CHAPTER 7

543 64 0
                                    

Ryuguji Ken, seorang anak yang lahir dari seorang pelacur. Ibunya meninggalkan dia dan menghilang saat dia berusia 2 tahun, dia dirawat di panti pijat plus-plus.

Walaupun memiliki latar belakang seperti itu, tidak ada yang berani mengejek ataupun membullynya. Sebab dia kuat, tidak ada yang berani mencari masalah dengannya.

Walaupun begitu, dia juga tidak akan membully orang lain yang lebih lemah darinya.

Dia tampak lebih dewasa dari anak seumurannya.

Dia tidak tertarik dengan murid baru yang dikatakan oleh Gurunya. Tidak seperti teman sekelasnya yang lain.

"Membosankan," gumamnya.

Baru saja dia ingin melanjutkan lamunannya, sebuah suara manis yang terdengar sangat riang dan ramah itu pun masuk ke pendengarannya.

"Salam kenal semua, namaku Charlotte Ackerman. Senang bertemu dengan kalian semua"

Entah apa yang menarik dari suara itu, tapi yang pasti adalah suara itu menggagalkan rencana Ryuguji Ken untuk kembali ke lamunannya.

Dia melihat ke depan, lebih tepatnya ke murid baru bernama Charlotte Ackerman itu.

Sungguh seperti 2 dunia yang berbeda. 

"Aku....ingin berteman dengannya. Dia seperti mentari, tampak sangat hangat"

Tampaknya Tuhan mengabulkan permohonannya ini, Guru tersebut menyuruh Charlotte untuk duduk di belakangnya.

Sekarang tinggal melihat apakah seorang Ryuguji Ken kecil bisa menggengam kesempatan ini.

Tetapi, sayangnya dia tidak bisa menggenggam erat kesempatan ini. Lihatlah dia ! Tidak berbicara sepatah katapun pada Charlotte dari pelajaran dimulai hingga pulang sekolah.

Benar ! Bukan pelajaran selesai, tetapi pulang sekolah. Berapa jam sudah, kesempatan untuk berkenalan itu pun melayang begitu saja.

Banyak yang menyukai Charlotte walau dia masih anak baru dan juga sifatnya yang agak pendiam. Sebenarnya Charlotte hanya malas berbicara saja.

Sifat dingin dan kejam dari keluarga Ackerman sebenarnya juga ada pada dirinya, hanya saja Charlotte tidak akan menunjukannya.

Dia menutupi sifat itu dengan sifat riangnya, dengan kata lain sifat riangnya itu semua adalah akting.

Charlotte membereskan seluruh peralatannya dan berjalan keluar. Di luar kelas, Ryoga sudah menunggu tanpa adanya Mikasa dan Annie.

"Tidak ada Mikasa nee chan dan Annie nee chan ? Aneh" batin Charlotte.

"Ryoga," sapa Charlotte dengan senyuman riangnya.

"Oh, Charlot bagaimana rasanya belajar di kelas ini ?"

"Bagus...ya itu saja, sih"

"Ayo, Mikasa dan Annie sudah Pak tua suruh untuk kembali lebih dulu. Katanya sih mau kasih penambahan latihan"

"Pantas saja tidak melihat mereka,"

Ryoga serta Charlotte berbincang-bincang sambil berjalan pergi meninggalkan kelas dan sekolah.

"Tidak jadi lagi" batin Ryuguji Ken.

*****

Di ruang latihan keluarga Ackerman, Mikasa dan juga Annie sedang dilatih dengan keras oleh Kenny.

Mereka juga menerimanya, mereka berdua tahu kalau ini semua demi menjaga adik kesayangan mereka.

Adik yang ditakdirkan tidak akan hidup melebihi usia 30 tahun. Tidak, tidak, lebih tepatnya tidak bisa melebihi usia 15 tahun.

Sebab mata dengan bentuk jam pada Charlotte itu bagai sebuah kutukan yang tertanam dalam hidupnya.

Yang bisa dilakukan oleh keluarga Ackerman untuk memperpanjang hidup Charlotte agar dia tidak meninggal di usia 15 tahun, hanya ada satu.

Hanya saja cara itu sangat menyakitkan. Mereka tidak tahu harus bagaimana membuat Charlotte menerima cara itu.

Charlotte sendiri yang juga mengetahui waktu hidupnya juga tampak tidak peduli. Seakan dia memang tidak takut saat kematian menjemputnya.

"Kalian terlalu lemah," ucap Kenny.

"Apakah kalian ingin melindungi adik kalian hanya dengan kemampuan kalian yang begitu lemah itu ?" lanjut Kenny bertanya.

"Charlot, akan kami lindungi dengan segala yang kami miliki !" teriak Mikasa dan Annie bersamaan yang membuat Kenny melihat seberapa mantap hati mereka untuk melindungi Charlotte. 

...........................

Selesai...

Maaf-maaf, Author semalam lupa update.

Nanti Author akan up 1 chapter lagi, ditunggu ya

Tokyo Revengers : Hours Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang