00.04 ; daydreaming

4.2K 340 10
                                    

"Iya, sebentar," Ahra melangkah sembari mencoba mengikat rambutnya yang sepanjang bahu itu menjadi satu.

Ini adalah hari Minggu, seharusnya dia bisa bersantai. Tapi sepagi ini entah kenapa ada yang memutuskan untuk menjadi seorang bajingan dan menganggu waktu liburnya.

Oh iya, malam itu lukisan Ahra terjual kepada seorang kolektor seni.

Yap, benar. Tuan Oh Sehun.

Ahra bahkan merasa takjub saat pria itu dengan teguh terus menawar lukisan Ahra. Akhirnya, setelah persaingan sengit dengan seorang tamu berkewarganegaraan asing, Tuan Oh Sehun berhasil mendapatkan lukisan Ahra dengan harga dua juta tujuh ratus lima puluh ribu won. Membuat isi kepala Ahra sesaat seperti sebuah sebuah laman kosong—pening, karena dia tidak habis pikir.

Lukisannya? Terjual dengan harga setinggi itu?

Sebenarnya dia tidak terkejut saat Tuan Oh Sehun menawar untuk lukisan itu, karena sendiri sudah sempat berbincang dan pria itu mengatakan pada Ahra bahwa dia menyukai lukisannya, tetapi Ahra sendiri masih terkejut saat melihat sendiri bagaimana Tuan Oh terus menerus mengajukan penawaran hingga menembus angka dua juta won.

Dia sempat menemui Tuan Oh Sehun sekali lagi malam itu, mengucapkan banyak sekali kata terimakasih karena sudah berpartisipasi dalam acara penggalangan dana fakultas mereka. Setelahnya, Ahra memutuskan untuk mendonasikan seluruh uang dari hasil penjualan lukisannya kepada tim penggalangan dana—seharusnya Ahra mendapatkan sepuluh persen dari total uang yang didapatkan saat karyanya dilelang, tapi dia memutuskan untuk tidak mengambil sepeserpun.

Dan sekarang, satu minggu sudah berlalu sejak hari dimana acara itu diadakan. Ahra kini sedang bersantai sendirian karena ini adalah hari Minggu. Haneul, roommate-nya hari ini ada jadwal shift siang hari di kafe tempatnya bekerja.

Dia memang menyewa sebuah apartemen dua kamar dengan seorang gadis lain yang sedikit lebih tua dari dirinya. Bagaimanapun juga, Ahra berpikir tinggal bersama orang lain lebih baik dari pada bersama ibunya dan ayah tirinya.

Saat Ahra sudah mencapai pintu apartemennya itu, dia segera membuka pintunya—dan terdiam sesaat melihat siapa yang berdiri disana.

Kim Min-gyu.

Ahra sempat melihat pemuda itu menghela nafas sesaat melihat Ahra membukakan pintu apartemennya. Melihat kembali wajah laki-laki itu membuat rasa jengkel Ahra naik pesat ke ubun-ubun.

"Mau apa lagi kau kesini?!" dengan wajah muak dia segera menyentak Min-gyu yang masih berdiri di hadapannya. Laki-laki itu terlihat meringis sesaat mendengar nada dari kalimat Ahra.

"Ahra—"

"Tidak, Min-gyu. Apapun itu, aku tidak ingin mendengarnya. Tidak sama sekali," Ahra mengangkat tangannya yang tidak menahan pintu, dan kedua sisi bahu Min-gyu segera merosot turun mendengarnya.

"Aku—aku mohon.."

"Min-gyu—"

"—aku sudah memutus hubungan sepenuhnya dengan Hyerin. Aku bersumpah."

Ahra menatap kedua mata Min-gyu dengan intens.

Apa laki-laki ini serius? Apa dia serius berpikir kalau Ahra akan memberikannya kesempatan kedua setelah apa yang dia lakukan?

Oh, kalian tidak akan percaya apa yang Ahra temukan empat hari yang lalu. Setelah acara penggalangan berakhir, Min-gyu sama sekali tidak menghubungi dirinya atau bahkan membalas pesan yang Ahra kirim. Karena Ahra merasa buruk, gadis itu akhirnya memutuskan untuk datang ke kamar asrama Min-gyu dan berniat meminta maaf—Ahra bahkan sudah membawa cheesecake kesukaan kekasihnya itu sebagai bagian dari permintaan maafnya.

Céleste • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang