20

382 100 41
                                    

Early author's notes : cerita ini sudah resmi diganti rating-nya jadi Dewasa Baru (18-25thn). Dikarenakan ada beberapa adegan dan bahasa yang kurang cocok untuk anak di bawah umur. Mimu udah mikirin ini sejak lama, dan akan sangat mengganggu untuk diri sendiri kalau tetep pakai rating Dewasa Muda, sedangkan Mimu sudah berusaha membuat adegan dan dialognya sebaik mungkin (di samping bahwa mimu juga enggak mau kalian yang di bawah umur mencontoh adegan atau dialog yang mimu buat).

Mohon maaf untuk pemberitahuan yang mendadak ini, dan rasa tidak nyaman yang timbul. Buat temen-temen yang baca, mohon untuk bijak dalam memilih bacaan.

Mimu enggak tahu apakah setelah peringatan ini, kalian yang di bawah umur tetep baca atau enggak. Kalaupun memang ada, tolong banget untuk jangan ditiru. Ada beberapa scene yang sangat tidak baik untuk dicontoh, jadi ... saranku lebih baik berhenti baca aja. /like, I know ini tanggung banget—apalagi yang udah baca dari awal/

Warning : harsh words—yang di mana mimu harap ini bukan sesuatu yang bisa kalian normalisasi. Menurutku, ngomong kasar itu sebenarnya enggak ada keren-kerennya sama sekali. peace.

Terakhir, Happy Reading! Jangan lupa ramaikan dengan vote dan komen!!



















"Wajahmu terlalu baik," celetuk Momo sambil melemparkan kerikil yang ia dapatkan di dekatnya pada seseorang yang sedang berdiri kikuk di depan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wajahmu terlalu baik," celetuk Momo sambil melemparkan kerikil yang ia dapatkan di dekatnya pada seseorang yang sedang berdiri kikuk di depan pintu. Lelaki itu menoleh dengan kerutan di kening, sementara Dahyun hanya menggelengkan kepala sambil kembali mengusap lengannya.


"Bukan urusanmu."


"Tuh, lihat!" kata Momo menyenggol Dahyun dengan ekspresi yang menyebalkan. "Ceritanya pasti mau sok galak, tapi jatuhnya malah tak enak dilihat."


"Eonnie..."


"Setidaknya dia harus bisa membuat kita takut, dong??" Momo merotasikan bola mata, sementara lelaki di dekatnya—Ten mendengus kasar mendengar ucapannya. "Kok bisa sih orang seperti Johnny menyewa lelaki kurus dan cantik seperti dia?"

Passing ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang