Kamu membuka kedua mata perlahan, pusing. Lehermu terasa sakit. Hal pertama yang kamu lihat adalah langit-langit putih, dan hal pertama yang kamu rasakan adalah sebuah usapan di punggung tangan. Kamu menoleh.
"Sekarang gimana?" tanya cowok itu.
Kening kamu berkerut tipis, bingung. Kamu seolah baru terbangun dari tidur langsung disodori pertanyaan yang tidak kamu mengerti.
"Lanjut atau udahan?"
"Ha?" Kamu Mengerjap. "Maksudnya?"
"Gue dan lo," kata cowok itu.
"Kita kenapa?"
"Bukan lagi kita, gue dan lo."
Dia menatapmu datar tidak seperti biasa, membuat perasaanmu berdesir tidak enak. Usapan lembut itu juga berubah menjadi cengkraman kuat yang membuatmu meringis.
"Gue gak bisa pura-pura lagi, gue gak bisa lanjutin hubungan ini," katanya. "Tujuan gue udah terpenuhi, sekarang gue mau mengakhiri semuanya."
Cowok itu beranjak, membuat rasa tidak rela menguar dalam dirimu. Kamu menggeleng pelan, antara bingung dan tidak percaya.
Dia membungkuk, mendekatkan wajahnya, membuatmu bisa merasakan hembusan napasnya di depan wajahmu.
"Y/n, ayo putus," katanya, berbisik tepat di dekat telingamu. Membuat sesuatu di dalam dirimu patah seketika. Tidak ada suara dan luka yang terlihat, tapi ada hal besar yang runtuh dan rusak bersamaan.
"Jangan cari gue lagi."
Kamu menggeleng. "Kenapa?"
"Karena gak seharusnya ada kita antara gue dan lo, perbedaannya terlalu jauh dan gak akan bisa ditembus."
"Maksudnya gimana, sih? Aku gak ngerti!"
"Gak usah ngerti, semuanya memang harus segera berakhir. Gue pergi dulu,"
"ENGGAK!"
"Khamcagi!"
Kamu meringis saat mendengar pekikan itu, kelopak matamu bergerak perlahan. Rasa pusing menghantam kepalamu ketika memaksa membuka mata dan melihat cahaya terang.
"Y/n, lo udah bangun?" Suara tirai disibak dengan tidak santai juga terdengar setelahnya.
Kamu mengerjap untuk menghilangkan sensasi sengatan yang kepalamu rasakan karena tindakan bodoh langsung membuka mata tadi. Setelah semuanya berangsur pulih, kamu membukanya perlahan. Hal pertama yang terlihat adalah langit-langit putih, kamu mengepalkan kuat kedua tanganmu.
Kenapa rasanya seperti deja vu?
"Hei,"
Kepalamu menoleh pelan dengan rasa takut yang sudah menguasai separuh kesadaranmu. Tapi bukannya cowok itu, yang kamu lihat adalah sosok Giselle dan Karina dengan raut khawatir mereka.
"Lo gak apa-apa?"
"Kenapa teriak?"
"Lo mimpi buruk?"
"Gimana bisa pingsan, sih?"
Pingsan?
Kamu mengerutkan kening, pusing lagi. Karina keluar dari ruangan berskat tirai hijau ini, dan kembali dengan segelas teh hangat.
"Ayo minum dulu," katanya.
Giselle membantumu beranjak, lalu kamu minum perlahan, rasanya jadi sedikit lebih tenang, detak jantungmu yang sempat berpacu cepat kini mulai terasa normal.
"Gue pingsan?" tanyamu. Giselle dan Karina mengangguk.
"Lo sakit?" Giselle mengulurkan tangan menyentuh dahimu. "Panas dikit," katanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/262386855-288-k683857.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Meteor Garden - Yoshinori [00L Imagine] [SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] Yang pasti ini bukan kisah manis masa SMA seperti drama Meteor Garden! #1 Imagine [18-04-2022] #1 Imagine [01-05-2022] #1 Imagine [15-07-2022] ⚠️ Imagine ⚠️ Pasangan di cerita ini murni untuk kepentingan cerita ⚠️ Apa pun yang ada...