Namjoon pulang dengan hati yang sangat dongkol dan semua itu gara-gara Seokjin.
Ya dia memilih pulang , tidak ada istilah ia akan mengejar-ngejar Seokjin dan meminta maaf lagi? Atau mengantarnya pulang? Itu sangat non sense baginya . Setibanya di rumahnya rupanya jam sudah menunjukkan hampir pukul 12 malam dan tentunya ayah ibunya sudah berada di rumah lebih dulu dan tengah menantinya."Aku tak sengaja bertemu teman ku dan ya kita memutuskan berbincang sebentar." Namjoon berpikir gara-gara Seokjin ia harus berbohong pada orangtuanya saat di tanya kenapa ia tak kunjung sampai di rumah nya.
"Lalu bagaimana perbincanganmu tadi bersama para anak-anak konglomerat itu?" Tanya Jung Kook.
"Mereka membicarakan ya pencapaian mereka , harta nya juga.. apa yang bisa di beli , somehing like that,"
"Yah you know some people who think they are rich, they will show off from their story," Ji Ah menambahkan.
"Look like im very poor there because im not use Rolex , Im not ride buggati," canda Namjoon.
" I know you not feel like that," Ujar Jung Kook.
"Aku bercanda ayah. Itu pencapaian mereka kan jadi ya sah sah saja . Tapi aku anak konglomerat juga kan ?"
Jung Kook hanya tertawa sementara
Ji Ah tersenyum menatap putranya . Ia tahu putranya seperti apa. Namjoon hanya terlalu nyaman menjadi seorang pribadi yang sederhana.Sebelum menuju ke kamar mereka masing-masing, Ji Ah mengatakan pada sang anak bahwa ia memiliki surprise untuk Namjoon besok.
Keesokan harinya , Namjoon sudah kembali bekerja. Kali ini ia sudah menelepon jasa reparasi gedung dan meminta bagian lobi perusahaan di cat ulang. Ia ingin mendesign ulang interior perusahaan tersebut.
Namjoon bahkan yang langsung mengawasi. Seokjin secara tak sengaja lewat di lobi dan bertatapan dengan Namjoon namun Namjoon memilih memasang ekspresi yang datar sebab Namjoon belum bisa melupakan peristiwa pertengkarannya dengan Namjoon kemarin.
Sedangkan Seokjin berusaha tak ambil pusing dan menyibukkan dirinya mengepel lantai lobby yang cukup luas walau rasanya ia sedikit tak bertenaga hari ini.
Sekitar pukul dua belas Namjoon di kejutkan dengan kedatangan beberapa food truck ke halaman perusahaannya.
"Apa-apa'an ini? " Namjoon terkejut dengan banyaknya food truck yang datang hingga ia tahu siapa dalang di balik pengirim food truck tersebut yang tak lain adalah ibunya.
"Sayang, bagaimana kejutannya? Kau suka?" Tanya sang ibu dengan senyum sumringah.
"Siapa wanita itu?apa dia kekasih pak Namjoon?" Bisik-bisik karyawan yang melihat kedatangan Ji Ah.
"Cantik sekali kekasihnya."
Sebelum akhirnya Namjoon memperkenalkan Ji Ah adalah ibunya. Semua karyawannya melongo tidak percaya.
"Tetap bersemangat ya, bersama anak saya memajukan perusahaan," pesan Ji Ah . "Kalian silahkan nikmati hidangan yang tersedia di food truck -food truck ini dan semua nya gratis."
Mendengar ucapan makanan gratis, tentu saja terasa bagai mendapat rejeki nomplok bagi para karyawan. Tak lupa mereka mengucapkan terimakasih sebelum berbondong ke food truk yang terparkir untuk mengambil jatah makanan mereka.
"Surprise yang luar biasa," puji Namjoon.
"Ibu hanya ingin memberi selamat untuk pencapaianmu sayang. Sambil ibu juga ingin mengajakmu makan siang karena hari ini ibu memasakkan makanan untukmu, "