"Shoyo~, ayo bangun. Kita harus sarapan sebelum latihan," panggil Sugawara. Tapi yang dipanggil hanya bergeming tidak menyahut.
"Shoyo~" dia mengguncang pelan tubuh Shoyo. Lagi, tak ada respon.
Akhirnya Sugawara berinisiatif menyingkap selimut nya. Terlihatlah wajah Hinata yang memerah. Bibir plum yang biasanya pink kemerah-merahan sekarang berubah menjadi pucat pasi. Sugawara meletakkan tangannya dikening Hinata, dan,
"Auh, sangat panas. Gawat Daichi, Shoyo sakit," ujarnya pada Daichi yang masih membangunkan anak-anak lain.
"HAH?" seisi ruangan bangun saat mendengar Shoyo sakit.
"Apa-apaan, aku susah payah bangunin kalian malah kayak mayat," ujar Daichi kesal.
"Hinata, Hinata kenapa?" Kageyama heboh keluar dari futon-nya dan berlari menuju Hinata.
"Panas, sangat panas, ukh, terlalu panas," ucapnya berkali-kali sambil membandingkan dengan kepalanya."Tentu saja, bodoh. Dia tersesat semalam selama berjam-jam." Tsukishima melipat futon-nya dan merapikan kembali.
"Pasti dia berlari semalam karena ketakutan,"Yuu.
"Aku akan panggil Shimizu, kalian bersiaplah untuk latih tanding hari ini. Ini hari terakhir kita," ucap Daichi sambil berlalu pergi.
Semua mengangguk dan segera mandi.
Ketika Shimizu datang, dia dan Yachi langsung membawa Hinata ke pusat kesehatan. Dengan digendong oleh dinotsukki, eh Tsukishima, Hinata sampai di pusat kesehatan.
"Terimakasih banyak, Tsukishima," ucap Yachi.
"Ya, kalau begitu, aku pergi dulu," Tsukishima segera menuju gedung latihan.
"Hah, Shoyo, kamu sangat beruntung. Semua menyayangi mu," Yachi.
"Iya, karena ketika kita dalam keterpurukan dialah yang menyemangati," Shimizu.
"Nah, Hitoka, bisakah kau menjaga Shoyou selama aku pergi? Aku harus mencatat latihan mereka,""Ya, serahkan saja pada ku, senpai,"
"Hehe, arigatou~. Kalau begitu, sampai nanti,"
Dokter datang dan Hinata segera diberi obat. Dia hanya demam dan sedikit kelelahan. Untung tidak sakit parah.
******
Di tempat latihan, pertandingan pertama hari ini tengah berlangsung. Set pertama di amankan oleh pihak lawan. Karasuno bukannya melemah tanpa Hinata, mereka hanya tidak bisa fokus karena memikirkan Hinata yang sedang sakit. Permainan kacau balau dan konsentrasi bercelah sana sini.
Priit
Pelatih Ukai meminta time out kedua."Ada apa dengan kalian? Apa kalian sedang memikirkan Hinata?" Tanya pelatih Ukai.
Semua hanya diam dan menunduk.
"Hahhh, kalian tau, kalau kalian kalah begini, yang ada Hinata tambah sedih. Memikirkan kalian yang kalah karena dirinya, dia pasti akan sangat menyalahkan dirinya." Lanjutnya.
Semua masih juga diam, hingga Nishinoya membuka suara,
"Yosh, mari kita menangkan set ini supaya saat jam istirahat kita menjenguknya nanti kita bisa membanggakan pertandingan kita. Ok, semangaaatt!!!""Yaaaaa!!!!"
Karasuno kembali memasuki lapangan dengan semangat yang membara. Sampai-sampai lawannya merasa merinding.
Tak butuh lama, keadaan menjadi terbalik. Set pun dimenangkan oleh Karasuno. Skor menjadi seri.
Setelah makan siang, mereka ke ruang kesehatan untuk menjenguk Hinata. Yang dijenguk ternyata sudah sadar dan tengah memakan makan siangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need You [Kenma X Hinata](END)
Fanfiction"Sampai jumpa nanti," ucap Kenma sambil membawa barang-barangnya. Kuroo juga ikut membantu. Mereka berdua meninggalkan Hinata yang masih terdiam. Ya, laki-laki bersurai jingga itu bernama Hinata Shoyo. Dia adalah pemain inti di klub voli SMA nya. Me...