End.

1K 75 100
                                    

"Hmmm~"

"Lepas, Ken. Bayi kita menangis," ucap Shoyo, mencoba melepaskan dekapan sang suami. Tapi Kenma hanya diam bergeming.

"Huuuh."

Shoyo menyerah. Kenma sudah seperti tentakel gurita yang sulit dilepaskan jika sudah menempel.

Sejak mereka pulang dari rumah sakit, Kenma selalu mengekor pada Shoyo kemana pun ia pergi. Bahkan ke kamar mandi sekalipun. Memeluk Shoyo dari belakang dan tak mau lepas, tidak peduli meski Shoyo sedang memberi makan anaknya.

"Hahh, rasanya aku punya bayi kembar tiga," desah Shoyo, lelah. Dia sedang menggendong kedua bayinya di lengan kiri dan kanan, sementara sang suami memeluknya dari belakang.

"Kenma, aku serius, mengalah lah dulu, kamu bukan bayi," ucap Shoyo.

"Jika untuk bersama mu mengharuskan aku jadi bayi, aku mau," ucap Kenma membalas perkataan Shoyo.

"Ughh, Ken—"

"Pfft."

Suara tawa mengagetkan Shoyo. Siapa yang datang? Rasanya tidak ada yang berencana berkunjung hari ini.

"Kenma benar-benar seperti bayi."

Oh, Tenma rupanya. Dia datang bersama seorang wanita.

"Tenma-nii?" Kata Shoyo menyapa.
"Dan?" Ia menatap pada wanita itu.

"Ah, perkenalkan, ini temanku, Kyan. Kyan, ini adik ipar ku, Shoyo dan adikku Kenma. Dua bayi cantik itu anak mereka," kata Tenma memperkenalkan temannya.

"Halo, salam kenal, aku Kyan," ucap wanita itu sopan.

"Halo, Kyan. Wow, apa ini ,ummm..." Shoyo menatap Tenma dengan pandangan menggoda😏. Baru kali ini Tenma membawa teman. Terlebih itu perempuan.

"Tidak, dia sudah punya pacar," kata Tenma membantah dugaan Shoyo.

"Oh, ku kira calon kakak ipar," ujar Kenma, mengangkat wajah dari leher Shoyo.

"Haha, tidak.." Tenma hanya tertawa kering. Ayolah, dia masih mencintai Shoyo. Belum sempat hatinya mencari pengganti. Dan lagi, Kyan adalah pacar temannya yang saat ini sedang bertugas. Tenma diminta menjaga Kyan sampai sang kekasih pulang.

"Huh, ya sudah. Ayo duduk dulu," ucap Kenma, kecewa. Semua sangat berharap pak tua satu ini punya pasangan. Biar dia tidak kesepian lagi. Memangnya sampai kapan dia akan terus menjadi agen? Dia harus menikah dan menikmati masa tua bersama orang yang dia cinta.

"Ya, tapi lepas dulu," ujar Shoyo kesal. Kenma masih bergelayut manja di punggungnya.

"Haha, Kenma benar-benar lengket seperti lem. Ngomong-ngomong, kalian sudah lama tidak menikmati waktu berdua, kan? Bagaimana kalau kalian liburan hari ini dan biarkan kakak menjaga si kembar," usul Tenma.

Wajah Kenma sontak cerah. Dia bukannya tidak bisa menyewa baby sitter, tapi Shoyo tak mau anaknya dijaga oleh orang asing. Dan terlalu berlebihan untuk mengusik orangtua mereka untuk menjaga bayi usia tiga bulan. Mereka tak mau merepotkan.

"Memangnya nii-san bisa jaga bayi?" Tanya Shoyo, ragu.

"Tidak. Nanti aku bisa panggilkan baby sitter terpercaya, dan, mendampinginya selalu. Bagaimana, setuju?"

"Tapi—"

"Ayolah, Sho, aku kangen," ujar Kenma tak sabar. Ini sungguh ide luar biasa. Jika itu Tenma, Shoyo pasti mau. Kenma sudah tidak tahan ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan kesayangannya.

"Uh, anu, aku bisa jaga bayi. Jadi tidak perlu baby sitter," ucap Kyan menengahi.

"Sungguh?" Tenma menatap kagum.

I Need You [Kenma X Hinata](END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang