Bab 14. Alasan Sasuke Part 1

4K 584 40
                                    

PDF tersedia. Harga 50rb. Minat DM ya ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo(s)

Genre : Romance, Fantasy, Drama

Note : Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Healer Princess

Bab 14. Alasan Sasuke Part 1

By: Fuyutsuki Hikari

.

.

.

Naruto masih tidak bisa mengerti kenapa Sasuke begitu marah. Sudah tiga hari ini suaminya itu tidak menyapanya. Ah, bukan berarti Naruto peduli. Tidak. Wanita itu hanya butuh teman bertengkar. Itu saja, tidak lebih.

Suara langkah kaki membuat Naruto mengangkat wajah dari buku yang tengah dibacanya. Ekspresinya mencerah saat mendapati Sasuke yang berada di dalam raga Naruto asli melangkah masuk ke dalam ruang kerja dengan ekspresi masam.

"Ibunda memanggilmu." Hanya itu yang dikatakan Sasuke sebelum membalikkan badan dan hendak berjalan pergi. Namun, dengan cepat Naruto bangkit dari tempat duduknya, berlari lalu meraih pergelangan tangan Sasuke. Dia mengurung tubuh Sasuke diantara tembok dan tubuhnya. "Apa yang kau lakukan?" Sasuke bertanya dengan nada yang sama. Menjengkelkan rasanya saat raga aslinya digunakan oleh Naruto untuk menekannya.

Naruto tidak langsung menjawab. Ia menyipitkan kedua matanya lalu bertanya, "Kenapa kau begitu marah kepadaku?"

Sasuke membisu. Ia memilih melempar pandangan ke arah lain. Hei, kenapa dia seperti wanita yang tengah merajuk saat ini. Dengan cepat Sasuke kembali mengarahkan pandangannya, menatap kurus Naruto dengan dagu diangkat tinggi. "Kau masih tidak tahu alasan kenapa aku marah?"

Gendikan bahu Naruto menjawab pertanyaan Sasuke. Wanita itu melepaskan kurungannya lalu melipat kedua tangan di depan dada. "Aku tidak bisa menemukan kesalahanku dari pembicaraan terakhir kita." Itu memang kebenarannya. Naruto memang tidak tahu kenapa Sasuke begitu marah kepada dirinya. "Apa aku mengatakan sesuatu yang menyinggungmu?" Ia bertanya dengan nada polos hingga Sasuke kehilangan kata-kata. Pria itu mengurut ujung hidungnya, pelan.

"Kau memuji pria lain di hadapan suamimu." Akhirnya kalimat itu meluncur dari mulut Sasuke. Persetan jika Naruto menganggapnya kekanakan.

"Kau cemburu?" Pertanyaan itu dilontarkan dengan nada tidak percaya. Naruto mendorong pelan bahu Sasuke yang menetap di dalam tubuh aslinya. "Sasuke, kau cemburu?" Ia mengatakannya untuk kedua kali. 

Giliran Sasuke yang mendorong dada bidang dirinya sendiri. Ia berjalan melewati Naruto menuju ke sisi lain ruangan. Ditatapnya lama rak-rak buku dihadapannya. "Memangnya kenapa jika aku cemburu? Apa aku tidak memiliki hak untuk itu?"

"Tapi kau tidak menyukaiku," Naruto bergumam, menundukkan kepala. "Kau tidak mungkin cemburu hanya karena aku menyukai pria lain, kan?"

Sasuke langsung berbalik sembari menunjuk ke arah Naruto. "Apa kau tidak malu mengatakan hal itu di depan suamimu sendiri?" raungnya, marah. "Secara terang-terangan kau mengatakan menyukai pria lain!" Ucapan Sasuke membuat Naruto tergagap. Wanita itu memandang suaminya dengan mulut terkatup rapat. Ekspresinya terlihat bingung sekaligus tidak percaya. "Apa? Apa?" Sasuke bergerak maju, menekan tubuh Naruto ke arah tembok. "Merasa bersalah?" tanyanya, penuh penekanan. "Tentu saja kau harus merasa bersalah," sambungnya. "Istri mana yang secara terang-terangan mengatakan kepada suaminya jika dia menyukai pria lain?"

TAMAT - Healer PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang