Prolog

10.6K 774 38
                                    

Berdiri gemetar di depan cermin, Melva menatap bayangannya dalam pakai minim serba hitam. Mencoba meredkan debar dada. Entah mulai kapan, ia merasa tidak percaya diri dalam pakaian minim. Bukankah ia sering berjalan di atas catwalk dalam balutan pakaian dalam? Ia sering berpose sexy untuk iklan produk. Tapi, sekarang rasanya berbeda.

Di balik pintu, ada sosok laki-laki yang hari ini resmi menjadi suaminya. Meski artis dan model profesional, ia tidak punya pengalaman dalam menangani laki-laki.

Meraih ponsel, ia membuka peramban dan mencari cepat petunjuk yang diinginkan.

"Seribu satu cara menaklukkan laki-laki.". Ia mengernyit saat membaca artikel itu. "Ini nggak cocok. Terlalu kasar."

Mengembuskan napas panjang, ia meletakkan ponsel, sekali lagi mengamati bayangannya yang terlihat sexy dan menggoda dengan dada membusung. Bagian bawah hanya berupa celana mini yang menunjukkan nyaris seluruh tubuh bagian bawah.

"Oke, sekarang sudah siap. Aku hanya perlu tersenyum dan kupastikan, Adrian akan bertekuk lutut, seperti halnya laki-laki lain saat melihatku "

Tersenyum penuh percaya diri, Melva membuka pintu kamar mandi. Pandangannya tertuju pada laki-lali tampan yang sedang berbaring di ranjang dengan celana panjang dan kemeja terbuka yang menunjukkan dada bidang dan perut berotot. Ada ponsel di tangannya dan sepertinya sedang sibuk mengirim pesan. Melva menggigit bibir, menghampiri ranjang.

"Kak!"

Adrian mengangkat wajah, menatap istrinya yang begitu molek dalam balutan gaun tidur mini. Dada yang membusung, perut yang sexy, ditambah paha dan betis yang indah. Tidak heran kalau Melva jadi artis pujaan karena kecantikan dan keindahan tubuhnya.

Adrian terbatuk kecil. "Kamu nggak salah pakai baju itu?"

Melva menatap bingung. "Salah? Kenapa?"

"Bisa masuk angin."

"Hah! Tapi, sekarang-"

"Menurutku baju begitu bisa bikin sakit!"

Belum sempat Melva menjawab, tangannya ditarik ke atas ranjang. Masih dalam keadaan linglung, ia direbahkan ke atas ranjang dan ditindih oleh Adrian. Mata mereka bertemu, Melva membasahi bibir.

"MJ, jangan seperti itu,"bisik Adrian serak.

"Se-seperti apa, Kak?"

"Menggoda. Itu nggak bagus untuk jantung para laki-laki."

Sebuah ciuman lembut mendarat di bibir Melva. Ia merasakan sentuhan Adrian di dagu dan pipinya. Tanpa menyadari laki-laki itu yang bergerak menjauh. Saat ciuman mereka berakhir, Melva melihat tubuhnya sudah terbungkus selimut dengan rapi.

"Kaaak, apa ini?"

Adrian tersenyum. "Biar kamu nggak masuk angin."

"Haaah!"

"Jangan nakal lagi lain kali, MJ."

"Haaah!"

"Ingat, itu."

"Haaah!"

***

Kisah Adrian dan MJ, akan hadir bulan depan. Jangan lupa masukkan perpustakaan. Katagori 21+

How To Seduce My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang