CHAPTER 13

391 59 2
                                    

"Ya, tentu saja. Kami akan menjadi sahabat terbaik seumur hidup" ucap Draken yang masih kecil ini.

Yah, mungkin karena masih terlalu kecil, dia bahkan tidak bisa menyadari perilakunya terhadap Charlotte yang terkadang terlihat protektif.

"Shishishi, kalau begitu jangan anggap aku orang luar" ucap Charlotte tersenyum lebar dan menampilkan rentetan giginya yang rapi dan putih bersih.

"Ternyata...Charlot, kau bisa tersenyum tulus juga" ucap Draken.

Bugh...

"Jadi Mikey, bagaimana ?" tanya Charlotte yang tidak peduli pada Draken yang kesakitan akibat mendapatkan bogeman mentah di kepalanya.

"Boleh kok"

"Eh ?"

Draken bahkan tidak mengelus kepalanya yang kesakitan lagi karena terkejut dengan jawaban Mikey.

"Karena itu adalah permintaan dari kalian berdua, maka akan kuturuti"

"Ok. Kalau begitu, Mikey, Draken...kita akan menghajar mereka"

"Tapi aku taruh tasku dulu di sekolah"

"Ok,"

Setelah Mikey selesai menaruh tasnya dan menemui mereka berdua, Charlotte langsung menarik tangan dari dua lelaki itu menuju ke arah Geng Samayama.

*****

Jujur saja, Charlotte dan juga Draken tidak perlu menghabiskan tenaga untuk menghajar Geng Samayama.

Mikey saat baru dibawa, dia langsung menendang wajah dari Ketua Geng Samayama hingga dia langsung pingsan.

Anggota lain yang melihat lari terbirit-birit.

"Draken...kau yakin Geng yang kau takuti itu mereka ?"

Charlotte bertanya pada Draken. Dia ragu dengan Draken yang pernah menjadi samsak tinju mereka.

Walaupun...hanya akting saja, karena Charlotte tahu betul kalau Draken memang pernah menjadi samsak tinju mereka.

"Ya," jawab Draken yang masih terkejut karena Mikey.

"Kau Draken dari SD 4, kan ? Lalu kau, Charlotte yang juga dari SD 4, kan ?"

"Yep, Mikey kau benar" jawab Charlotte semangat dengan sudut bibir yang sedikit terangkat.

"Kenapa orang sekeren kalian berdua, gaulnya sama sampah seperti mereka ?"

Mikey bertanya, tapi dia juga tidak membutuhkan jawaban.

Dia tersenyum, lalu berkata...tidak, lebih tepatnya adalah mengajak.

"Jadilah temanku, Ken-chin, Charlot-chin"

Dengan begitu, selesailah pertemuan Charlotte dengan ketua dan wakil ketua Touman saat masih kecil.

Sesuai dengan alur, Mikey bertemu dengan teman baru lagi. Seperti Mitsuya dan Pah-chin.

Sesuai alur juga, mereka membangun Touman.

Bedanya, anggota pendiri berubah menjadi tujuh orang.

Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat dan sekarang sudah musim panas tahun 2003.

Geng Tokyo manji...

Ketua, Mikey.

Wakil ketua, Draken.

Pasukan penyerang, Baji dan Kazutora.

Kapten pengawal, Mitsuya.

Dokter, Charlotte.

Pembawa bendera, Pah-chin.

Mereka semua pergi ke pantai hari ini.

Tapi karena di perjalanan, Baji harus mengisikan bensin ke Hawk maru milik Mikey, dia menjadi telat.

Sedangkan Mikey, dia sendiri lupa mengambil celana renangnya yang ketinggalan di Hawk maru.

Charlotte hanya mengganti pakaiannya menjadi tanktop putih dan celana pendek motif daun.

Jangan lupa tas selempang yang isinya p3k itu, selalu dia bawa disampingnya. Apalagi dia tahu kalau hari ini pasti ada yang akan terluka.

Lihatlah, Baji dan Mikey sudah kembali dan juga sudah mengganti pakaian mereka.

Hanya saja, Baji terluka. Dia terlihat...baru saja dipukul.

"Charlot-chin, bisa kau bantu obati Baji ?" tanya Mikey menunjuk Baji yang mengikutinya dari belakang.

"Itu sudah menjadi tugasku," ucap Charlotte dan menarik Baji agar duduk di kursi santai, tempat dimana Pah-chin tadi berbaring.

Charlotte mulai mengobati luka yang dialami Baji di wajahnya.

Dia mengobati dengan begitu serius, apalagi...wajah keduanya cukup dekat.

Mata Charlotte seakan hanya tersisa Baji sendiri saja.

Deg...

Deg...

Deg...

Wajah Baji perlahan memerah.

"Baji, wajahmu memerah. Kau tidak memikirkan hal aneh, kan ?" tanya Charlotte yang masih serius untuk mengobati wajah Baji.

"T-tentu saja tidak ! Aku ini kepanasan ! Ya, hanya kepanasan saja !" elak Baji cepat.

"Oh," jawab Charlotte dengan singkat dan datar.

...............

Selesai....

Vote dan comment ya...

*Merry Christmas*

Tokyo Revengers : Hours Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang