Senja yang ditunggu telah tiba, kini diriku telah sampai di taman kota yang ramai.
Jika bertanya Harsa di mana, dia belum tiba, justru akulah yang tiba terlebih dulu disini. Sembari menunggunya, aku mencoba untuk menguntaikan langkah mengelilingi taman dan sedikit bermain bersama anak-anak di taman ini.
Bermain bersama mereka sangat menyenangkan, walau ada saja teman mereka yang usil sehingga membuat salah satunya menangis dan membuatku terlibat untuk membuat mereka menjadi tenang kembali.
Setelahnya, aku kembali ke tempatku tiba tadi, duduk di kursi taman sambil menunggu Harsa.
"Arum!"
Aku menoleh dan terkejut, melihat Harsa yang membawa tas berukuran besar di punggungnya.
Bukan, itu bukan tas ransel yang biasa ia bawa sekolah, tetapi itu adalah tas yang berisikan sebuah gitar.
Ia menghampiriku dan duduk disampingku.
"Harsa, kenapa kamu membawa gitar?" Tanyaku dengan pandangan yang terfokus pada tas gitar yang besar itu.
"Tiba-tiba saja aku ingin memainkannya, bisa dikatakan aku sudah cukup lama tidak memainkannya juga, jadi aku bawa kemari," ujarnya.
"Kamu bisa bermain gitar?"
"Tentu, jika tidak untuk apa aku membawanya kemari?" Ucapnya sembari tertawa.
"Hey, aku hanya bertanya."
"Mau berkeliling dulu atau bagaimana?"
"Tidak, aku ingin duduk disini saja sambil mendengarkan dirimu bermain dengan gitarmu," kataku. Aku sangat menyukai alat musik petik itu, tapi sayang jemariku tak pandai memainkannya.
Sang laki-laki tersenyum. "Tapi tunggu sebentar, aku ingin membeli nanas di sekitar sini dan kamu tetaplah disini." Ia berdiri, lalu perlahan pergi.
"Baiklah."
Setelah menatapnya menjauh, atensiku beralih menatap gitar coklat tua tersebut. Aku senang saat mendengar seseorang bermain gitar, ditambah dengan nyanyian, itu sudah cukup membuat siapapun terpikat. Petikan senarnya yang sempurna memang nyaman untuk di dengar.
Aku menatap gitar itu, lalu menyentuh salah satu senar dan memainkannya, sehingga menimbulkan suara.
"Seandainya aku bisa memainkanmu," monologku kepada gitar itu.
"Ini." Tiba-tiba sodoran sekotak nanas dari Harsa mengalihkan atensiku dari si gitar. Tersenyum sejenak kearah sang adam dan berucap, "terima kasih."
"Sama-sama. Lalu, bagaimana jika sekarang saatnya kita mendengarkan musik dari ini?" Harsa mengeluarkan gitarnya.
Aku mengangguk semangat, sangat tidak sabar rasanya untuk mendengarkannya memainkan gitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗞𝗼𝘁𝗮 𝗞𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻
Fanfiction[tertahan sementara] 🔯 au 。희승 / HEESEUNG ❝ Tepat di mana kota itu berada, terajut sebuah kisah suka yang kini hanya menjadi kenangan semata-mata. ❞ © by 𝗺𝗮𝘂𝘃𝗮𝗹𝘂𝗲 , 2021.