perdebatan

728 80 5
                                    









Kilasan itu mendatangi Namjoon lagi. Kilasan tentang dirinya dan seorang anak kecil yang Namjoon tak ingat siapa anak kecil tersebut. Namun Namjoon sudah bukan anak-anak lagi sekarang dan ia tak  ingin mencari tahu siapa anak kecil tersebut.

Saat Namjoon tersadar, ia melihat ayah dan ibunya sudah berada di sampingnya menatapnya dengan khawatir.

"Joon, kau baik-baik saja kan nak?" Tanya sang ibu.

"Jam berapa sekarang?" Namjoon balik bertanya.

"Sudah jam delapan malam,"

Namjoon ingat, sepulang kerja tadi ia merasa lelah luar biasa hingga setibanya di mansionnya ia langsung merebahkan diri
di ranjangnya. Pakaian kerjanya bahkan masih melekat di tubuhnya.

" Aku tertidur cukup lama juga," gumamnya.

"Ayah kan sudah bilang jangan terlalu memaksakan dirimu Joon," nasihat Jung Kook. Tampak wajah sang ayah menatapnya dengan khawatir. Sebenarnya bukan tanpa alasan ayah dan ibunya mengkhawatirkan kondisi Namjoon.  Namjoon pernah mengalami kecelakaan saat ia kecil dan di karenakan kecelakaan tersebut ia koma hampir sebulan lamanya.

Setelah tersadar dari komanya, perlahan kondisi Namjoon membaik . Ia belajar sekeras mungkin karena mendapat nilai yang baik dan memiliki prestasi akademis itu merupakan sebuah keharusan di keluarganya. Namjoon menjadi sangat ambisius terutama ketika ia akan tamat SMA. Waktunya ia habiskan untuk belajar, mengikuti tes masuk universitas yang susahnya luar biasa. Usaha Namjoon tak sia-sia meski ia harus kekurangan waktu tidur juga kadang mengeluh sakit kepala. Hingga di hari pertama masa orientasinya sebagai mahasiswa, sesuatu yang mengerikan terjadi.

Saat itu Namjoon dan seluruh mahasiswa baru di kumpulkan di tengah lapangan, cuaca sedang terik dan saat itu lah Namjoon merasakan kepalanya benar-benar sakit bagai di hantam benda keras mengakibatkan Namjoon tak sadarkan diri, dan dari hidunganya mengeluarkan darah dalam jumlah yang cukup banyak.
Segera Namjoon di larikan ke rumah sakit dan dari hasil pemeriksaan dokter mengatakan ada gumpalan dalam otaknya yang bisa di sebabkan akibat kecelakaan yang dulu ia alami namun efeknya baru terjadi sekarang. Ketika Namjoon tersadar, ia bahkan menangis menahan rasa sakit di kepalanya, hingga para dokter segera mengambil tindakan operasi untuk mengeluarkan gumpalan darah tersebut.

Jung Kook tak bisa untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang anaknya alami . Ia menjadi sangat trauma dan tak ingin Namjoon berurusan dengan banyaknya alat-alat medis lagi. Seusai operasi , dokter melarang Namjoon terlalu berpikir keras, terlalu stres karena akan berpengaruh pada kondisinya.

"Mau ke Rumah Sakit tidak? " tawar Jung Kook lagi.

"Tidak ayah, aku tidak apa-apa.." tolak Namjoon. "Aku akui sedikit kelelahan hari ini tapi sekarang sudah merasa lebih baik,"

Ji Ah mengelus pundak sang suami dan berbisik "its okay," berusaha menenangkan sang suami.

"Baiklah. Kalau begitu ganti bajumu, kita makan malam. Ayah hanya berharap kau akan baik-baik saja. Pelan-pelan saja nak, jangan terlalu menggebu because everything take time . You just start it," nasihat ayahnya.

Ya Namjoon mengerti maksud sang ayah. Ayahnya percaya Namjoon bisa mengikuti jejak sang ayah, namun terkadang ia hanya terlalu menggebu-gebu karena sifat ambisiusnya.

Keesokan harinya Namjoon memutuskan tidak berangkat kerja, ia akan libur sehari namun bukan berarti tidak ada hal yang akan ia lakukan. Mansionnya sudah sepi sebab seusai sarapan, ayahnya berangkat bekerja sementara ibunya memiliki urusan dengan kawanan sosialitanya. Setidaknya nanti malam  mereka berjanji akan pergi bersama ke sebuah charity dinner yang di selenggarakan di sebuah ballroom hotel berbintang di Seoul. 

Aku yang tak di inginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang