"She gave me this, and the smell was so good..." Kemudian sang ibu menyodorkan pergelangan tangannya yang telah tersemprot parfum pada Namjoon.
"Hmm.. small so fresh," balas Namjoon seadanya dengan tetap mempertahankan senyumnya.
Parfum yang ibunya ceritakan adalah parfum pemberian dari Jenny. Brand kecantikan tempatnya bekerja juga merilis parfum dengan wewangian terbaru dan di jual dengan stok yang limited , salah satunya Jenny berikan secara cuma-cuma pada ibunya dan Namjoon mengerti bahwa wanita akan selalu membahas tentang kecantikan seumur hidup mereka.Tapi wangi parfum semahal apapun tidak bisa menandingi wangi tubuh Seokjin. Di samping itu ibunya juga ingin agar ia bisa mengenal Jenni lebih jauh lagi, hanya saja semenjak kejadian sewaktu ia bercinta dengan Jessi, Namjoon benar-benar semacam belum siap sebenarnya berdekatan dengan wanita lagi. Wolf dalam dirinya tidak menyukai kehadiran mereka. Bahkan sepanjang ia menghabiskan waktu bersama Jenni tempo hari, hanya rasa tidak nyaman yang ia rasakan. Ia tidak tahu kenapa padahal Jenni itu seorang gadis yang menyenangkan seperti yang ibunya ceritakan. Apakah ikatan yang ia miliki dan Seokjin memang sekuat itu ? Padahal ia bahkan belum mengesahkannya sama sekali.
Sekembalinya ke Korea nanti, ia ingin memberikan Seokjin sepasang sneaker putih yang ia putuskan akan di jadikan oleh-oleh untuk Seokjin.
Sepatu putih yang di belinya di salah satu distro di Jepang. Namjoon sampai hapal sepatu kets yang sering Seokjin kenakan dalam kesehariannya. Sepasang Sepatu berwarna putih juga hanya saja tampilannya sudah agak lusuh. Namjoon tak berani untuk menawarkan membeli sepasang sepatu untuk Seokjin karena ia tahu itu akan menyinggung harga diri omeganya.
Di saat yang sama, Baekhyun sudah di perbolehkan pulang namun ia meminta agar Seokjin menemaninya karena ia masih trauma atas kejadian yang menimpanya tempo hari. Seokjin sudah menyarankan agar Baekhyun melapor pada polisi tapi sepertinya kondisi psikis Baekhyun masih belum siap . Seokjin bersedia menemani Baekhyun mengingat Baekhyun tak memiliki siapapun sama seperti dirinya.
Seokjin tahu ini semua tidak akan berjalan dengan mudah. Kenapa menjalani hidup sebagai seorang omega pria sangat tidak mudah. Terkadang Seokjin sangat membenci statusnya ini. Menjalani kehidupan sebagai omega pria bukan saja menyulitkan tapi juga penuh dengan kesedihan, dan penderitaan. Kadang Seokjin berpikir apakah para omega pria tak berhak untuk hidup bahagia?Dokter sudah meresepkan sejumlah obat untuk Baekhyun konsumsi dan harga obat-obat tersebut jumlahnya cukup menguras kantong. Bahkan Seokjin menggunakan uang yang seharusnya ia gunakan untuk membayar sewa flatnya bulan depan untuk membantu membayar biaya perawatan Baekhyun.
"Untuk sementara kau beristirahat dulu ya Baek..."
"Aku merasa sangat merepotkanmu ,Jin... maafkan aku," sesal Baekhyun.
"Aku tidak merasa seperti itu, Baek.. hanya kuatkan dirimu demi anakmu, Baek..." Seokjin mengatakannya dengan sedikit emosional. Ia hanya tidak bisa membayangkan jika ia yang berada di posisi Baekhyun saat ini.
"Aku akan membantu mu sebisa ku, aku janji..."
Karena tuntutan pekerjaannya juga, Seokjin tak bisa terus-terusan menemani Baekhyun.
Ia harus kembali bekerja seperti biasanya dan lembur di kantor selama dua hari berturut turut."Aku mencintaimu Seokjin... "
"Aku jugaaaa.... aku juga mencintaimu Namjoon...."
Cup.. cup..cup...
Kecupan-kecupan penuh cinta Namjoon layangkan pada Seokjin .
"Aku senang sekali akhirnya setelah sekian lama kau mau membalas pernyataan cintaku,"