masalah. "Boleh," jawab Mom Mandy singkat. Jazzy menghela napas ketika Mom Mandy mengatakan hal itu.
"Tapi jangan pernah kamu menyuruh Bibi untuk pergi dari kamu. Hanya dia yang Mommy percaya untuk menjagamu di rumah. Okay?" kata Mom Mandy.
"Baiklah. Mom, Daddy, sorry aku harus pergi sekarang," kata Jazzy terlihat buru-buru.
"Tidak apa-apa. Biarkan Mommy dan Daddy mengantarmu," kata Daddy Michael.
Akhirnya, Jazzy diantar oleh kedua orang tuanya. Setibanya di bandara dia terlihat segera check in. Tiketnya telah dia pegang, dibeli tepat sebelum dia pulang ke rumahnya. Jazzy pamit pada kedua orang tuanya. Dia sempat mengatakan bahwa Jazzy akan pulang ketika dia telah sukses. Dia tidak akan kembali ke London tanpa membawa sesuatu yang tidak membuat kedua orangtuanya bangga padanya.
Pesawat Jazzy akhirnya berangkat. Satu hari yang singkat dengan keputusan yang benar-benar cepat. "Aku pastikan kita tidak akan bertemu dengamu lagi, Harry. Aku janji," kata batin Jazzy. Dia menutup matanya yang lelah akan air matanya dikeluar. Jazzy tertidur hingga dia tiba untuk transit dan tertidur lagi hingga benar-benar tiba di New York. Dia dijemput oleh supir dan Bibinya. Jazzy terdiam dalam perjalanan pulangnya. Supirnya sempat heran melihat sikap diam Jazzy.
"Non, kenapa diam?" tanya supirnya.
Jazzy masih dalam lamunannya. "Uhmm tidak Pak. Jazzy hanya ingin cepat tidur," kata Jazzy.
Setibanya, Jazzy segera melepas penatnya di tempat tidur yang jarang sekali dia tempati. Kamar itu terlihat abu-abu. Entah itu hanya perasaan Jazzy atau benar-benar adanya.
"Design itu harus segera aku selesaikan," kata Jazzy.
Ketika mengingat kata design, dia teringat akan semua kejadian yang telah Olivia lakukan padanya. "Kali ini kamu bisa menang Liv. Karena kekalahan tak selamanya itu kalah. Ingat masih ada langit di atas langit," ucap batin Jazzy.
Dengan tekad dan semangat barunya. Jazzy mencoba membuat design barunya dengan detail yang lebih bagus. Akhirnya sejak kedatangannya itu, Jazzy menyelesaikan designnya.
"Uh? Jam 1? Cepat sekali, bukankah tadi masih sore?" kata Jazzy melihat kesekelilingnya. Jazzy pun keluar dari kamarnya. Dia melihat Bibinya tertidur di meja makan dengan beberapa makanan yang masih tersisa.
"Bibi," panggil Jazzy yang sebenarnya dia tidak ingin membangunkannya.
"Oh non Jazzy. Makan non. Bibi sudah masak masakan kesukaan, non Jazzy. Tapi sudah dingin, atau Bibi hangatkan dulu ya?" kata Bibi.
"Tidak perlu, Bi." ucap Jazzy lalu mengambil nasi dan beberapa sayur serta lauknya. Jazzy memakannya, dia mulai merasa bahwa makanan yang dia makan terasa dingin di dalam mulutnya. Sedingin hati yang dia rasakan saat ini.
Di Inggris, hari ini, Abby datang ke rumah Jazzy. Mom Mandy membukakan pintu rumah Jazzy, kebetulan dia akan pergi menemui suaminya di tempat yang telah mereka janjikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is You
FanfictionMy LOVE is YOU ini menceritakan tentang kehidupan remaja di bangku perkuliahan. Seorang cewek, yang sok cuek, terlalu memikirkan sesuatu yang tidak penting, peduli, pintar, dan kaya, yang bernama Jazmyn Jensen. Sebenarnya dia tertarik pada seorang i...