六 ENAM ─ Ada Seseorang Yang Menyukai Arumi

43 10 0
                                    

Cerahnya sinar sang mentari hari ini terasa berbeda dari hari kemarin, dan sepertinya ruangan kelas sepapan juga tampak berbeda untuk hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerahnya sinar sang mentari hari ini terasa berbeda dari hari kemarin, dan sepertinya ruangan kelas sepapan juga tampak berbeda untuk hari ini.

Detik menit terus berlalu dengan sendirinya, sudah setengah jam lamanya semenjak kelas dinyatakan kosong oleh sang pemimpin kelas di hari kamis ini, sorak-sorai seketika memenuhi ruangan kelas yang terletak di pojok belakang itu. Seperti biasa, kegiatan yang mereka lakukan selalu tak jauh dari konser dadakan serta cerita-cerita yang dibicarakan dari mulut ke mulut.

Yang lain memang sedang sibuk untuk ber-ribut ria. Namun ada satu sisi di mana seorang gadis sedang sibuk menyimak sebuah cerita karangan novel yang ia gemari di bangkunya.

"Eh gaes! aku punya gosip terbaru tentang guru di sekolah kita." itu suara dari seorang pemuda berparas cantik Allega, yang suka memberikan kabar terbaru tentang apapun yang tidak penting disini, tapi entah kenapa gadis-gadis disini selalu suka untuk berkumpul dengannya.

"MUNGKIN HARI INI~~ HARI ESOK ATAU NANTI~~"

"ASEK LOLE! JOSS!"

"PUT YOUR HANDS UP!" sorak Raka yang berdiri diatas kursi dengan sebuah kemoceng di hastanya.

"PUTUSKAN HUBUNGANMU DENGAN KEKASIHMU, MARI DANGDUTAN BERSAMAKU!" seru Aksa yang juga berdiri diatas kursi.

"MONMAAP BANG, SAYA TERSUNGGING NIH!" Dian berseru sembari menatap Aksa dengan tatapan tajam, karena ia merasa bahwa dirinyalah yang Aksa maksud.

"RAKA! AKSA! BISA DIAM TIDAK?!" teriakku kesal, bisa-bisanya Aksa yang berpredikat sebagai pemimpin kelas ikut membuat keributan dikelasnya sendiri, dan Raka bisa-bisanya ia ribut di kelas orang. Bukankah dikelasnya juga memiliki banyak ruang untuk dirinya membuat panggung konser dadakan?

Dasar anak kurang pekerjaan.

"Diam nyonya Arumi, saya ketua kelasnya, jadi terserah saya mau bagaimana, ok?" ujar Aksa dengan santainya, membuatku semakin geram dengannya.

"AKSA!" Aksa seketika turun dari atas kursi dan menyatukan kedua telapak tangannya kearah gadis yang sudah meneriaki namanya.

Ia lantas duduk di bangkunya sembari mengeluarkan cengiran kearah perempuan yang menatap dirinya tajam.

Kalian jangan heran kenapa Aksa langsung menurut kepada perempuan itu, karena dia adalah gadis kegemaran dari pemuda Bayanaka itu. Ia sedang mencoba untuk mendekati gadis Batavia yang berasma Sendu itu, tapi semesta belum mengizinkannya.

Entah sampai kapan ia akan terus menjadi penggemar rahasia dari Sendu, bagaimana jika sudah diambil alih oleh seseorang nantinya? dia juga yang akan menyesal.

𝗞𝗼𝘁𝗮 𝗞𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang