CHAPTER 6

595 75 1
                                    

"Charlot, jika ada yang menganggumu, hajar saja dia. Ada masalah apa akan ditanggung oleh Kenny" 

Mikasa sekali lagi mengatakan kalimat ini sebelum mereka berpisah. Soalnya, Charlotte kan baru berusia 6 tahun, sedangkan Mikasa bertiga sudah berusia 9 tahun. Tidak mungkin mereka 1 kelas, bukan ?

Charlotte hanya bisa menghela nafas mendengar perkataan Mikasa.

Sudah berapa kali Mikasa mengatakan ini ? Mungkin sudah puluhan kali mendekati ratus. Sejak beberapa hari yang lalu, pagi, siang, sore, malam, setiap kali pasti mengatakan 1 kalimat ini terus.

"Nee chan, Charlot bisa menjaga diri kok" ucap Charlotte manja sambil mengayunkan ke kanan dan kiri kedua tangan Mikasa yang dia pegang 

"Demo..."

Mikasa tampaknya masih tidak tenang dan ingin mengatakan sesuatu lagi, sayangnya ucapannya dipotong oleh Ryoga.

"Mikasa ayolah, Charlot bisa menjaga dirinya sendiri. Apa kau lupa seberapa kuat Charlot ?"

"Ryoga benar, Mikasa. Kau terlalu overprotective pada Charlotte dan inilah yang tidak aku sukai darimu" ucap Annie dingin.

Ya, kalian benar. Annie dan juga Mikasa tidak pernah akur.

Annie merasa Mikasa terlalu overprotective pada Charlotte, padahal Charlotte sendiri jauh lebih kuat dari mereka.

Hal inilah yang membuat Kenny mengirim Charlotte ke Levi yang ada di Roponggi dan bahkan melarang mereka berdua untuk pergi ke Roponggi.

Menurut Annie, sebuah perlindungan yang diberikan untuk adik tidak boleh berlebihan. Jika tidak dia akan menjadi lemah dan tidak bisa berdiri sendiri, selalu bergantung pada mereka yang melindunginya.

Walaupun sekarang Charlotte memiliki asma, tetapi bukan berarti dia menjadi lemah. Asma hanya menjadi batasan dia yang membuatnya tidak bisa terlalu capek saja.

Sedangkan Mikasa merasa Annie hanya orang luar yang tidak satu darah dengan mereka. Walaupun dia sudah diadopsi, Mikasa tidak pernah mengakuinya. Dia tidak pernah menyukai Annie.

Menurutnya, Charlotte itu sangat kecil, seberapa kuatpun Charlotte, dia tetap membutuhkan perlindungan dia, tidak peduli Charlotte sudah lebih kuat dari dia atau tidak.

Apalagi disaat sekarang dimana Charlotte memiliki asma, menurut Mikasa Charlotte sekarang sangat rapuh. Dia tidak tenang membiarkannya sendiri.

Sebenarnya keduanya itu tidak ada yang salah. Hanya saja kasih sayang mereka pada Charlotte itu seperti kasih sayang Orang tua.

Jika kasih sayang Annie seperti seorang Ayah yang tegas, maka Mikasa seperti seorang Ibu yang selalu melindungi.

"Annie..."

Mikasa baru saja ingin mengamuk, Charlotte sudah menghentikannya.

"Nee chan, aku pergi dulu ya. Jangan berantem dengan Annie nee chan, Annie nee chan juga sebaliknya !"

Charlotte langsung berlari masuk ke sekolah terlebih dahulu.

"Sudah, sudah, Charlot sudah masuk. Kalian juga tidak perlu berantem lagi, kan" ucap Ryoga menepuk bahu keduanya.

"Memangnya kau siapa ?" tanya Mikasa dan Annie dengan dingin.

*****

Guru yang membawa Charlotte ke kelasnya menyuruh Charlotte untuk menunggu di luar terlebih dulu.

"Hari ini kedatangan seorang murid baru" ucap guru tersebut.

"Murid baru nih, aku harap dia seorang gadis cantik"

"Aku juga"

"Aku harap seorang laki-laki tampan"

"Aku juga"

Bisikkan murid-murid yang berharap murid baru itu sesuai dengan keinginan mereka.

Namun ada satu murid disana tidak berbicara tentang murid baru. Dia tampaknya sedikit malas untuk belajar di sekolah ataupun membicarakan murid baru ini.

Tubuhnya juga tampak lebih besar dan tinggi dari teman seumurannya.

"Charlotte, ayo masuk" panggil Guru tersebut.

Charlotte yang disuruh masuk pun memasuki kelas dan memperkenalkan dirinya.

"Salam kenal semua, namaku Charlotte Ackerman. Senang bertemu dengan kalian semua"

.................

Selesai...

Di vote dan coment ya, readers...

Tokyo Revengers : Hours Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang