24

323 88 42
                                    

Dahyun menghela napas pelan selagi membantu Mina memotong buah-buahan untuk persiapan cuci mulut makan malam hari ini, diselingi beberapa obrolan kecil agar suasana di dapur tidak menjadi sepi. Helaan itu dikeluarkannya karena pikiran Dahyun sedang ada di tempat lain, tepatnya ke obrolan yang ia lakukan bersama Doyoung di dalam kamar hari kemarin.


Sebelum kedatangan lelaki tersebut, Dahyun dan Tzuyu yang setelahnya tertidur dengan pulas di kamar sempat membicarakan sesuatu. Pembicaraan berlangsung cukup serius dan emosional hingga Dahyun mengerti betul apa permasalahan mereka sebelum ini, pun membuatnya tak berhenti berpikir apa jalan keluar terbaik yang dapat dilakukannya untuk kenyamanan semua orang.

Perasaan gadis itu menjadi tak jelas sebenarnya, dia dilanda keraguan yang begitu kuat usai pembicaraan mereka. Dilema tentang satu dan lain hal, yang membuatnya tampak murung bahkan sebelum mendudukkan diri di depan Mina dan membantunya menyiapkan makanan.

Mina bukannya tak sadar, hanya saja dia tak mau mencampuri pikiran Dahyun yang memang jadi terlihat lebih banyak diamnya setelah kembali dari pulau Kama. Dokter kenalan Jinyoung bilang, Dahyun butuh penyesuaian dengan lingkungannya. Meski kelihatan baik-baik saja, kejadian itu tetap saja memberikan pengaruh terhadapnya.


"Kau melihat Jihyo?" tanya Mina akhirnya menarik Dahyun ke realita, dengan menepuk tangannya pelan menggunakan jari agar tak membuatnya tersentak. "Sejak mengobrol dengan ayah, dia jadi lebih sering menghindari kita."


"Ah, iya," sahut Dahyun tersadar, "apa yang mereka bicarakan?"


"Aku tak tahu," jawab Mina menggeleng, "tapi Jihyo bilang kita takkan buka kafe ini sampai musim panas berakhir."


Dahyun melihat kalender yang terpasang tak jauh darinya, kemudian menggumam pelan sambil melanjutkan kegiatannya. "Tinggal beberapa hari lagi, ya?"


"Hmm ... udara juga sudah mulai sejuk."


Chaeyoung yang baru saja keluar dari kamar lantas melesat mengambil beberapa potong buah yang sudah Mina kupas, kemudian dengan tak acuh melahapnya dan tersenyum lebar. "Sedang membahas apa, nih?" tanyanya tak begitu jelas.


"Bukan hal yang penting, omong-omong Jihyo di mana?" tanya Mina menoleh.


"Aku tidak melihatnya selain dari ruang kerjanya sendiri," katanya duduk di sebelah Dahyun dengan mulut yang penuh, "dengan kata lain, dia tak keluar dari sana kalau tak penting."


"Apa kemungkinannya besar untuk kita tidak melanjutkan kafe ini?" tanya Dahyun menatap keduanya bergantian. "Sejak awal kita sudah sepakat takkan meminta uang pada appa, 'kan?"


"Bisa jadi," sahut Jongyeon mengangguk-angguk datang dan ikut bergabung, "mungkin Jihyo sedang pusing memikirkan jumlah uang yang harus kita bayar pada appa."


Chaeyoung mencibir sambil kembali menyuap buah, membuat Mina mendecak dan melotot di tempatnya. "Dia itu benar-benar ayah kita bukan, sih? Masa tega menarik uang dari usaha kecil kita?" tanyanya mengabaikan tatapan Mina.


"Sejauh yang kutahu, appa adalah orang yang teguh. Mungkin dia tak mau kita mengingkari janji yang sudah disepakati," jawab Mina.

Passing ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang