"Seokjin, aku membuatkanmu sup tahu. Di makan ya," Baekhyun menyodorkannya semangkuk sup tahu yang sederhana. Meski sama sekali tidak berselera untuk makan, namun Seokjin menghargai niat baik sahabatnya itu.
Seokjin memaksakan untuk makan dengan air mata yang terus berlinang. Baekhyun terkaget karena ini lah kali pertama ia melihat seorang Seokjin menangis. Yang jelas ketika ia membukakan pintu untuk Seokjin, sahabatnya itu sudah menampakkan wajah bersedih yang luar biasa.
"Seokjin, apa kau ada masalah? Seokjin katakanlah," melihat Seokjin membuat Baekhyun benar-benar khawatir. Namun Seokjin hanya menggelengkan kepalanya dan menghapus air matanya namun air matanya tak berhenti mengalir. Dadanya sesak sehinggga sulit baginya untuk bercerita. bercerita pun harus memulai darimana karena sejak awal ia tak pernah menceritakan Namjoon pada siapapun.
"Seokjin, kau kenapa? Siapa yang menyakitimu,?" Baekhyun belum menyerah untuk bertanya namun Seokjin hanya terdiam dan membayangkan kejadian tadi di apartemen Namjoon. Rasanya tidak ada harga dirinya sama sekali di mata Jung Kook. Aura alpha pria itu terlalu kuat bahkan tanpa mengatakan apapun, insting omega Seokjin merasakan penghinaan yang luar biasa dari pancaran matanya.
"Ada masalah di tempat kerja. Aku rasa jalan satu-satunya aku harus berhenti bekerja." Hanya itu yang akhirnya Seokjin katakan sebagai jawaban.
"Apa masalahnya terlalu berat? Apakah tentang hutang atau semacamnya?"
"Hmm... ku rasa iya. Tapi maaf aku tidak bisa menceritakan detailnya seperti apa padamu. Yang jelas bukan masalah hutang atau uang."
Seokjin memaksakan untuk berbicara meskipun dadanya terasa sesak tiap mengeluarkan kata-kata.
Baekhyun mencoba mengerti dan akhirnya membiarkan Seokjin menenangkan dirinya seorang diri. Seokjin pikir ia akan bisa tertidur malam harinya namun rasa sesak di dadanya tak kunjung hilang."Apa mungkin ikatan antara alpha dan omega itu benar adanya..." Yoon Joong bergumam usia memeriksa keadaan Namjoon. Kali ini Namjoon sudah merasa lebih baik setelah kedatangan Yoon Jung.
"Maksudmu?"
"Seperti yang kakak bilang bahwa alpha Namjoon tiba-tiba hadir dalam dirinya, aku menyimpulkan bahwa Namjoon sebenarnya memiliki rasa sayang yang besar pada omeganya dengan kata lain bahwa.... mungkin saja
Namjoon mencintai omeganya. Ini sudah ke dua kalinya kan Namjoon tiba-tiba collaps seperti ini? Dan keadaannya waktu itu membaik ketika omeganya hadir. ""Maksudmu aku harus membiarkan anakku terus bersama dengan omega itu?"
"Aku tahu ini mungkin berat untukmu kak. Tapi coba dulu biarkan Namjoon bersama dengan omeganya. Aku juga sudah mencoba penelitian, aku membuat duplikat dari sampel dna Seokjin tapi itu tak semempan ketika Namjoon bersama dengan omeganya. "
"Ku mohon... jangan sakiti dia..." ketika mendengar lirihan Namjoon, Yoon Jung dan ke dua orangtuanya mendekat pada Namjoon. Rupanya Namjoon hanya mengigau.
"Namjoon sudah tidak dalam pengaruh alphanya lagi. Dia baik-baik saja sekarang,"ujar Yoon Jung.
"Baiklah.... ibu... ibu akan mencoba membiarkanmu bersama dengan Seokjin. " ucap Ji Ah.
"Sayang, aku tidak bisa membiarkan Namjoon terus seperti ini. " Ji Ah mencoba membujuk suaminya. Jung Kook hanya terdiam sama sekali tak menjawab. Ia menatap Namjoon dengan tatapan yang sulit di artikan sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamar sang anak."Sspertinya kakak membutuhkan waktu. Biarkan saja dia dulu," dan Ji Ah hanya menganggukkan kepalanya.
Setidaknya Namjoon sudah agak baikan keesokan harinya meski ia tak mampu mengingat apa yang terjadi semalam sewaktu alphanya menguasainya. Ia hanya teringat tiba-tiba saja semua terasa gelap. Di tambah lagi ayahnya yang seolah menghindarinya ketika mereka sarapan. Jung Kook lebih fokus pada tab di tangannya seperti menghindari Namjoon. Namjoon sendiri merasa bersalah pada ayahnya ,ia menyadarinya ayahnya masih tidak terima dengan perbuatannya semalam.