16.

649 136 17
                                    

Pulang sekolah, seperti biasa kamu langsung pergi ke Cafe Joy untuk bekerja part time. Hari ini ada pegawai yang tidak bisa masuk, jadi tugas kamu bakal lebih banyak dari biasanya.

"Y/n, americano meja empat!"

Kamu menoleh saat mendengar suara  Seulgi, salah satu pegawai di Cafe Joy yang lumayan dekat dengan kamu. Kamu mengangguk dan langsung membuatkan pesanan serta mengantarnya.

"Ice americano atas nama Yo--shi?"

Cowok berjaket hitam itu menegakkan wajah, lalu menarik kedua ujung bibirnya.

"Bener ternyata lo kerja di sini?"

Kamu langsung memasang wajah masam dan meletakkan cup berisi pesanan cowok itu.

"Selamat menikmati," ucap kamu, lalu berbalik.

"Bentar," cegah Yoshi sebelum kamu melangkah, membuat kamu menoleh.

"Ada yang ingin dipesan lagi?"

Yoshi terkekeh. "Nggak usah formal gitu, duduk sini gue mau ngomong bentar."

Kamu menghela napas. "Maaf, saya harus bekerja. Kalau ada yang anda butuhkan--"

"Gue butuh lo," sahut Yoshi. "Duduk dulu makanya, dengerin gue mau ngomong."

Kamu mengerutkan kening tidak suka, memang benar gossip yang kamu dengar mengenai cowok anggota F5 ini. Dia seenaknya dan tidak suka penolakan, entah apa yang dipandang para cewek pengagum cowok ini.

Kamu mengalah daripada terjadi keributan, kamu menarik kursi dan duduk di hadapan cowok itu, berbatas meja bundar Cafe.

"Ada apa? Penting nggak?" tanya kamu, malas.

Yoshi mengedikkan bahu. "Nggak penting-penting banget sih, tapi-- eh mau ke mana?"

Kamu sudah beranjak hendak pergi setelah mendengar jawaban cowok itu, sudah jelas kan kalau obrolan ini tidak penting?

"Kalau nggak penting, buat apa gue buang-buang waktu? Mending juga lanjut kerja."

Yoshi menaikkan sebelah alisnya, lalu tertawa kecil. "Waktu lo yang terbuang bakal gue ganti, gue bayar americano ini tiga kali lipat, sisanya tips buat lo."

Kamu mengernyit. "Gampang banget ya buat lo buang-buang duit kayak gitu? Sementara gue harus banting tulang pulang sekolah gini buat nyambung hidup." Emosi kamu mulai terpancing.

Kamu menarik napas. "Yosh, gue lagi males marah-marah ya, gue mau kerja lagi. Selamat menikmati, mas pelanggan." Kamu menunduk lalu berjalan mundur dua langkah.

Setelah berbalik, kamu menghela napas. Untung saja kamu ingat sedang di mana sekarang, dan posisi apa yang kamu miliki. Kalau membuat keributan saat Cafe sedang ramai seperti ini, bisa-bisa kamu langsung ditendang ke luar.

Sepertinya hari-hari kamu di Cafe ini tidak pernah mudah. Mulai dari si pelanggan tetap, Haechan. Seungmin yang suka nelpon biar dibeliin soto, dan sekarang? Yoshi? Sebenarnya kamu pernah melakukan kejahatan apa sih di masa lalu sampai---

"Hei Y/n, ayo pacaran!"

Satu meter lagi kamu mencapai meja bar Cafe, langkah kamu langsung tertahan. Kamu terdiam di tempat, mencerna kalimat yang diucapkan suara berat itu.

Cafe mendadak senyap seperti dipasang alat peredam suara, kamu tidak bisa bergerak bahkan hanya untuk menutup mulut yang terbuka sedikit karena menggerutu.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara langkah mendekat, suara pertama yang terdengar setelah keheningan yang cukup panjang. Napas kamu tertahan, tapi jantung kamu malah berpacu lebih cepat. Sampai kamu merasakan ada seseorang yang berdiri di belakang kamu.

"Mulai hari ini, sore ini, di Cafe Joy, dan semua orang di sini adalah saksinya." Suara berat itu terdengar sangat dekat. "Lo jadi pacar gue."

.
.
.
.
.
.

"Lo gila apa lagi mabok? Sadar nggak apa yang tadi lo bilang? SINTING YA?!"

