24.

551 128 23
                                    

Kamu sadar sejak tadi menjadi pusat perhatian teman-teman sekelas kamu, tapi kamu mencoba tidak peduli. Sekarang jam pelajaran olahraga, kamu menunggu teman-teman kamu keluar kelas dulu baru kamu menarik lengan yang sejak tadi kamu tutupi dengan hoodie di atas meja.

"Dipukul siapa?" tanya suara berat di samping kamu yang membuatmu menoleh.

Kamu membulatkan mata, dengan cepat menggeleng. "I-ini jatuh! Iya jatuh!" jawab kamu, lalu meringis.

"Lo pikir gue bocah? Jelas ini luka pukulan, lo dipukul siapa?"

Kamu melihat sekeliling kelas, sepi. Hanya ada kamu dan cowok ini, Soobin.

"Nggak ada yang nguping, kalau nggak mau ngasih tau yaudah. Gue nggak kepo," ujar cowok itu, lalu melangkah keluar kelas meninggalkan kamu menyusul yang lain ke lapangan olahraga.

Kamu menghela napas, lalu beranjak dari kursi dan melangkah menuju pintu. Setelah ini pasti akan makin banyak yang memerhatikan kamu karena lengan yang garis-garis merah ini.

"Gue harus jawab apa kalau ada yang nanya, masa gue jawab dihukum Bunda?"

Kamu terkejut dan reflek mundur satu langkah saat ternyata Soobin masih ada di sebelah pintu. Cowok itu menoleh dengan raut datarnya, membuat jantung kamu berdetak tak karuan.

Apa Soobin mendengar gerutuanmu?

"Ikut gue."

.
.
.
.
.

Kamu menoleh pada Soobin yang tampak santai menikmati minuman dingin di tangannya, cowok itu mendongak dengan mata menyipit menatap langit biru dari bawah sebuah pohon besar di belakang gedung sekolah.

"Darimana lo tau kalau hari ini kelas kita jamkos?" tanya kamu yang duduk di sebelah Soobin, jarak satu meter.

Soobin hanya mengedikan kamu, membuat kamu mendesis. Mau kesal tapi apa gunanya kesal pada cowok itu, sampai akhirnya kamu ingat kalau Soobin-- dan F5, punya koneksi khusus dengan sekolah ini.

"Udah diobatin?" tanya Soobin setelah jeda diam.

Kamu mengangguk pelan. "Diobatin Adik gue."

Soobin manggut-manggut. "Bentar lagi sembuh."

"Iya." Kamu ikut menatap langit cerah pagi ini. "Udaranya enak, darimana lo tau tempat ini?"

"Dari Yiren," jawab Soobin, membuat kamu langsung menoleh pada cowok itu.

Yiren? Mantannya Yoshi?

"Iya," jawab Soobin seolah bisa mendengar pertanyaan yang kamu ucapkan dalam hati. "Gue pernah ke sini waktu SMP sama Yiren, Abang dia sekolah di sini, dulu."

Kamu mengangguk pelan, walau sebenarnya tidak mengerti kenapa tiba-tiba Soobin menceritakan hal itu.

"Gue pernah pacaran sama Yiren."

"Ha?!"

Okei, kamu yang udah bingung dibuat makin bingung sekaligus kaget.

"Sebelum pacaran sama Yoshi, Yiren pacar gue," jelas Soobin. "Tapi Yoshi nggak tau."

Entah sadar atau tidak, mulut kamu sedikit terbuka. Kaget sekaligus tidak percaya. Tidak percaya maksudnya-- seorang Soobin?

"Gue putus sama dia karena adik gue, Sanha, suka sama Yiren juga. Tapi setelah tau alasan gue putus, Sanha malah jauhin Yiren." Soobin bercerita dengan santainya. "Sebulan kemudian Yiren pacaran sama Yoshi."

"Dulu sempat ada sedikit keributan antara Yoshi dan Bomin juga."

Dan lagi yang lebih mengherankan, kenapa Soobin menceritakan padamu?

Bukan Meteor Garden - Yoshinori [00L Imagine] [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang