"Dimana nyonya?" Sield melayangkan tatapan tajam bagai mata pedang pada perempuan di depannya itu.
"Apa yang terjadi?" Lucas baru menyadari situasi dan seketika berubah panik.
Sebelum menjawab, Zera menghela napas panjang. "Nyonya ingin sendirian. Dia menyuruhku kembali dan bilang 'jangan sampai ada yang mengganggu' begitu."
Keduanya terbengong sesaat. "Begitu?" balas Lucas singkat, yang entah kenapa malah membuat Zera jengkel.
"Sudah kuduga."
"Haaa...??? Apa yang kau duga?" Lucas mencibir terang-terangan. Bahkan memperlihatkan raut muka sebal ke arah Sield.
"Karena tidak membawa tuan muda Carl, bahkan tidak boleh menyebutkan namanya, nyonya sepertinya sedang melakukan terapi emosi."
"Apa maksudmu terapi emosi?"
"Ya, benar. Jangan sok pintar!!!" cibir Lucas lagi.
"Itu seperti menahan sesuatu yang bergejolak dalam hati terdalam dengan mengalihkan perhatiannya pada sesuatu yang bisa membuatnya tenang."
Walaupun diberi penjelasan demikian, Zera dan Lucas malah kelihatan makin tak paham. Tanda tanya seolah muncul di wajah keduanya. Sield agak kesal karena penjelasannya tidak bisa dimengerti. Padahal ia sudah memberikan penjelasan sesingkat dan sejelas mungkin. Setidaknya hanya sesuai pemikirannya saja.
"Haah... Itu seperti kalian yang kebanyakan pikiran lalu mengalihkannya pada kegiatan yang kalian sukai agar pikiran menjadi agak tenang."
"Ooohhh..." mereka menjawab dengan singkat, jelas, padat, kompak dan membuat pria itu makin kesal. Seolah penjelasannya sia-sia.
"Kalian ini!!!"
"Tapi... Ini pertama kalinya aku melihat nyonya seperti itu." potong Lucas tiba-tiba. Wajahnya pun juga berubah serius. "Biasanya beliau selalu senang dengan kedatangan tuan muda. Apalagi mereka sudah tidak bertemu selama satu tahun. Mereka mungkin akan menghabiskan waktu seharian bersama-sama, sampai Yang Mulia kesulitan bertemu dengan tuan muda."
Kini giliran Sield dan Zera yang bengong. Mereka saling melirik. Seperti membenarkan perkataan Lucas, keduanya memalingkan perhatian. Sama-sama menerawang di udara kosong.
"Kau benar." gumam Sield.
"Yah... Itu ada benarnya juga sih." Zera terlihat ragu-ragu dan itu menyedot perhatian Lucas.
"Hei, Zera! Kau dulu kan tidak suka melihat kedekatan nyonya dan tuan muda. Sampai-sampai perpisahan mereka terakhir kali disebabkan olehmu."
Deg!!! Bagai anak panah yang tepat mengenai sasaran, Zera terbungkam seketika. Ia pun membuang muka. Ada semburat rasa menyesal disana.
"I-itukan dulu..." lirihnya.
"Lucas!" Sield memperingatkan. Dan kata-kata peringatan itu hanya tertulis di wajah datarnya.
"Yah..." Lucas mulai merasa tidak enak karena seperti mengungkit-ungkit masa lalu buruk seseorang. Dengan malu, ia mencoba mencari kata-kata yang tepat sebagai pengganti permintaan maafnya. "... Walaupun begitu, sepertinya kau cukup memperhatikan nyonya dengan baik."
Tapi tak ada respon setelahnya. Ketiganya dilanda kecanggungan. Terutama Zera yang terlihat murung.
"Ma-maaf kalau aku mengungkitnya."
Tetap tak ada respon.
"Hei... Setidaknya jawab dong!"
"Brengsek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle of Villainess
FantasíaAdriana Kalevi adalah Duchess yang disegani di kekaisaran Nathanael. Sifatnya yang dingin, bengis, dan tertutup menjadikannya salah satu orang yang paling ditakuti dengan julukan 'Dewi Kematian' di usianya yang masih muda. Meskipun dihormati rakyat...