Kamu langsung menarik Yoshi keluar dari Cafe setelah berhasil mengumpulkan kesadaran, dan langsung menyemprot cowok itu dengan nada tinggi.

Yoshi menggeleng. "Gue waras, sadar, nggak mabuk. Kalau nggak percaya, coba periksa sendiri."

"Eh, ngapain!" Kamu reflek bergerak mundur saat tiba-tiba Yoshi bergerak maju sangat dekat sambil sedikit membungkuk hingga wajah kalian sejajar.

Yoshi menarik tubuhnya dan kembali berdiri tegak. "Gue minta lo periksa sendiri, nggak ada bau alkohol, kan? Gue nggak mabuk."

Kamu mengerutkan kening, bingung dan kesal bercampur menjadi satu. Mulut kamu terbuka namun kembali terkatup lagi setelah mendesis kesal karena tidak tahu harus mengucapkan apa.

Yoshi malah terkekeh. "Nggak bisa berkata-kata, ya? Terlalu shock karena tiba-tiba gue ajakin pacaran?" tanya cowok itu.

Kamu mendelik, tapi tidak menjawab. Bukan membenarkan ucapan cowok itu, tapi sekarang yang ada di pikiran kamu hanya umpatan dan sumpah serapah. Kalau kamu keceplosan, bisa-bisa ngerapp yang keluar badword semua.

Kali ini Yoshi menarik kedua bibirnya, tersenyum. "Terima nasib aja ya, sekarang lo pacar gue. Udah sana balik kerja, pulang jam berapa nanti gue jemput."

Kamu melotot. "NGGAK USAH!" jawab kamu, nge gas.

"Mana boleh kayak gitu, sebagai pacar yang baik---"

"SIAPA YANG PACARAN SIH?!"

"Lo sama gue," jawab Yoshi santai, cowok itu menatap ke arah belakang kamu yang membuat kamu ikut menoleh.

Kedua mata kamu membulat saat melihat Haechan berdiri tidak jauh dari tempat kamu dan Yoshi, cowok itu hanya diam di sebelah motornya, tapi kamu tahu Haechan pasti kaget.

Orang kamu juga kaget!

"Kayaknya kita bakal jadi couple goals seangkatan nih, eh-- atau seantero SMA Impian ya?"

Kamu terkejut karena Yoshi tiba-tiba merangkul leher kamu dari samping, tatapan cowok itu masih tertuju pada Haechan. Kamu menatap tidak suka dan langsung menghempaskan tangan cowok itu.

Yoshi hanya tersenyum, cowok itu malah memainkan ponselnya, lalu menatap kamu.

"Coba periksa hp lo," ujar Yoshi.

Kamu mengerutkan kening, tapi tetap mengambil ponsel yang ada di saku celemek. Ada panggilan masuk dari nomor yang tidak kamu ketahui, ponsel kamu sengaja diatur mode hening agar tidak mengganggu saat sedang bekerja.

"Nomer gue save ya, jangan lupa kasih emot love. Kita kan pacaran." Tangan Yoshi terulur mengusap puncak kepala kamu. "Gue pulang dulu, nanti dateng lagi buat jemput lo. Jangan kabur."

Cowok itu tersenyum pada kamu, lalu menatap Haechan yang masih berdiri di sana sebelum pergi mengambil motornya.

Setelah motor merah Yoshi meninggalkan area Cafe, kamu langsung berlari menghampiri Haechan yang masih saja diam.

"Chan, gue bisa jelasin, yang lo lihat tadi--"

"Jelasin apa sih?" tanya Haechan, dengan nada seperti biasa. "Ayo masuk buatin gue Latte, gue nggak mau minum kalau bukan lo yang buatin nih."

Haechan tersenyum tengil sambil memainkan alis seperti biasanya, lalu berjalan meninggalkan kamu menuju Cafe. Kamu terdiam menatap punggung Haechan sampai menghilang masuk Cafe, kenapa cowok itu tidak bertanya seolah tidak melihat apapun?

Apa--  LOH KAN HAECHAN TEMANNYA YOSHI?! Jangan-jangan pinjem ponsel kamu buat ambil foto pacarnya Yoshi yang lagi selingkuh waktu itu cuma akal-akalan dia aja?!

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Selasa, 01 Juni 2021

Bukan Meteor Garden - Yoshinori [00L Imagine] [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang