"Hei... kenapa kau sendirian saja di sini? Kau tidak ikut berkumpul bersama teman-teman mu?" pertanyaan itu mengagetkan Seokjin yang sedang fokus memberi makanan pada induk kucingnya. Hanya nasi sisa yang tidak di habiskan teman-temannya dan kemudian ia pungut.
Seokjin menatap kesal si penanya yang rupanya seorang anak kecil sebayanya. Hanya saja tubuh anak itu agak gemuk. Pakaian yang ia kenakan bagus, dan ia berbicara sambil mengemut permen lolipop rasa cokelat. Yang jelas Seokjin tidak pernah bertemu anak itu sebelumnya.
"Siapa kau ? Kau mengagetkan ku," ujar Seokjin tanpa basa-basi.
"Oh maaf kalau aku mengagetkanmu. Perkenalkan namaku..."
"Sayang... kenapa kau bisa berada di sini?'
Tiba-tiba seorang wanita paruh baya mendatangi si anak tersebut. Wanita itu pastilah seorang wanita kaya melihat dari perhiasan yang melekat pada tubuhnya. Seokjin sendiri hanya menatap datar interaksi si anak itu dengan neneknya sambil mengelus induk kucingnya."Oh nenek aku hanya ingin melihat lihat halaman belakang panti ini."
"Kau membuat nenek khawatir ,"
"Maafkan aku nek..."
Tak berapa lama ibu panti ikut menyusul si nenek tersebut .
"Seokjin, kau selalu saja menghilang .. Sekarang cepat berkumpul di aula, kita harus menyambut kedatangan keluarga kim," tampak ibu panti menahan rasa kesalnya tak lupa ia meminta maaf pada wanita tua yang di panggilnya nyonya kim.
Seokjin menaruh induk kucingnya dengan hati-hati sebelum ia pergi mendahului mereka semua untuk berkumpul di aula sesuai intruksi si ibu panti .