Bab 28.3 KEMBALI

721 77 1
                                    

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)

Genre : Romance, Fantasy, Drama

Note : Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Healer Princess

By: Fuyutsuki Hikari

.

.

.

Berita kelahiran putra serta kembalinya Sasuke disambut suka cita oleh pihak istana serta dua keluarga besar. Secara khusus, Kyuubi dan Tsunade meminta izin untuk pergi ke Utara, begitupun dengan Fugaku yang terlihat tidak sabar hingga meminta izin kepada raja untuk ikut pergi ke Utara.

Merasa ditinggalkan, Hashirama menghela napas. "Kalian pergi meninggalkanku secara bersama-sama," keluhnya. "Menjengkelkan saat orang-orang kepercayaanku tidak ada di sekitarku," keluhnya.

Hashirama mengembuskan napas panjang. "Aku juga ingin melihat putra Naruto. Bawa dia ke istana. Aku ingin melihatnya."

Fugaku, Kyuubi dan Tsunade hanya terdiam. Terkadang raja bisa sangat egois jika menyangkut cucu angkat kesayangannya.

"Mungkin akan lebih baik jika aku memanggil Sasuke dan Naruto kembali ke ibu kota," ujarnya, berpangku kaki."Benar, lebih baik aku memanggil mereka pulang," putusnya.

"Aku akan segera menyiapkan pejabat pengganti," ujar Hashirama pada akhirnya. "Setelah Minato tewas, kita belum memiliki Jenderal Benteng Ibu Kota," ia menyambung tenang. "Pergi, dan bawa mandatku bersama kalian!"

***

Sasuke menekuk kening dalam melihat dua rombongan keluarga besar datang mengunjungi kediamannya. Fugaku turun dari dalam kereta dengan penuh kebanggaan. Para penghuni kediaman sang jenderal muda segera bersujud saat Uchiha tua mengeluarkan sebuah perkamen yang berisi mandat raja.

Ada perasaan kosong saat mandat itu diterima, karena baik Sasuke atau Naruto sudah mulai terbiasa tinggal di tempat ini. Selain itu, Menma juga lahir di sini.

"Kenapa ekspresimu seperti itu? Tidak senang?" Fugaku bertanya tanpa ekspresi. Pria yang lebih tua merangkul pundak putra bungsunya dengan bangga. "Apa kau tidak mau kembali ke ibu kota?"

Sasuke tidak langsung menjawab. Pengalaman hidup membuat Uchiha bungsu terlihat sangat dewasa. "Bukan begitu, hanya saja sekarang tempat ini sudah menjadi rumahku," jawabnya.

Ia menjeda, pandangannya menyapu seluruh penjuru. Sasuke tahu jika keluarganya sangat merindukan Naruto. Lihat saja bagaimana Tsunade dan Kyuubi menangis penuh haru saat bertemu kembali dengan keluarga mereka yang telah lama tidak bertemu.

Namun, di sisi lain, Sasuke menyukai tempat ini. Dia merasa memiliki kewajiban besar dan berpikir bisa mengembangkan kemampuan dirinya di sini.

"Bicarakan dulu dengan istrimu tentang ini. Jika kalian ingin menetap di sini, ayah rasa raja akan marah besar."

Sasuke memijat tengkuknya yang tidak pegal. "Aku tidak bermaksud menampik anugerah yang diberikan oleh raja, tapi di sini aku akan jauh lebih berkembang," tukasnya, terdengar serba salah.

Fugaku mengangguk. "Pikirkan baik-baik sebelum mengambil keputusan!" tandasnya, bijak.

***

Berbeda dengan hari-hari biasanya, kediaman Uchiha bungsu begitu ramai. Para tamu yang datang dari ibu kota membuat ramai kediaman luas itu. Suara tangis bayi sesekali terdengar, sementara para orang tua terlihat sibuk menenangkan bayi itu dengan berbagai cara.

"Apa yang kau pikirkan?" Naruto duduk di samping Sasuke, menatap perilaku kerabat mereka yang terlihat sangat bahagia.

Sasuke menoleh saat Naruto menyandarkan kepala di bahunya. "Menurutmu bagaimana jika aku menolak mandate raja?"

Naruto menarik kepalanya dari bahu Sasuke. "Apa kau yakin?" Wanita itu balik bertanya, heran. "Aku tahu jika kau ingin bertahan dan berkembang di tempat ini, tapi menolak mandate raja?"

"Raja pasti murka."

Naruto mengangguk. "Apa kau lupa raja tidak pernah bicara lagi denganku setelah aku memaksa untuk menikah dan ikut bersamamu ke Utara?"

Bagaimana Sasuke bisa melupakan hal itu. Raja memang sangat marah, walau secara diam-diam tetap memperhatikan keselamatan Naruto. Terbukti dia mengirim prajurit dalam jumlah banyak untuk menjaga keselamatan cucu angkatnya saat serangan Suku Utara semakin meningkat.

"Bagaimana jika kita mengambil hatinya terlebih dahulu?" usul Naruto, menaik-turunkan alis. "Setelah itu, kau harus berusaha membuat jasa besar lagi untuk dipindahkan ke tempat ini."

"Terdengar tidak mudah." Sasuke menghela napas, panjang. "Bagaimana jika raja justru memberku jabatan yang lebih tinggi?"

"Bukankah itu lebih baik?" Naruto tertawa renyah. "Aku tidak peduli raja menempatkan kita di mana, selama aku masih bisa bersamamu dan Menma," hiburnya.

Ia menjeda untuk menarik napas. Tangannya terulur menangkup wajah suaminya yang masih terlihat gusar. "Kalian rumahku, kemana pun kau pergi, aku dan Menma akan ikut."

"Apa kalian tidak kasihan kepadaku?" Kyuubi berteriak keras dari arah gazebo. Ia berdiri berkacak pinggang, menatap sepasang suami istri itu denganekspresi sebal.

Naruto tertawa, sementara lengan kekar Sasuke melingkar di pinggangnya. "Kenapa kau tidak menerima lamaran Kakak Itachi saja?" Ia balas berteriak, membuat wajah Kyuubi memerah, menyebar hingga kedua telinganya.

"Aku tidak mau bicara lagi dengannya!" Kyuubi menyentakkan kaki, menunjuk ke arah Naruto saat bicara dengan Tsunade yang hanya bisa menggelengkan kepala. "Kenapa harus menyinggung Itachi?"

Siang itu bukan hanya Menma yang merengek karena selalu lapar, Kyuubi pun terus melayangkan protes karena digoda oleh semua kerabatnya. Bolehkah Naruto berharap kebahagiaan ini berlangsung selamanya?

Dalam hidupnya memang ada beberapa hal yang belum diraihnya. Namun, kehadiran Sasuke dan Menma membuat hidupnya menjadi lebih berwarna.

Lagi, Naruto bersyukur kepada Tian, karena takdir membuatnya dan Sasuke bertukar jiwa. Dalam waktu singkat mereka akhirnya bisa mengerti pribadi masing-masing hingga cinta pun hadir. Benar, siapakah yang akan menyangka jika perasaan benci itu berubah menjadi cinta sepenuhnya?

Ayah, ibu aku menemukannya. Aku menemukan pria yang mencintaiku dan aku pun mencintainya. Kami akan hidup dengan baik, dan mengenai Kak Kyuubi, aku yakin dia pun akan segera menemukan kebahagiaannya.

Naruto tersenyum saat menatap langit biru di kejauhan. Baginya, langit tidak pernah seindah ini sebelumnya.

.

.

.

THE END

TAMAT - Healer PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang