Tidak baik baik saja

734 85 33
                                    



























'Cantik'



Namjoon hanya sekedar memuji dalam hatinya namun ia tak memiliki ketertarikan sama sekali untuk mengenal gadis ini lebih jauh lagi. Atau mungkin bisa di bilang sekarang hanya Seokjin yang memenuhi ruang hatinya. Andai ia tak mengenal Seokjin , mungkin ia akan menjadikan gadis di hadapannya untuk menjadi teman kencannya. Dan mungkin ia sudah melupakan niatnya dulu untuk mencari teman kencan semenjak ia menjadi dekat dengan Seokjin.

"Namjoon..." panggilan ibunya mengalihkan pandangan Namjoon. Tampak ibunya berjalan bersisian dengan seorang wanita yang sepertinya usia mereka sepantaran.

"Kim Jeni... ibu mencari mu dari tadi,"
Ujar wanita yang bersama dengan Ji Ah.

"Aku tadi sedang menerima telepon, bu..."

"Kau Jeni? Kau cantik sekali sayang," puji Ji Ah pada Jeni yang tak lain adalah gadis yang berada di hadapan Namjoon saat ini.

"Nah Sooyeon, ini adalah Namjoon putraku.. satu kebetulan kita di pertemukan di sini,"
Namjoon sempat bertanya-tanya tapi kini menjadi jelas sebab ternyata gadis tersebut tak lain dan tak bukan adalah putri dari sahabat ibunya semasa mengenyam bangku kuliah dulu di Paris. Bisa di bilang Ibunya cukup bersahabat baik dengan Sooyeon saat sama-sama mengenyam pendidikan dulu. Yang terjadi sesudahnya adalah tentu saja mereka berempat duduk satu meja dan Ji Ah menyuruh Namjoon untuk berbincang-bincang dengan Jeni malam itu.

"Perkenalkan aku Kim Namjoon..."

"Senang bertemu denganmu Namjoon... aku Kim Jeni..."


Di waktu yang sama, Seokjin hanya menunggu dengan sangat cemas di depan ruang UGD. Saat ia mendobrak pintu flat Baekhyun, ia menemukan keadaan ruangan yang berantakan serta Baekhyun yang tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir dari selangkangannya. Pemandangan yang sangat mengerikan bagi Seokjin.

"Dok.. dokter ... bagaimana keadaanya?" Seokjin bertanya dengan tergesa ketika dokter yang menangani Baekhyun keluar dari UGD.

"Apakah anda keluarga pasien?"

"Iya... saya saudaranya..."

"Jadi begini tuan........"

Seokjin masuk ke dalam ruang rawat Baekhyun dan menatap Baekhyun yang saat ini tengah tertidur akibat pengaruh obat bius. Seokjin benar-benar lelah sekali hari ini. Badannya terasa remuk, kepalanya serasa ingin pecah. Ingin menangis juga.

"Bagaimana bisa Baek?" Tanyanya.
Seokjin masih mengingat penjelasan dokter mengenai keadaan Baekhyun tadi. yang membuat Seokjin sangat terkejut adalah Baekhyun mengalami pendarahan dan hampir saja meninggal jika Seokjin terlambat membawanya ke Rumah Sakit. Ternyata Baekhyun saat ini tengah mengandung dua bulan. Beruntung janinnya masih bisa bertahan namun Baekhyun harus extra berhati-hari dalam menjaga kandungannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 dinihari dan Seokjin tanpa sadar jatuh tertidur . Ia memutuskan menemani Baekhyun dan tidak akan meninggalkannya sendirian





"Ahhh.... ahhh... Joon... ahhh.."

"You're so tight , baby..."

"Lagi Joon.. Lebih dalam... ahh.. ya di situ..."

Ketika Namjoon membuka matanya, ia sadari itu semua hanya mimpi. Dan di lihatnya celana tidur yang ia kenakan telah basah oleh air maninya.

"Sialan.. Goddes aku bermimpi basah ?"
Ia menjambak rambutnya sendiri membayangkan setelah sekian lamanya mengetahui cara bermain di atas ranjang, dan baru kali ini lagi ia bermimpi basah. Dalam mimpinaya itu terasa nyata sekali seolah ia sedang melakukannya bersama Seokjin. Cara Seokjin mendesah juga terasa begitu nyata. Kalau sudah begini , Namjoon berniat akan menculik Seokjin dan mencumbunya habis-habisan di dalam apartemennya sekembalinya dari Jepang.

Aku yang tak di inginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang