Bab 11. Sebuah Kesepakatan

8.3K 1K 121
                                    

PDF tersedia. Harga 50rb. Minat DM ya. ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto. 

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)

Genre : Romance, Fantasy, Drama

Note : Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Selamat membaca!

Healer Princess

Bab 11. Sebuah Kesepakatan

By : Fuyutsuki Hikari

Itachi tidak bisa membayangkan apa yang akan dikatakan keduanya jika tahu alasan dibalik kesediaan Sasuke dan Naruto untuk menikah. Mungkin ibunya yang saat ini tengah menangis penuh haru setelah Tsunade mengungkapkan niatnya akan merasa dikhianati, atau sebaliknya, ibunya akan tetap bersyukur karena Tian menakdirkan putra bungsunya untuk menikah dengan Naruto walau dengan jalan yang sedikit diluar akal sehat.

Putra pertama keluarga Uchiha itu mendesah, begitu panjang, seolah ingin mengeluarkan beban yang bercokol di dalam hatinya. Ia masih duduk di kursinya, menikmati teh yang disajikan para pelayan yang kini sudah mulai mendingin.

Sesekali Itachi melirik pada Naruto yang berdiam di dalam raga Sasuke. Mungkin ini hanya perasaannya saja, tapi Itachi merasa gadis remaja itu memaksakan diri untuk terlihat antusias. Ah, siapa yang bisa menyalahkan Naruto? Pikir Itachi. Adik Kyuubi itu memiliki alasan kuat untuk bersedih karena harus menikah dengan pria yang dibencinya. Namun, disisi lain dia tidak memiliki pilihan karena nyawanya dan nyawa banyak orang tengah dipertaruhkan saat ini.

"Aku merasa tidak enak karena permintaan cucuku membuat putra bungsumu harus menikah terlebih dahulu dari kakaknya." Ucapan Tsunade membawa Itachi kembali dari lamunan panjangnya. Kini tatapan semua orang tertuju padanya.

"Tidak masalah," katanya. Dengan lihai Itachi memberikan senyum terbaiknya sembari meletakkan cawan teh di atas meja. Ia meninju pelan bahu adiknya yang duduk tepat di sampingnya. "Akan menjadi dosa besar jika kita tidak segera menikahkan sejoli yang tengah dimabuk cinta," tukas Itachi. Ada nada humor terselip dalam suaranya saat ia mengatakannya.

Tsunade dan Mikoto tertawa renyah, keduanya mengangguk dengan semangat, sedangkan Fugaku yang sejak tadi belum mengatakan apa pun ikut mengangguk, samar. Walau terlihat tak acuh, Fugaku tidak bisa menyembunyikan perasaan gembiranya karena mimpinya untuk menyatukan keluarga Uchiha dan Namikaze akan segera terwujud melalui pernikahan Sasuke dan Naruto.

"Aku akan segera memanggil pendeta untuk mencari hari baik," kata Fugaku, angkat bicara. Tsunade dan Mikoto mengangguk setuju mendengarnya. "Bagaimana dengan persiapannya?" tanyanya setelah jeda sejenak. "Jika pernikahan dilangsungkan sebelum keberangkatan Sasuke, maka kita tidak memiliki banyak waktu untuk menyiapkan pesta besar."

Tsunade mengibaskan tangan dengan gerakan anggun di depan wajah dan menjawab, "Tidak perlu pesta besar," katanya, "kita bisa mengadakan pesta besar setelah mereka kembali."

Ia menjeda untuk mengambil napas panjang, tatapannya menerawang. "Masalah gaun pengantin, cucuku akan mengenakan gaun pengantin milik mendiang ibunya."

Pernyataan Tsunade menohok hati Naruto. Gadis remaja itu menundukkan kepala, menatap jemari tangannya yang saling bertaut di atas pangkuan. Hal itu membuatnya sedih karena pada hari pernikahannya bukan dirinya yang akan menggunakan gaun pengantin milik ibunya, tapi Sasuke. Kenyataan itu membuat air matanya menetes, dan dengan cepat ia memalingkan muka, mengelap air mata itu sebelum orang-orang menyadarinya.

TAMAT - Healer PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang