Setelah kejadian di mana Namjoon menemaninya di Runah Sakit , tidak ada perkembangan berarti sebenarnya pada hubungan mereka. Namjoon harus meninggalkan Seokjin sekitar pukul enam pagi karena ia harus bersiap bekerja. Tapi pria itu masih sempat mengirim seseorang untuk menjemput Seokjin di Rumah Sakit dan mengantar Seokjin pulang . Seokjin sama sekali tak mengeluarkan uang untuk biaya Rumah Sakit juga obatnya. Bahkan ternyata Namjoon membelikan lagi Seokjin beberapa makanan, yang sudah di taruh di bagasi mobilnya.
Ia juga menyelipkan sebuah note berwarna pink pula yang bertuliskan
'jaga kesehatanmu. Jangan suka makan makanan pedas. KNJ."
Seokjin akui sedikit lucu saat membacanya. Setidaknya Seokjin tak harus keluar uang untuk beberapa hari demi mengisi perutnya. Mungkin Seokjin akan berterimakasih saat di perusahaan nanti. Itu pun kalau ia bertemu dengan Namjoon.
Saat ia memulai hari untuk bekerja, ternyata teman-temannya bergosip soal kedekatannya dengan Namjoon. Sebab ada beberapa karyawan yang menyaksikan bagaimana Namjoon menggendong Seokjin dan membawanya masuk ke dalam mobilnya kemudian di antar ke Rumah Sakit.
"Kalian terlalu banyak menonton drama! Presdir hanya berniat menolong ku tak lebih."
"Ya tapi katanya presdir terlihat khawatir sekali pada mu waktu itu. Dia sampai mengantar kan mu Rumah Sakit "
"Tahu darimana dia khawatir? Dia hanya sebatas mengantar tak lebih,"
"Lagipula tak mungkin juga kan presdir menaruh perhatian pada mu. Masa iya seorang presdir menyukai office boy nya," ujar Seulgi.
"Nah itu kau tahu dan bisa menilai jadi untuk apa kan susah susah menggosipkan?" Semuanya terdiam mendengar perkataan Seokjin yang memang terkenal jutek.
Seokjin tak mau ambil pusing lagi dengan gosip-gosip buatan rekan kerjanya. Selama berhari-hari ia juga jarang melihat Namjoon. Pria itu sibuk berada di luar perusahaan akhir akhir ini. Lalu bagaimana dengan Namjoon sendiri? Pria itu memang sedang sibuk-sibuknya. Ia sibuk menyusun proposal guna mencari suntikan dana untuk perusahaannya yang sedang di bangunnya. Waktu 24 jam terasa kurang rasanya di sela kesibukannya. Apalagi untuk berkabar kabar dia sama sekali tak sempat.
Sebentar lagi para karyawan akan menerima gaji mereka dan semua record data gaji karyawan sudah berada di meja Namjoon. Terutama soal kenaikan gaji Seokjin akan ia lakukan. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.
"Melelahkan juga," ujar Namjoon seraya memijat dahi nya. Kemudian Namjoon menghubungi pantry melalui telepon . Ia ingin memesan secangkir kopi sebab ia tahu siapa petugas kebersihan yang lembur hari ini.
"Selamat malam. Dengan pantry," suara yang begitu di kenalnya mengalun di indera pendengaran Namjoon.
"Ini Namjoon. Tolong buatkan saya secangkir kopi hitam tanpa gula, antar ke ruangan saya. Terimakasih,"
"Baik pak. Mohon di tunggu,"
Kemudian Seokjin menutup teleponnya dan menghembuskan nafas lelah. Sebenarnya ia bersiap akan pulang tapi keburu Namjoon menelepon minta di buatkan kopi. Suasana pantry sudah sangat sepi karena rekan-rekannya sudah pulang daritadi meninggalkan ia sendiri.
Usai membuat kan kopi ia mengantarkannya menuju ruangan Namjoon. Sepanjang koridor juga sudah sepi karena biasanya paling lambat para karyawan pulang jam tujuh.
Sesampainya di depan pintu ruang kerja Namjoon, Seokjin mengetuknya terlebih dahulu.
Beberapa hari tak berbicara dengan Seokjin, entah kenapa Namjoon 'merasa' senang akhirnya memiliki kesempatan berbicara lagi dengan omeganya.