12

1.2K 137 143
                                    

"Sho, apa kamu sudah baikan?" Kenma pulang sebelum makan siang. Sepertinya dia ijin pulang cepat hari ini.
Dia menghampiri Shoyo yang masih tidur di ranjang lalu ikut duduk di tepi kasur.

"Lumayan," jawab Shoyo, lemah.

"Hng, aku khawatir," Kenma memeluk Shoyo, dia memang yang paling panik sejak Shoyo tidak membalas pesannya.

"Maaf, membuatmu khawatir," Shoyo balas memeluk.

"Aku tak kan bertanya apa yang kau alami, pasti itu sangat berat. Kuharap, kau segera bisa melupakan itu." Kenma mengelus pipi Shoyo. Membuat Shoyo merem melek.

"Tentu saja. Pelakunya juga sudah ditangkap. Dia tak kan bisa menggangu ku lagi. Terimakasih kepada Tenma nii-san,"

"Ah, nii-san pasti sudah pergi, ya,"

Shoyo mengangguk.
"Oh ya, Ken, boleh tidak aku menginap di sini selama beberapa hari? Setidaknya sampai memar di tanganku agak hilang. Soalnya aku tak mau membuat orang tuaku khawatir,"

"Tentu saja, kau bisa tinggal di sini selama mungkin. Jangan sungkan," Kenma mengelus lembut kepala Shoyo.

"Makasih,"
"Eh, barang belanjaan ku?"

"Di mobil, tas mu iuga. Nanti aku ambilkan."

"Bagaimana kamu masuk ke kamarku? Kan kuncinya aku bawa,"

"Aku memperpanjang sewanya jadi seminggu dan meminta kunci baru,"

"Oh, kalau begitu aku tidur di hotel saja. Nanti uangnya ku ganti setelah sampai di rumah,"

Kenma menggeleng,
"Tidak, di sini saja. Aku tak mau kehilangan mu lagi, Sho,"

"Tapi sayang uangnya,"

"Tak apa Sho, yang penting kamu aman,"

"Hngh, aku membuat mu susah,"

"Tak usah dipikirkan. Bagiku, kamu lebih penting,"

////

Kata-kata Kenma barusan membuat Shoyo malu. Seolah Kenma menyukainya. Shoyo jadi kegeeran. Kupu-kupu di perutnya mendadak liar dan bergerak membuatnya geli. Wajahnya sontak memerah sebagai efek dari tegangnya keadaan di perut. Naik ke tengkuk dan membuat kepalanya berasap.

"Aku menyukai mu," ucap Kenma, sangat pelan. Lebih seperti bisikan. Namun terdengar dengan jelas.

Poooof
Kali ini Shoyo tak bisa lagi mengendalikan kupu-kupu nya. Rasanya matanya memburam dan dadanya berdetak jauh lebih cepat dibandingkan biasanya. Seperti hendak melompat keluar.

"Pfft, ekspresi mu sangat lucu, Sho," Kenma tertawa melihat wajah Shoyo yang sudah meleyot parah.

"Humpp, kamu mempermainkan ku," Shoyo merajuk dan membuang muka. Dia berbalik, memunggungi Kenma.

Sruuukk
Kenma memeluk Shoyo dari belakang. Gawat, jantung Shoyo sudah genting. Sebentar lagi akan lepas karena tindakan tiba-tiba Kenma.

"A-a-apa yang, apa yang--" bahkan mulut Shoyo sudah tak bisa diajak kerjasama lagi.

"Aku serius saat mengatakan aku menyukai mu, karena itu, maaf kalau aku lancang memeluk mu, aku ingin kau mendengar detak jantung ku. Tak jauh beda denganmu, jantung ku juga serasa ingin melompat keluar," ucap Kenma lembut di telinga Shoyo.

Shoyo masih diam, belum merespon. Menahan nafas, menjaga stabilitas jantungnya, agar tidak terlalu parah.

Sial, ini sia-sia. Tangan Kenma sudah melingkar dengan sempurna di pinggang Shoyo. Ukh, gara-gara Shoyo menggeliat, luka di pahanya jadi kena gesek. Pedih.

I Need You [Kenma X Hinata](END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang