04

389 129 46
                                    

"Kenapa jadi kau yang bayar?" tanya Dahyun mengikuti arah pandang Jaehyun yang sedang sibuk memperhatikan dua anak kecil di tepi pantai, mereka sedang membuat istana pasir tak jauh dari orang tuanya.


Jaehyun duduk di sebelah Dahyun, bukannya menjawab, dia malah menunjuk kedua anak kecil itu dan berkata, "Kau tahu alasanku menjadi penjaga pantai karena apa?"


"Tidak."


"Karena aku pernah seperti mereka, bermain bersama temanku membuat istana pasir," jawabnya membuat Dahyun keheranan, "saat itu karena tidak ada yang mengawasi kami, temanku bilang dia akan membawa air yang banyak untuk kolam di sebelah istananya."


Mendapati raut yang tiba-tiba berubah, Dahyun mencoba menebak kelanjutan cerita Jaehyun dengan bertanya, "Sesuatu yang buruk terjadi pada temanmu?"


"Ya," jawab Jaehyun mengangguk pelan, "dia terlalu jauh ke dalam air hingga terbawa arus."

Dahyun mengulum bibir, mengusap tengkuk lalu meminum kopinya ketika Jaehyun menoleh dengan kekehan. Padahal dia tak bermaksud merubah suasana, tapi karena Dahyun bereaksi kikuk seperti itu, dia jadi ingin tertawa.


"Ini bukan cerita yang menyedihkan," katanya sambil bersila, "temanku selamat, kok."


"Terus? Kenapa rautmu jadi berubah, tadi?"


Jaehyun menatap ke kejauhan, sempat membuang napas lalu menjawab, "Itu karena untuk pertama kalinya aku merasa sangat mengkhawatirkan seseorang. Seberapa kuat aku berteriak meminta pertolongan, penjaga pantai kala itu menyelamatkannya sedikit terlambat hingga temanku pingsan."

Dahyun mengedarkan pandangan, karena ini masih cukup pagi, hanya sedikit orang di pantai dekat dengan tempat mereka sarapan tadi. Para penjual camilan dan penyewaan pun belum banyak yang berkeliaran.


Dia melihat jam tangannya, kemudian menatap Jaehyun dan bertanya, "Jam berapa kau main dengan temanmu itu?"


"Sekitar ... jam satu siang?"


"Yang benar saja?? Jam segitu pantai seperti lautan manusia, 'kan???" Pertanyaannya membuahkan gelak tawa dari Jaehyun, lelaki dengan kaos polos itu mengangguk membenarkan. "Pantas saja penjaga pantai terlambat! Kau bayangkan saja tempat seluas ini dengan ratusan orang, sementara penjaga pantainya cuma beberapa."


"Justru itu ... setelah aku menjadi penjaga pantai, aku benar-benar merasa bodoh karena sempat marah," jelasnya, "dulu aku menangis sambil meneriakinya."


"Ckckck, aku jadi kasihan dengan penjaga pantai kala itu."


"Hahahaha.."

Jaehyun tak bohong bahwa ia baru saja merasa lepas ketika bercerita. Memang bukan pengalaman yang begitu berkesan, tapi Jaehyun tak lupa bahwa dirinya tak seperti biasa menceritakan sesuatu yang menarik kepada seseorang. Sejak pagi pun begitu, yang mereka bicarakan hanya persoalan yang tak penting.

Jaehyun itu cukup seadanya ketika berkomunikasi, apalagi dengan orang asing. Dia merasa orang-orang selalu berekspektasi tinggi ketika pertama kali melihatnya, Jaehyun sering tak nyaman ketika berbicara—apalagi dengan perempuan.

Passing ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang