"Aku hendak pulang sekarang,"
"Tunggu! Jangan pulang dulu. Aku sebentar lagi sampai di apartemen,"
"Urusanku sudah selesai jadi untuk apa di sini?"
"Aku ingin makan malam bersama mu di apartemen jadi tunggu aku!"
Seokjin menghela nafasnya namun ia tak memiliki pilihan selain lagi-lagi menyetujui keinginan Namjoon. Itu terdengar seperti perintah mutlak yang harus di turuti walau rasa tak enak masih menggelayuti hatinya.
Ia berada di apartemen Namjoon hanya berniat untuk mengembalikan pakaian milik Namjoon yang di pinjamnya saat menginap. Meskipun Namjoon tak pernah menagihnya namun Seokjin tak suka menyimpan barang yang bukan miliknya. Akhirnya Namjoon memberikan password apartemennya pada Seokjin dan menyuruh Seokjin langsung datang sendiri ke apartemenya sementara si empunya apartemen masih di sibukkan dengan kegiatan kerjanya.Sekitar lima belas menit kemudian, Namjoon memasuki apartemennya dengan wajah yang kuyu sementara supir pribadinya berjalan di belakangnya membawakan sekantong belanjaan. Sang supir tampak terkejut melihat ada Seokjin yang berada di dalam apartemen Namjoon namun ia hanya terdiam sebab sudah beberapa kali ia melihat Seokjin sebelumnya hanya saja ia tak menyangka Seokjin sudah di ajak ke apartemen oleh sang tuan muda.
Seokjin membungkukkan badan menaruh hormat pada supir Namjoon dan kemudian mengambil alih kantong belanjaan tersebut dari tangannya."Saya pamit undur diri, tuan muda,"
"Iya ..terimakasih banyak pak Baek. Selamat malam," ujar Namjoon dengan sopan namun Seokjin bisa menangkap bahwa nada bicara Namjoon tampak lesu tak seperti biasanya.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Seokjin.
"Aku lelah..." jawab Namjoon. Ia duduk di sofa nya sambil memejamkan mata.
"Mau ku buatkan teh?" Tawar Seokjin.
"Boleh. " jawabnya singkat.
Hari ini Namjoon menghabiskan sebagian besar waktunya di salah hotel berbintang untuk melakukan presentasi yang sudah satu bulan ini ia kerjakan untuk menggaet sejumlah investor agar datang ke perusahaannya. Persiapan yang sangat matang ia lakukan dan cukup menguras pikirannya.
Tak berapa lama Seokjin datang dengan secangkir teh hangat di tangannya.
"Kenapa tidak pulang saja ke rumahmu?"
"Mau bertemu denganmu," jawab Namjoon sembari menyesap teh yang Seokjin seduhkan. Seokjin hanya mengelengkan kepala mendengar jawaban Namjoon.
"Aku sudah membeli dimsum tadi di perjalanan pulang. Makanlah,"
"Lalu kau?"
"Sebentar aku mengganti baju dulu."
"Iya kita makan bersama ,"Tak butuh waktu lama, Namjoon menuju meja makan dan terlihat Seokjin yang telah menyajikan makanan di atas meja makan.
"Aku akan pulang setelah ini," ujar Seokjin di sela-sela kegiatan makan mereka.
"Ckk.. tidur saja di sini dengan ku.."
"Waktu ini aku sudah menginap masak menginap lagi,"
"Ayolah Jin.. "
"Tidak! Pokoknya aku mau pulang," Namjoon hanya diam memperlihatkan ekspresi yang keruh.
"Aku ingin kau ada di sini bersama ku apa susahnya sih?" Namjoon tak sengaja membentak Seokjin. Seokjin cukup terkejut tapi ia bisa menguasai dirinya dengan baik. Sepertinya Namjoon sedang dalam mood yang tak bagus.
Seokjin juga sempat memperhatikan Namjoon tampak seperti tak berselera dengan makanannya.