00.08 ; etérea

2.8K 289 8
                                    

Bayangan Ahra tentang galeri seni milik Tuan Sehun salah besar. Awalnya dia berpikir tempat itu berusia tua, berdebu dan lembab, serta memiliki kesan gelap karena memiliki banyak barang antik—tapi justru sebaliknya, galeri seni milik Tuan Oh Sehun ternyata sangat luas, bagian halaman depannya bahkan sepertinya muat untuk parkir tujuh hingga delapan mobil sekaligus.

Tuan Sehun tersenyum saat dia membuka pintu utama bangunan itu, kemudian tergelak kecil melihat bagaimana takjubnya kedua netra milik gadis mungil itu saat memandang sekelilingnya.

Ahra tanpa sadar melangkah mendahului pria itu, kedua netra besarnya masih memandang takjub berbagai jenis karya seni dan barang antik di dalam ruangan yang super luar dan besar itu.

Tempat itu tak ubahnya seperti sebuah ballroom megah dengan berbagai macam benda-benda indah yang disukai oleh Ahra.

Gadis itu tanpa sadar tersenyum lebar, kilauan bahagia di kedua netranya juga semakin bersinar.

"Selamat datang di Etérea," Tuan Sehun berucap dari belakang posisi Ahra berdiri saat ini, membuat gadis itu segera tersadar dari euforianya dan refleks menoleh ke belakang—tempat Tuan Sehun berdiri saat ini.

Semburat merah memenuhi kedua sisi pipi Ahra, dengan malu-malu, dia kembali melangkah mendekati Tuan Sehun yang masih berdiri di dekat pintu masuk.

"Maafkan saya, Tuan. Saya terlalu antusias melihat semua koleksi anda," gadis itu berucap, tertawa malu, membuat Sehun ikut terkekeh pelan.

"Santai saja, Ahra. Lagipula kau akan tinggal disini juga nantinya, aku pikir kau harus mulai bisa terbiasa," jawab pria itu dengan ramah, sama sekali tidak merasa keberatan dengan sikap gadis itu, sebaliknya, pria itu berpikir bahwa Ahra begitu menggemaskan.

Ahra hanya tertawa kecil mendengar kalimat itu, dan dia akhirnya hanya mengangguk pelan.

"Ini adalah ruangan utama di bangunan ini," pria itu berucap, ikut memperhatikan sekeliling ruangan itu dimana banyak sekali benda-benda antik dan bernilai tinggi disimpan, "Tempatku menyimpan seluruh koleksi-koleksi milikku," Tuan Sehun akhirnya kembali melanjutkan.

Ahra yang kini sedang mengekor di belakangnya hanya mengangguk-angguk mengerti, dalam hatinya, gadis itu sedang berdecak kagum karena ada beberapa dari koleksi Tuan Sehun yang hanya pernah dia lihat di media elektronik.

Langkah kaki pria itu menuju sebuah pintu besar yang terbuat dari kaca buram, membukanya dengan hati-hati, Tuan Sehun menunjukkan pada Ahra ruangannya yang lain. Melangkah memasuki ruangan itu, mulut Ahra kembali membentuk huruf 'o' karena takjub dengan apa yang dia lihat.

"Tuan, apakah ini.."

"Studio fotografi, ya," Tuan Sehun tersenyum, melangkah masuk, membuat pintu kaca itu otomatis tertutup di belakangnya.

"Kau tahu seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi aku juga harus mengikuti arusnya. Orang-orang biasanya menyukai benda-benda yang terlihat bagus dalam fotografi, jadi disinilah aku mengabadikan koleksi-koleksi milikku. Pada satu waktu kau pasti akan melihat beberapa orang kru pemotretan datang ke tempat ini untuk melakukan sesi photoshoot, tapi itu juga tidak terlalu sering, hanya dalam beberapa waktu saja saat ada yang tertarik dengan koleksi milikku," Tuan Sehun menjelaskan, membuat Ahra mengangguk-angguk mengerti.

Melihat Ahra yang hanya memperhatikan keadaan di sekitarnya tanpa berucap apapun, pria itu kembali membuka suara, "Kalau ada sesuatu yang ingin kau tanyakan, katakan saja, Ahra."

Ahra kembali memusatkan fokusnya pada Tuan Sehun, tersenyum, dia kemudian bertanya pada pria itu, "Apakah.. apakah Tuan Sehun juga menyukai seni fotografi?"

Céleste • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang