14.

598 134 4
                                    

"Jeongwoo, Jisung. Kalian berdua pulang aja, kan besok sekolah." Kamu mengusap kepala Jeongwoo yang rebahan di sofa, sementara Jisung duduk sambil membaca buku. "Biar kakak yang temenin Bunda di sini."

Jeongwoo beranjak duduk. "Kak Y/n nggak sekolah?"

Kamu tidak langsung menjawab, malah menatap si kembar bergantian, lalu menarik kedua ujung bibir membentuk senyum tipis yang terlihat tulus.

"Kakak izin dulu hari ini mau jagain Bunda. Nanti kalian pulang sekolah ke sini ya, gantian. Kakak mau kerja."

Jeongwoo dan Jisung bertatapan cukup lama, kamu tahu mereka sedang berdebat lewat tatapan itu. Jisung yang setuju perkataan kamu, sementara Jeongwoo menolak.

Kamu tersenyum saat keduanya melotot, dua bocah ini masih sama saja. Setidaknya masih ada keributan Jeongwoo dan Jisung yang selalu bisa membuat mood kamu membaik, walau kadang menyebalkan kalau sudah kelewatan.

"Ini uang jajan sekaligus buat beli sarapan, inget ya harus sarapan besok," pesan kamu, memberi uang pada Jeongwoo dan Jisung.

Jisung menunduk menatap uang itu, lalu menyodorkannya kembali. "Kakak simpan aja uangnya, aku masih punya kok."

Jeongwoo yang melihat sang kakak ingin mengembalikan uangnya, punya inisiatif yang sama dan akhirnya menyodorkan kembali uang itu.

"Aku juga masih ada sisa kemarin."

Kamu memegang tangan dua bocah itu, mendorongnya pelan. "Simpan aja, kalau kalian butuh lagi bilang aja ke kakak, oke?"

Jeongwoo dan Jisung memberi tatapan yang sama, membuat kamu berusaha menarik kedua sudut bibir. Dua bocah itu pasti tidak enak jika harus menerima uang dari kamu terus, tapi kamu paham mereka juga banyak kebutuhan sementara jatah dari Bunda tidak menentu.

"Jangan makan mie instan, oke? Uang itu cukup untuk makan malam, sarapan, sama jajan di sekolah. Besok makan siang bareng sama kakak di sini, biar kakak yang beliin."

Kamu mengusap puncak kepala Jisung dan Jeongwoo yang menunduk. Dua bocah SMP itu lebih tinggi dari kamu, membuat kamu harus sedikit mendongak saat berbicara dengan mereka.

Rasanya waktu berlalu begitu cepat, dulu bocah-bocah ini dititipkan saat mereka baru bisa berjalan. Dan sekarang sudah sebesar ini, kamu tersenyum haru. Kalian sudah bersama-sama selama bertahun-tahun dan tidak sadar telah tumbuh dewasa bersama. Jadi jangan tanyakan seberapa besar sayang kamu pada si kembar Jisung dan Jeongwoo.

.
.
.
.
.

Pukul 10 malam, kamu belum bisa tidur walau rasanya sudah mengantuk. Sepertinya kamu tidak akan bisa tidur malam ini, karena itu kamu sangat tidak suka harus menginap di rumah sakit.

Kamu memutuskan untuk keluar mencari angin dan juga membeli minuman hangat.

Saat melewati persimpangan lorong, kamu melihat seseorang duduk di kursi tunggu depan ruangan di ujung lorong ini. Kedua mata kamu menyipit, merasa tidak asing.

Setelah memastikan kalau itu benar-benar orang yang kamu kenal, kamu mendapat satu ide. Kamu melanjutkan langkah menuju kantin rumah sakit untuk membeli minuman hangat.

Setelah membeli dua cup minuman, satu teh dan satu kopi hangat. Kamu kembali ke jalan yang tadi melewati persimpangan lorong. Orang itu masih di sana saat kamu kembali, dia bahkan masih menunduk seperti sebelumnya.

"Ehm, permisi?" sapa kamu setelah sampai di depannya, namun tidak ada respon.

Kamu memiringkan kepala, sedikit merendah untuk memastikan apakah cowok itu tertidur. Tapi saat wajah kamu sejajar dengan kepala cowok berjaket hitam itu, dia malah menegakkan kepala.

Bukan Meteor Garden - Yoshinori [00L Imagine] [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang