Episode 26 Jangan Menyerah

0 0 0
                                    

Dafin yang melakukan terapi lancar komunikasi, tanpa henti, Adrian mengantar dan menjemput Dafin yang ikut latihan vokal hampir setiap sore. Ketika Adrian sedang sibuk dan keluar kota, Naira yang mengantar jemput Dafin. Kini Dafin sedang berlatih dan menghalalkan sebuah lagu, "Jangan menyerah"
Dengan latihan vokal, Dafin menjadi sibuk dan mengurangi kegiatan gerak tubuh yang kurang bermanfaat dan yang membahayakan dirinya.
Adrian dan Naira merekam hasil latihan Dafin dan memperlihatkan kepadanya untuk melakukan perbaikan atau menilai kemampuan diri.
Melihat rekaman itu Dafin menjadi lebih percaya diri bahkan sudah mulai berani mengajukan pertanyaan yang siap untuk dijawab oleh adrian dan Naira.
Dafin pernah bertanya tentang tanggal lahirnya yang tak pernah dirayakan.
Adrian dan Naira saling pandang, dia ingat tanggal lahir anaknya,
" Anakku, maafkan kami, kalau selama ini kita belum merayakan ulang tahunmu, selama ini. Kalau menurut kamu itu penting, akan kami rayakan Pasha. Kebetulan ulang tahunmu bulan depan tanggal 8 Nopember 2009.
Insyaallah akan kita rayakan, maukah kamu bernyanyi di hari ulang tahunmu Nak?" tanya Adrian.
"Hore, siap nyanyi," jawab Dafin.
"Anak hebat, ayo giat lagi berlatih. Nanti di hari ulang tahunmu kamu bisa nyanyikan lagu kesayanganmu, " Jangan Menyerah," sambung Naira.
Apa yang sudah dilakukan oleh pasangan suami istri itu menunjukkan hasil. Kini mereka membayangkan betapa gembiranya Pasha ketika teman dan gurunya hadir memberikan ucapan selamat ulang tahun, sementara Pasha akan tampil menyanyikan lagu yang belum pernah diketahui oleh teman dan gurunya.
Tibalah saat yang dinantikan.
Adrian sudah mempersiapkan acara dengan sebaik mungkin, mulai dari undangan, makanan, hiasan panggung kecil dan guru piano yang melatih Dafin.
Jelas tempampang
" Welcome to Milad Pasha ke 12"
Tamu mulai berdatangan, baik teman sekolah, tetangga, guru dan anak yatim dari panti asuhan.
Mereka satu persatu mengucapkan selamat ulang tahun buat Pasha.
Tibalah acara yang mendebarkan, ini adalah konser pertama Pasha untuk berani mengangkat kepala menatap orang ramai. Dengan memakai baju kaus putih santai dan rompi hitam, dengan rambut ikal yang tersisir rapi, dia berdiri di depan penonton. Pak Anton yang sebagai pelatihnya berdiri di depan piano di samping Pasha.
"Inilah persembahan Pasha, doakan dia panjang umur, sehat selalu dan sukses berlimpah rezeki," kata pembawa acara.
Tepuk tangan gemuruh bersahutan menyambut penampilan Pasha.
Pasha pun dengan pengolahan kata bertempo lambat, mulai sengan aksi barunya. Teman di sekolah mengenal dia jago dalam seni pra karya dan sudah banyak prestasi. Akan tetapi dia berdiri untuk bernyanyi membuat teman dan gurunya kaget.
Sempat suasana hening sebelum Pasha bernyanyi, ketika piano Pak Anton sudah dimainkan. Pasha masih mengambil langka masuk. Ternyata skenario berbeda, Pasha tak langsung bernyanyi, musik piano menyelesaikan semua bait lagu, Pasha hanya bergerak mengiringi musik, sementara mikropon menempel di telinganya.
Tak lama kemudian musik piano kembali ke bait pertama, Pasha yang sudah mengumpulkan energinya, rasa penasaran penonton memuncak, dia meloncat ke depan, bergerak ke arah kiri dan ke kanan, Pasha mengeluarkan suara yang selama ini dia simpan.
Pasha menyanyi dengan tenang, tanpa tekanan dan tanpa target, bagai air mengalir, suara khas Pasha memukau semua penonton.
Kini Pasha bergerak bebas mengikuti irama piano dengan lagu sendu yang iya nyanyikan membuat yang hadir terkesima. Betapa tidak, manusia normal saja belum tentu bisa. Kini dia seolah ingin menunjukkan kepada dunia, tidak ada rasa malu, atau minder apalagi putus asa.
Memang benar, tidak ada produk Sang Maha Pencipta yang gagal. Manusia harus selalu berfikir dan berusaha dan mensyukuri nikmat Allah yang tak terhingga.

