Seokjin entah sudah berapa kali menguap menunggu kedatangan Namjoon di taman dekat tempat tinggalnya. Namjoon berpesan agar jam enam pagi Seokjin sudah harus di taman tersebut. Ia masih mengantuk , langit juga masih gelap tapi setidaknya udara mulai menghangat menyambut datangnya musim panas.
Hingga sebuah mobil menghampirinya. Mobil yang tidak pernah Seokjin lihat pernah Namjoon gunakan.
"Ayo masuk," ujar Namjoon ketika ia menurunkan kaca mobil tersebut.
"Bukan Pak Baek yang mengantar?" Tanya Seokjin ketika ia melihat yang menyetir mobil tersebut bukan supir pribadi Namjoon melainkan seorang pemuda yang berusia sekitar awal dua puluhan.
"Pak Baek ku suruh istirahat. Aku memilih menyewa mobil langsung dengan supirnya,"
"Oh.. pantas mobilnya beda,"
Sebenarnya alasan Namjoon lebih kepada ia tak ingin supir keluarganya itu mengetahui mengenai perjalanannya hari ini bersama Seokjin.
"Kenapa juga harus jam enam berangkat. Tidak bisa apa lebih siang sedikit?" Protes Seokjin"Tidaklah biar sampai di sana sebelum jam dua belas . Memangnya kau bangun jam berapa?"
"Jam lima lebih sedikit ku rasa."
Dalam perjalanan, Seokjin tak dapat menahan rasa kantuknya dan tertidur dengan menggunakan bahu Namjoon sebagai sandarannya. Namjoon tidak keberatan asalkan Seokjin merasa nyaman.
Sayangnya di tengah perjalanan, Seokjin tak dapat menahan rasa mualnya hingga meminta mobil untuk berhenti. Belum saja mobil menepi dengan benar, Seokjin sudah keburu loncat dari dalam mobil.
"Seokjin!" Namjoon panik melihat aksi Seokjin yang langsung turun begitu saja.
Untung jalanan sekitar sepi dan ada semak belukarnya sehingga Seokjin bisa memuntahkan isi perutnya."Ueeekkk... uuueeekk..."
"Jin... jangan loncat begitu dari mobil. Itu sangat berbahaya,"
"Aku tak mau muntah di mobil orang," Seokjin memaksa berbicara di saat perutnya masih bergejolak.
"Lebih baik kau memuntahkan isi perutmu di dalam mobil ketimbang melakukan aksi tadi,"
Kepala Seokjin menjadi sakit seketika dengan omelan Namjoon.
"Bisa tidak jangan berbicara dulu!" Hardik Seokjin.
Seketika keadaan menjadi hening. Setidaknya supir yang mengantar ia dan Namjoon dengan sigap menawarkan air dan tissue untuk Seokjin.
Perjalanan bahkan masih setengahnya lagi untuk di tempuh. Seokjin sadar sepertinya ia salah telah membentak Namjoon apalagi di lihat oleh driver mereka."Jaehyun, kau sudah sarapan belum?" Tanya Namjoon.
"Ah nanti saja pak.. terimakasih telah bertanya."
"Ayo kita sarapan bersama. Nanti berhenti di rest area terdekat ya," Namjoon tak mengatakan apapun atau bertanya pada Seokjin . Sepertinya ia marah akan tindakan Seokjin barusan.
"Baik pak..."
Sesuai perintah Namjoon, supir yang bernama Ahn Jaehyun itu memasuki rest area terdekat. Mau tidak mau Seokjin harus ikut turun.
"Aku... pergi membeli obat anti mual dulu.."ujar Seokjin. Kebetulan di rest area tersebut juga terdapat minimarket yang menjual obat-obatan.
"Ya nanti kau cari aku dan Jaehyun setelahnya. Dan satu lagi, aku tidak suka dengan tindakanmu barusan. Bukankah tindakan yang kurang ajar seorang omega membentak alpha. Setidaknya aku hanya mendiami mu. Di beberapa kasus bahkan seorang alpha bisa mengeluarkan feromonnya untuk memberi hukuman pada omega. "