PDF tersedia. Harga 50rb. Minat DM. ^^
.
.
.
Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.
Pairing : SasuFemNaru
Rated : T
Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)
Genre : Romance, Fantasy, Drama
Note : Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!
Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.
Healer Princess
Bab 17. Jangan Banyak Bicara!
By: Fuyutsuki Hikari
Samui memijit kaki Naruto tanpa lelah. Dayang muda itu sangat khawatir karena tuannya terus mengeluh sakit kepala sejak tadi pagi. Di luar, matahari sudah berada di atas kepala, tapi Naruto masih enggan turun dari atas ranjang.
"Tidak biasanya aku sakit seperti ini." Ucapan Naruto terdengar seperti sebuah keluhan. Ia mengembuskan napas keras sembari memijit keningnya, pelan. Kedua mata wanita itu dipejamkan erat, menyembunyikan bola mata berwarna biru saphirenya yang lembut.
"Mungkin pengaruh arak yang Anda minum," kata Samui, terlihat khawatir.
Ia menjeda. Sedikit meragu sebelum mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya. "Mungkin Anda mengandung." Samui tersentak kaget saat tuannya tiba-tiba menggebrak sisi ranjangnya. Sungguh, jantung Samui serasa akan lepas karena kaget.
"Tidak mungkin," kata Naruto. "Tamu bulananku baru selesai minggu yang lalu dan terakhir aku—" Ia mengerjap, berdeham lalu kembali duduk bersandar ke kepala ranjang sementara Samui menatapnya lekat, kepalanya dimiringkan ke satu sisi, seperti berusaha memahami maksud tuannya, tapi gagal.
Satu tangan Naruto dikibaskan ke udara. "Yang pasti aku tidak hamil!" tegasnya, penuh penekanan. Ia menggelengkan kepala, pelan. "Untuk sekarang aku tidak hamil."
Samui pun mengangguk, tidak berani mengatakan apa pun setelahnya. "Nyonya, bagaimana jika hamba memanggil tabib?" tawar Samui setelah terdiam lama. Ia semakin khawatir karena tuannya terlihat sangat pucat.
Naruto menggertakkan gigi saat meludahkan kalimat di mulutnya. "Yang aku perlukan hanya udara segar." Lagi-lagi ia terdengar mengeluh. Naruto mengembuskan napas keras. "Tapi aku sudah berjanji kepada Sasuke tidak akan keluar rumah tanpa seizinnya."
Samui menganggukkan kepala. Kedua matanya bersinar. Dalam hati dia memuji kesungguhan Naruto untuk memenuhi janji kepada Sasuke. "Memang harus seperti itu." Delikan tuannya membuat Samui menutup rapat mulut.
"Kenapa kau membela suamiku sekarang?" tanya Naruto, sinis. "Apa kau bekerja sama dengan Sasuke untuk mengurungku di sini?"
Samui menghentikan pijitannya lalu bersujud. Tubuhnya gemetar hebat. "Hamba tidak akan mengkhianati Anda, Nyonya. Hamba tidak berani."
"Kau ini kenapa?" Naruto merengut, tidak suka. "Kenapa bersikap berlebihan? Sudah kukatakan, aku tidak menganggapmu sebagai 'hamba'. Kau temanku, saudariku. Apa kau mengerti?"
Samui merasa tersentuh. Namun, ia merasa tetap harus tahu diamana meletakkan diri. "Hamba tidak berani, Nyonya."
"Sudah hentikan!" pinta Naruto, melembut. Dia tahu tidak akan memudah meyakinkan Samui untuk bersikap seperti seorang teman. "Sepertinya aku ingin sup ayam jahe. Pergilah ke dapur dan minta pelayan membuatkannya untukku."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - Healer Princess
FanfictionSASUFEM!NARU FANFICTION Naruto, cucu dari tabib istana Tsunade sangat benci pada tunangannya sang jenderal perang Kerajaan Konoha yang terkenal dingin; Uchiha Sasuke. Gadis remaja itu bahkan bersumpah akan membuat Sasuke membatalkan pertunangan dian...