Bab 22. Rahasia yang Terungkap

1.3K 256 9
                                    

PDF tersedia. Harga 50rb. Minat DM ya. ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto. 

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)

Genre : Romance, Fantasy, Drama

Note : Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Healer Princess

Bab 22. Rahasia yang Terungkap

By: Fuyutsuki Hikari

.

.

.

Sasuke membawa tubuh gemetar Naruto dalam gendongannya. Ekspresi pria itu tidak terbaca, sementara yang lebih muda menangis tanpa suara.

"Nyon—" Suara Samui terhenti seketika. Melihat kondisi tuannya saat ini membuat wajah pelayan itu sepucat kapas. Samui menutup kembali pintu ruang istirahat, bergegas menuju ruangan lain untuk menyiapkan teh herbal.

"Maaf!" Sasuke bicara lirih. Ia membaringkan Naruto di atas ranjang sederhana di dalam ruangan lain, lalu beranjak untuk bergabung bersamanya. "Maaf aku tidak ada untuk melindungimu."

Naruto tidak menjawab. Air mata wanita itu terus turun tanpa bisa dihentikan. Keheningan di dalam ruangan membuat udara terasa semakin memberat. Rasa sakit menyelinap ke dalam dada yang lebih tua. Selama ini dia tidak pernah memikirkan mengenai kondisi kejiwaan Naruto setelah peristiwa mengerikan itu terjadi. Naruto selalu bisa menyembunyikan perasaannya dengan baik, pun dengan ketakutan dan trauma yang dimilikinya..

"Sayang?"

"Mereka membunuh semua orang." Naruto mencicit, takut. Tubuh wanita itu meringkuk, wajahnya ditenggelamkan di dalam kedua telapak tangan. "Ibu, ibu memintaku untuk lari. Seharusnya aku tidak lari."

Tenggorokan Sasuke tercekat, seolah ada sebuah batu yang berdiam di sana. Lidahnya terasa kelu, rasa sakit yang dirasakan oleh Naruto membuat dada pria itu sesak.


"Seharusnya aku tidak lari." Naruto kembali bicara dengan suara patah-patah. Air mata wanita itu turun semakin deras. "Seharusnya aku juga mati di sana. Ibu dan ayah pasti kesepian."


"Tidak. Kau tidak boleh berpikir seperti itu!" Sasuke mendekap tubuh sang istri, erat. Ia merasa takut. Pemikiran Naruto membuatnya kalut. "Kau harus hidup. Orang tuamu akau sedih jika kau berpikir seperti itu."


Naruto tidak segera menjawab. Pikirannya masih berada di malam naas itu. "Mereka membakar semuanya." Secara tiba-tiba, wanita itu bergerak, beringsut ke sisi ranjang dan memeluk tubuhnya sendiri. "Ayah berjanji akan membawaku ke pasar malam saat aku ulang tahun, tapi tidak tidak bisa terjadi. Mereka membunuhnya. Semua orang dibunuh. Seharusnya aku juga mati malam itu."


Kedua matanya menatap kosong. Mulutnya terus bicara, meracau tidak jelas. "Mereka membunuh semuanya. Aku dan Samui lari. Ibu meminta kami untuk lari, dan dia terbunuh."Naruto terdiam, kedua tangan wanita itu bergerak, menjambak rambutnya sendiri.

TAMAT - Healer PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang