Halo, saya Revalino.
Saya ingin menceritakan sedikit tentang adik saya, boleh?
Namanya Felix, seseorang dengan senyuman secerah matahari terbit, beserta bintang yang tak dapat ditampung oleh semesta, sehingga jatuh pada dua pipi gembilnya.
Rambutnya pirang cerah, benar-benar menggambarkan sosok matahari, bukan?
Saya lupa untuk bilang, bahwa Felix sangat menyukai brownies, bahkan ia sering membuatkan saya beberapa. Saya harus akui, masakan dia memang seenak masakan ibu saya, namun saya selalu gengsi untuk mengatakan hal itu.
Dia adik terbaik yang saya punya, saya hanya pengecut yang tak berani menyampaikan perkataan itu padanya. Bertahun-tahun saya menyayanginya, tapi tidak ada satupun pustaka yang saya isyaratkan padanya.
Sayangnya, sejak kecil Felix tidak dapat melihat keindahan dirinya sendiri, orang lain, atau dunia yang sangat dicintainya. Ia hanya dapat melihat cahaya, cahaya terang dan putih.
Hingga suatu saat, cahaya itu berubah menjadi gelap.
「 Apa yang ada namun tak dihargai, akan menimbulkan lara yang begitu nyata ketika ia pergi 」
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari & Brownies
Fanfiction"Kak, kalau Felix menyerah, boleh ya?" Sebuah cerita yang ditulis oleh Revalino Aksara, sang penikmat mentari yang kini telah meninggalkan dunianya yang kelam dan sunyi. (Semi-formal) © exaesya Cerita ini terinspirasi oleh Shigatsu Wa Kimi No Uso...