Inilah lirik lagu yang dinyanyikan Pasha,
"

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi

Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasaNya
Bagi hambaNya yang sabar
Dan tak kenal putus asa

Jangan menyerah
Jangan menyerah
Jangan menyerah
Jangan menyerah
Jangan menyerah
Jangan menyerah oh

Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tuhan pastikan menunjukkan
Kebesaran dan kuasaNya
Bagi hambaNya yang sabar
Dan tak kenal putus asa
Dan tak kenal putus asa,"

Pasha menyanyikan lagu ini sampai selesai, walau terbata dalam pengucapannya, tetapi lagu ini membuat penonton sadar, bahwa kita tak pernah boleh mengeluh, walau berat cobaan dan ujian, dengan usaha, kerja keras, doa dan hati yang selalu bersyukur, akan selalu ada jalan terbaik buat kita.
Acara berakhir dengan puncak klimak, Tepuk tangan dan derai air mata mewarnai penampilan Pasha.
Setelah penampilan Pasha, Papa Pasha membisikkan kepada pembawa acara untuk meminta sambutan dari Pak Johan selaku kepala sekolah yang selama ini selalu aktif dan peduli untuk mensupport dan member solusi buat Pasha dan Adrian.
"Selanjutnya, kami mohon kepada Pak Johan memberikan sambutan atau pun kesan dari acara hari ini, kepada Pak Johan kami jemput," ucap MC sambil menyerahkan mikropon.
"Terima kasih kepada tuan rumah yang telah memberi saya kesempatan berbicara pada acara spesial ini. Bagi saya, sejak awal Pasha adalah spesial. Selamat ulang tahun Pasha. Saya melihat banyak bakat yang terpendam dibalik wajah polosnya. Ini pertama saya ketahui ketika dia masuk kantor saya dan dia sangat tertarik dengan lampu hias karya akhir tahun siswa kelas 6. Dia meminjamnya, dan betapa saya kaget dia membawakan karya duplikat yang jauh lebih bagus hasilnya. Sejak itulah dia selalu ikut lomba di bidang pra karya yang sudah mengharumkan nama sekolah kita. Untuk talenta musik ini adalah berawal keinginan Pak Adrian yang ingin Pasha bisa berbicara di depan umum, sebentar lagi akan ada tugas siswa kelas 6 mempresentasikan karyanya di depan juri dan orang tua. Papanya ingin agar Pasha mampu untuk itu. Kami berbincang dan berdiskusi dengan para ahli yang akhirnya, Pasha diikutkan les musik dan publik speaking. Setelah beberapa bulan dia mengikuti les dan juga terapi. Inilah hasilnya. Jadi, mulai saat ini, kita jangan hanya mengeluh dan berpangku tangan, mari berfikir dan berbuat, yakinlah Allah akan menuntun kita," ucapan Pak Johan menguatkan hati yang hadir bahwa untuk sebuah keberhasilan harus dimulai dan diusahakan.
" Kalau anak ABK saja bisa, mengapa yang lain tidak bisa," pikir orang tua yang lain.
Sejak itu Pasha malah lebih dikenal di bidang musik atau penyanyi ketimbang di bidang pra karya.
Setiap ada acara di kantor dan kegiatan lainnya, Pasha sering diminta untuk menyumbangkan lagu kesayangannya.

Quotes:

"Jangan berfikir tidak bisa, sebelum mencoba dan coba lagi, Allah telah bekali manusia panca Indra dan akal untuk arungi bahtera hidup ini"

DON'T CALL ME AUTISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang