15

445 119 75
                                    

Kalau saja bukan karena Doyoung sudah mengibarkan bendera perang pada Jaehyun, dia pasti takkan mau berjalan sejauh ini untuk menghampiri Dahyun yang terus saja mengiriminya pesan. Memaksa untuk bertemu karena enggan pulang ke rumah—seperti anak kecil yang habis ribut dengan orang tuanya.

Dengan beberapa kaleng soda segar dan camilan yang sudah dibelinya dari minimarket, Doyoung menghampiri gadis tersebut di geladak—tempat di mana sebelumnya mereka saling mencurahkan isi hati dan pengalaman masing-masing. Geladak memang jauh dari restoran Doyoung dan kafe Dahyun, tak heran kenapa kawasannya jauh lebih sepi.

Mendesah panjang, Dahyun dengan wajah cemberutnya mengulurkan tangan kanan. Meminta sesuatu yang dibawa Doyoung begitu pemuda itu mendudukkan diri di sebelahnya.


"Ck, jelek!" celetuk Doyoung membuka minumannya sebelum diserahkan kepada Dahyun.


"Aku tidak mau ribut denganmu—setidaknya kali ini," kata Dahyun memelas. Dia meneguk soda cukup banyak, membuat Doyoung menyentil kening Dahyun sekali sebagai bentuk lain memintanya untuk pelan-pelan.

 Dia meneguk soda cukup banyak, membuat Doyoung menyentil kening Dahyun sekali sebagai bentuk lain memintanya untuk pelan-pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepalang mencari ribut, Doyoung pikir tidak ada salahnya kalau dia mencoba untuk mengambil Dahyun dari Jaehyun.

Lelaki itu memang masih ragu dengan hatinya, tapi dia tahu ada rasa khawatir yang besar dalam dirinya. Dia tak mau Dahyun kenapa-kenapa.

Bisa bahaya kalau dia dekat-dekat dengan Jaehyun yang sedang punya banyak masalah, batin Doyoung.


Setelah menikmati pemandangan dalam keheningan, Doyoung akhirnya mendengar suara Dahyun yang langsung menjelaskan bagaimana suasana hatinya sekarang. Tanpa diminta dan ditanya, dia menceritakan tentang kegelisahan dan kekesalan yang dialaminya hari ini dengan sedikit jeda.

Hal yang membuat Doyoung sedikit terganggu dari curhatannya adalah... kenyataan bahwa Dahyun rupanya sudah menyukai Jaehyun sebesar itu. Dilihat dari apa saja yang sudah mereka lalui dan rasakan, pun bagaimana gadis itu menceritakannya pada Doyoung.


Dia tak pernah melihat tatapan Dahyun menjadi selembut itu ketika menceritakan sesuatu—tentu, Doyoung memang hanya temannya, tapi mereka sudah bertukar banyak cerita sejak awal bertemu. Mereka sudah mengenal satu sama lain dalam waktu yang singkat. Doyoung bahkan hapal obrolan jenis apa saja yang akan membuat sorotan gadis itu berubah ketika bercerita.

Andai saja mereka bertemu dalam keadaan yang baik, sekarang dia pasti akan menyemprot Dahyun dengan unek-uneknya. Jujur, Doyoung tak tahan kalau hanya mengepalkan tangan. Lelaki itu tak biasa menahan perasaan.

Kenapa Jaehyun terus? Begitu batin Doyoung untuk sesaat, telinganya panas ketika mendengarkan curahan hati gadis di sebelahnya.


Passing ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang